14⇝

11.1K 1K 1.3K
                                    

3 years later..

"Nona Xylonne, apakah kita harus memindahkan ini?" Seorang lelaki bertanya sambil menunjuk komedi putar berwarna pink yang berada dihalaman belakang. Gadis yang ditanya itu terdiam sebentar lalu menggeleng.

"Biarkan saja ada disana." Jawabnya singkat.

Beberapa saat kemudian, sebuah kecupan kecil mendarat dipipi mulus gadis itu.

"Happy Birthday, Anneliese." Ucap si pencuri ciuman itu.

Anneliese menoleh kebelakang dan tersenyum.

"Terima kasih, Austin." Ujarnya sambil tersenyum. Austin menyodorkan sebuket bunga mawar berwarna pink pada Anneliese. Ann pun menerima dan kemudian memeluk Austin.

"Ada yang bisa kubantu, birthday girl?" tanya Austin. Ann terkekeh, "Bisa bantu aku menemukan Liam? Dia entah berada dimana." Ann memanyunkan bibirnya. Gadis itu lalu melihat sekelilingnya, banyak orang dengan seragam yang disewa Ansel untuk mendekorasi halaman belakang rumahnya ini.

"Pastinya ia bersama Danni diruang tengah. Ayo kesana." Ajak Austin. Ann mengikuti langkah Austin menuju ruang tengah. Dan benar saja, ternyata Liam, Danni, dan Ansel ada disana. Ann tersenyum melihat semua orang yang berkumpul diruang tamu. Brian masih ada pekerjaan dan nanti malam akan datang. Austin menoleh ke arah Ann dan merangkul gadis itu.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Austin. Ann mengangguk. "Aku akan ke kamar sebentar. Kalian disini saja dulu." Ujar Ann pelan. Ia lalu berjalan keatas menuju kamarnya. Hari ini usianya tepat duapuluh satu tahun. Ia sudah dewasa sekarang. Ia kuliah di universitas yang sama dengan Ansel. Namun beda jurusan. Jika Ansel mengambil jurusan Bisnis, Ann memilih mengambil jurusan English Literature. Tentunya ia sudah berfikir matang-matang untuk mengambil jurusan itu. Sementara Liam, ia berada di universitas yang berbeda dengan Ann.

Dan malam ini akan diadakan pesta ulang tahun dirumahnya. Sebenarnya bukan pesta besar-besaran. Hanya orang-orang terdekat saja yang diundangnya. Ann mengambil ponselnya dan mencari kontak seseorang. Tak lama kemudian, gadis itu meletakkan ponselnya ditelinganya.

Tak ada jawaban. Gadis itu menyerah. Ia meletakan ponselnya di meja belajar lalu berjalan ke ranjangnya dan berbaring disana.

**

Luke sedang duduk diranjangnya dan memandang ke arah boneka beruang besar yang sudah hampir tiga tahun ini berada di apartemennya. Ia menamakan boneka itu Boobear. Ia tahu Ann menelfonnya. Tapi lelaki itu lebih memilih untuk tidak mengangkatnya.

*flashback*

Ann berlari kencang hingga akhirnya ia melihat teman-temannya. Gadis itu bernafas lega. Ia mempercepat larinya dan terjatuh tepat didepan Liam.

"Ya ampun, kenapa kau bawa boneka itu? Jangan bilang itu untuk- oh, Ann. Kau gila." Komentar Liam. Ann tidak menggubris perkataan Liam.

"Ann, kau tidak apa-apa?" tanya Steffie. Gadis itu membantu Ann berdiri. Ann mengambil boneka beruang besarnya dan melihat sekelilling.

"Liz, dimana Luke?" tanya Ann pada Liz. Liz tersenyum kecut.

"Sayang, maafkan aku tapi Luke barusan pergi. Pesawatnya sudah dipanggil." Ujar Liz prihatin.

Anneliese terdiam ditempatnya. Sialan. Ia terlambat.

"A-aku terlambat.."

Gadis itu menangis.

"Ann, ibuku bercanda." Suara seseorang tiba-tiba terdengar dari belakang Ann. Ann terdiam ditempatnya. Namun ia cepat-cepat melihat kebelakang dan menemukan Luke dengan hoodie berwarna biru tua sedang tersenyum kearahnya.

Hey Luke ✖️ hemmingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang