CAST:
KIM MYUNGSOO (INFINITE)
JUNG SUNGMI (OC)AND OTHER CAST
"aku.. "
Myungsoo menghentikan perkataannya. Sementara jantung Sungmi berdegup kencang. Dia tidak berani menatap Myungsoo, jadi dia masih dalam posisi membelakangi Myungsoo.
"ya... kau tidak ingin mendengarku? Kenapa membelakangiku?" tanya Myungsoo sebal dengan sifat gadis di depannya ini. Perlahan Sungmi membalikkan badannya dan menatap Myungsoo yang kini menatapnya tajam. "ne... ne?" tanya Sungmi gugup. omo.. jangan-jangan Myungsoo akan melamarku di sini? kyaaaa.
Myungsoo menghela nafasnya "aku ikut audisi di Agensi Woollim" ujarnya pelan. Sungmi tertegun. "apa maksudmu?" tanya Sungmi. Myungsoo menatapnya "aku ingin menjadi idol" gumamnya. "lalu kenapa kau memberitahunya kepadaku?" Myungsoo memasukkan tangannya ke dalam kantung celananya. Betul juga kata Sungmi, kenapa dia memberitahukan hal ini kepada Sungmi?
"aku.. hanya ingin kau tau. Itu saja" ujar Myungsoo malu-malu sambil membalikkan badannya. Sungmi tertawa keras "hahahaha.. Kim Myungsoo! Kyeopta!" tawa Sungmi sambil berdiri dan mencubit pipi Myungsoo.
"ya! ya! aku bukan boneka!" teriak Myungsoo tidak terima. Mereka berdua lalu tertawa bersama. "Jangan memberitahu appaku. Dia ingin aku menjadi penerus perusahaannya, tapi aku menolak. Karena itulah aku mendaftar sebagai idol" kata Myungsoo. Sungmi tertegun.
"apa maksudmu? Bukankah kau seharusnya meminta ijin orang tuamu?" Myungsoo menggeleng "appa akan marah besar jika dia tahu kalau aku menjadi trainee. Jangan beritahu siapapun, Sungmi yah" kata Myungsoo. Sungmi hanya mengangguk-angguk.
flash back
Myungsoo masih duduk di tempatnya sambil membaca buku ketika bel istirahat berbunyi. "kau tidak makan?" tanya Sungmi yang juga masih duduk di tempatnya. Myungsoo tersenyum menyebalkan.
"aku harus belajar agar bisa mengalahkanmu" ujarnya dengan sombong. Sungmi mendengus "mwoya.. kau bisa sakit jika tidak makan" ujar Sungmi sambil berlalu. Segerombolan anak perempuan mengelilingi meja Myungsoo.
"Myungsoo yah, kenalkan aku Taeri"
"aku Jein"
"aku Hana"
Myungsoo mendengus kesal melihat gadis-gadis di depannya ini "lalu?" Tanya Myungsoo dingin. "Kau ingin bermain dengan kami? Kita bisa bermain rumah-rumahan dan kau bisa menjadi suamiku" ujar Taeri malu-malu. Sekali lagi Myungsoo mendengus kesal.
"tidak. Pergilah. Kalian mengganggu" kata Myungsoo sambil kembali ke bukunya. Kelihatannya aksinya tidak berhasil membuat gadis-gadis itu mundur.
"YAAAA!!! MENJAUH DARI MEJAKU!" teriakan melengking dari seorang gadis membuat gerombolan itu bubar. Myungsoo yang sempat menutup kupingnya menatap ke arah sumber suara. Ya, itu Sungmi. Dia berjalan dengan angkuh dan duduk di kursinya, di samping Myungsoo.
"Kenapa mereka takut padamu?" Tanya Myungsoo heran bercampur kagum. Sungmi hanya tertawa "molla. Aku hanya berteriak dan mereka kabur" kata Sungmi enteng. Myungsoo masih memasang tampang kagumnya "ya, kenapa dengan wajahmu?" Tanya Sungmi. Myungsoo yang tersadar kini kembali fokus ke bukunya, sementara Sungmi memakan sandwichnya.
"Kau mau?" Tawar Sungmi. Myungsoo menatap beberapa potong sandwich yang masih berada di kotak bekal Sungmi "shireo. Aku bawa bekal" kata Myungsoo sambil mengeluarkan kotak bekalnya dan membukanya. Sungmi membelalakkan matanya menatap menu bekal Myungsoo.
"Donat dari Eropa?! Uwahhhh" ujar Sungmi. Myungsoo tertawa "kau mau?" Tawar Myungsoo sambil menyodorkan kotak bekalnya yang berisi banyak donat itu. Aneh, anak ini bisa baik juga, pikir Sungmi. "Tentu saja aku mau. Gomawo Myung..." belum sempat tangannya meraih sepotong donat, Myungsoo sudah menarik kotak bekalnya itu sambil menjulurkan lidahnya.
"kau masih punya sandwich. Habiskan saja itu" ejek Myungsoo sambil melahap donatnya.
"YA! KIM MYUNGSOO!" Teriak Sungmi marah. Myungsoo hanya tertawa melihat teman sebangkunya ini. Selama ini tidak pernah dia merasa sesenang ini saat menggoda seorang gadis.
Flashback end
Akhirnya mereka sampai di ujung gondola itu. "Wuahhhh udara di sini sangat sejuk" kata Seok sambil membuka tangannya lebar-lebar. "Oppa! Jangan bikin malu!" Kata Sungmi sambil memukul perut Seok. Mereka mulai berjalan menikmati pemandangan pegunungan itu.
"Sungmi yah, biar aku yang bawakan ranselmu" kata Myungsoo. Sungmi tersenyum. Kelihatannya semejak terkurung berdua di gondola itu membuat sifat dingin Myungsoo padanya luntur. Moonsoo mendekati Sungmi.
"yah, noona. Kelihatannya sesuatu yang baik terjadi" kata Moonsoo ketika melihat Sungmi cengegesan. Sungmi menatapnya "ne, banyak hal yang terjadi.." gumam Sungmi sambil merangkul bahu Moonsoo dan menunjuk ke sebuah toko kecil di tempat itu.
"ayo kita lihat-lihat" kata Sungmi sambil menarik Moonsoo "ekkkkk!!! Noona kau mencekik ku!!" Teriak Moonsoo.
"Asam!" ujar Moonsoo sambil mencomoti buah plum yang dikeringkan. Baru saja mereka heboh minta dibelikan makanan itu, Moonsoo sudah mengeluh karena rasanya yang memang luar biasa asam. Tidak jauh berbeda dengan Sungmi yang saat ini berjuang untuk menghabiskan buah awetan itu.
"Hyung, ini untukmu saja" ujar Moonsoo sambil memberikan buahnya kepada Myungsoo. Myungsoo menggigit buah itu sedikit, membuat gula yang ada di permukaan buah itu menempel di bibirnya.
"eoh, Myung ya, ada gula di.." kata Sungmi sambil menunjuk ke arah bibir Myungsoo. Myungsoo yang tersadar lalu mengangkat tangannya hendak menggosok bibirnya, ketika tiba-tiba Mijin melap mulutnya dengan tisu basah.
"jangan menggosoknya dengan tanganmu.. tanganmu akan lengket" kata Mijin. Myungsoo tersenyum "terima kasih, noona" kata Myungsoo. Sungmi hanya mendengus kesal melihat pemandangan di hadapannya ini. "Aku akan kembali ke stasiun gondola duluan" ujar Sungmi sambil berbalik dan berjalan pergi. Tiba-tiba dia merasakan sebuah tangan menahan tangannya.
"kita pergi sama-sama" ujar Myungsoo sambil tetap menggenggam tangan Sungmi. Sungmi dapat merasakan jantungnya berdebar kencang.
"eh? Eoh" gumam Sungmi. Myungsoo hanya tersenyum kecil "lagipula kau belum menghabiskan buah plum-mu" kata Myungsoo sambil menunjuk ke arah buah plum yang ada di tangan Sungmi. Sungmi tersentak, lalu menatap Seok.
"oppa, makanlah buah ini" kata Sungmi. "Eh? Tumben kau berbagi denganku, Sungmi yah.. biasanya kau rakus.. hahahah" tawa Seok. Sungmi mendengus lalu menjewer telinga Seok "YA! Awww lepaskan! Ampun Sungmi yah!" Teriak Seok. Sementara Myungsoo dan Jimin hanya bisa tersenyum menatap kelakuan saudara kocak itu.
"Habis ini ke mana?" Tanya Moonsoo. Mereka sedang makan di restoran setelah kembali dari stasiun gondola.
"Eumm... jalan-jalan ke mall?" usul Mijin. Ayah Myungsoo tertawa "kita tidak akan ke mall selama perlajanan ini. Kita akan pergi ke museum patung lilin" kata ayah Myungsoo sambil tersenyum.
"Ah! Madame Tussauds! I love you appa!" Teriak Moonsoo girang. Myungsoo juga tampak girang "aku akan berfoto dengan banyak orang terkenal. Suatu hari nanti aku akan menjadi salah satu di antara mereka" ucap Myungsoo mantap. Semua mata memandangnya heran.
"Ah, kau ingin menjadi direktur terkaya di dunia, Myungsoo yah? Makanya kau mengatakan itu?" Tanya Sungmi menolong Myungsoo yang mulai canggung. Myungsoo mengangguk cepat "ya.. itu maksudku. Aku akan menjadi direktur kaya yang terkenal sehingga diriku akan diabadikan melalui patung lilin" ujar Myungsoo kikuk. Semua orang hanya mengangguk mengerti, lalu kembali fokus ke makan siang mereka. Myungsoo tersenyum kepada Sungmi yang duduk di depannya
"gomawo" gumam Myungsoo. Sungmi membalas senyumannya.
"cheonman"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma First
FanfictionBagaimana perasaan kalian ketika kalian berjalan bersama cinta pertama kalian? Atau bagaimana perasaan kalian saat segala sesuatu terasa mempermainkan perasaan kalian? Semua perasaan itu dimiliki oleh Jung Sungmi saat pergi berlibur bersama cinta pe...