haiii,,, buat semua yang masih menantikan MLU..
terima kasih banyak yang masih mau menunggu ceritaku yang amatiran ini, terima kasih buat vote dan juga komennya.
mohon masukannya buat ceritaku ini.
mohon maaf kalo ceritaku mungkin garing atau kaku.
aku masih dalam proses belajar :)
di sebelah aku kasih gambar kimbab, i love it!
enjoy the story :)
***
“Kalian sudah pulang?” sapa oma Ida melihat Ar dan Ara memasuki ruang tengah, dimana keluarganya –oma dan opa- tengah duduk santai.
“Iya, oma. Maaf kami pulang terlambat.” Balas Ara yang merasa tidak enak karena pulang larut.
Ar tersenyum, “Mama dan papa belum tidur? Lebih baik segera istirahat, ini hampir larut. Tidak baik bagi kesehatan mama dan papa.”
“Yaa baiklah, tadinya kami menunggu sampai kalian pulang. Karena kalian sudah pulang kami akan kembali ke kamar.” Sahut opa, yang sedang duduk sambil menonton televisi, lalu bangkit dan bersiap menuju kamarnya.
“Oh, ya, kalian sudah makan malam?” lanjut oma yang bersiap untuk beranjak.
Ara mengangguk sebagai jawaban.
“Sudah ma, kami makan malam di luar tadi. Sekarang segeralah istirahat.” Lanjut Ar.
“Baiklah, kalian juga istirahat ya!” Oma dan opa beranjak dari ruang tengah menuju kamarnya yang berada di di lorong sebelah kanan dari ruang tengah.
“Kau akan langsung tidur?” tanya Ar.
“Hem, sepertinya aku butuh mandi.” Jawab Ara sembari melihat keseluruh tubuhnya. Dia merasa lengkat, dan butuh sesuatu yang segar untuk menghilangkan rasa lelah pada tubuhnya.
Ar tersenyum, “Baiklah. Aku juga akan mandi. Setelah itu kembali lagi ke sini. Aku akan membuatkan susu vanilla kesukaanmu.”
Ara terkejut sekali lagi. ‘Wah, dia tau minuman kesukaanku sebelum tidur!’ pikir Ara.
“Kalau begitu aku ke atas sekarang.” Ara bergegas beranjak dari tempatnya berdiri menuju lantai atas letak kamar tempatnya menginap berada.
Setelah berada di kamarnya, Ara bergegas membersihkan diri, dan segera turun ke bawah, khawatir omnya menunggu lama. Tidak sampai lima belas menit, Ara selesai membaersihkan diri, dan segera turun menuju dapur. Ara menggunakan piyama favoritnya, berwarna biru dan bermotif tokoh kartun Mickey Mouse. Ya, Ara sangat menyukai tokoh kartun tersebut.
Setibanya di dapur, dia melihat omnya sedang menuang susu vanilla ke dalam dua mug besar, yang diperkirakan untuknya dan juga Ar sendiri. Ar menggunakan celana berbahan sutera lembut berwarna biru tua yang menggantung di pinggang rampingnya dengan kaos putih polos yang membalut tubuh tegapnya. Sangat pas, menurut Ara. Bahkan dengan baju tidur yang sederhana pun, Ar tetap terlihat tampan dan gagah.
Ar mendongak ketika merasakan kehadiran Ara disekitarnya. Benar, Ara kini berdiri di hadapannya. Dia sempat terdiam melihat Ara, dengan piyama yang membalut tubuh Ara, Ar merasa Ara begitu mungil dan manis. Bukankah biasanya lelaki lebih menyukai wanita yang memakai lingerie, itu akan terlihat lebih seksi. Tapi bagi Ar, dengan memakai piyama saja Ara sudah cukup seksi di matanya.
‘Huuhh! Apa yang aku pikirkan!’ desah Ar menyadari pikirannya yang berpikir tidak seharusnya.
“Duduklah.” Ucap Ar setelah sadar keheningan menyelimuti.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Uncle
Teen FictionFarah Anindya Putri, biasa dipanggil Ara oleh orang terdekatnya, diminta menjadi istri dari seorang tamu yang datang ke rumahnya. Tamu yang mengaku sebagai om dari gadis tersebut, Ardhani Saputra. Lelaki yang masih tampak muda untuk ukuran menjadi o...