Anneliese masuk ke dalam kamarnya setelah selesai makan siang dibawah bersama Liam. Hari ini Ibu Liam mengirimkan makanan untuk Ann dan Ansel. Ansel masih kuliah dan tidak ikut makan siang bersama mereka. Dan Liam akan tetap berada di rumah Ann sampai Ansel tiba dirumah. Sepupu yang baik sekali, ya? Ya, itu Liam Payne.
Gadis itu membuka seragamnya dan dalam keadaan hanya dibalut pakaian dalam, ia berjalan ke lemarinya dan mengambil celana pendek dan kaus oblong untuk dipakainya. Ia lalu merebahkan dirinya di tempat tidur sambil menatap ke atas langit-langit kamarnya. Ia tidak tahu kenapa, tapi ia begitu suka menatap ke atas sana. Seperti selalu ada sesuatu yang menariknya untuk melihat kesana, dan menikmati kekosongan di atas langit-langit kamarnya itu.
"Ann?" suara Liam terdengar, lalu kepalanya muncul dari ambang pintu. Mengintip Ann yang sedang berbaring.
"Mau ice cream tidak? Makan di belakang yuk?" ajak Liam. Ia sudah masuk kedalam kamar Ann, masih menggunakan celana sekolahnya. Namun bajunya sudah diganti dengan kaus berwarna hitam. Ia. Sungguh. Tampan.
Ann mengangguk lalu berjalan mengikuti Liam kebawah. Ann berjalan duluan ke halaman belakang dan membiarkan Liam membawa ice creamnya.
Ann membuka pintu menuju ke halaman belakang dan melihat komedi putar berwarna pink disana. Ansel bilang itu hadiah dari Brian.
Ann menaiki kuda berwarna cokelat dan dari kejauhan ia bisa melihat Liam berjalan dengan dua mangkuk ice cream ditangannya.
Liam tidak menaiki kudanya, ia memilih duduk di bawah, didekat kuda Anneliese. Lelaki itu menyodorkan ice cream pada Anneliese dan memencet tombol untuk menjalankan komedi putarnya.
"Sudah baikan dengan Luke?" tanya Liam sambil mendongak menatap Ann yang sibuk dengan mangkuknya.
"Sudah. We're cool." jawab Ann cepat.
"Sayangnya aku tidak berpacaran lagi dengannya." Ann melanjutkan perkataannya.
Liam tiba-tiba tersedak dan terbatuk.
"A-apa? bagaimana bisa?"
"Aku tidak tahu. Ia membebaskanku sekarang dan ia pasti punya alasan. Menurutku itu cukup bagus, aku bisa memiliki waktu untuk mengingat kembali semuanya. Mengingat kembali tentang aku dan Luke agar jika waktunya tiba nanti, aku sudah siap." kata Ann sambil tersenyum.
Liam terdiam. Ia sungguh tak yakin Ann akan siap. Masih ada Calum, dan semuanya tak akan semudah yang dibayangkan. Sejujurnya Liam tidak tahan membohongi Ann terus, tapi ini sudah menjadi kewajiban yang harus dijalankannya. Semua sudah sepakat.
"Anneliese, maukah kau berjanji satu hal padaku?" Liam menghentikan tombol pemutar komedi putarnya lalu berdiri didepan kuda yang dinaiki Ann.
"Apa itu?" tanya Ann. Liam menggigit bibirnya, jelas sekali ia ragu untuk mengatakan hal ini.
"Apapun yang terjadi, jangan pernah membenciku, ya?" Akhirnya Liam mengatakannya.
Anneliese terdiam sejenak, masih memandangi wajah sepupunya yang super duper tampan itu.
"Aku tidak punya alasan untuk membencimu, Payne." Anneliese merespon ucapan Liam, tak ada senyum diwajahnya.
Liam tersenyum kecil, tidak tahu apa yang harus dikatakannya lagi. Ia tidak bisa menahan diri. Ia harus menghentikannya. Ia harus bisa menahan dirinya.
"Jika suatu saat nanti kau punya alasan untuk membenciku, ingatlah kalau aku sayang padamu. Dan kau harus mengerti." kata Liam.
Ann menundukkan kepalanya. Tiba-tiba ia merasa dadanya sesak. Kenapa ini? Apa Ann merasa tersakiti? Entahlah, tapi itulah yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Luke ✖️ hemmings
Hayran Kurgu[BOOK 2 OF HEY CALUM] [PRIVATED ON SOME CHAPTERS] "Jangan salahkan aku seandainya aku memilih untuk tetap disisinya ketika kau kembali. Karena ini semua salahmu, Calum Hood." #5 on Fiksi Penggemar (9/3/2014) Copyright ©2014 by harlznsa1997