1⇝

24.5K 1.1K 352
                                    

Luke's P.O.V

Aku membawa Ann kerumahnya. Michael, Ashton, Liam, dan Ansel. Oh bahkan Alana ada. Aku hampir melupakannya. Ann sudah boleh pulang dari rumah sakit. Aku tidak tahu harus bersyukur atau tidak. Panggil aku jahat. Aku tak peduli. Calum lebih jahat. Membuatku melakukan kebohongan seperti ini.

Ansel dan Liam sudah menghapus jejak-jejak kehadiran Calum disini. di kamar Anneliese juga.
"Ayo ku antar ke kamar," kurangkul pundak Anneliese dan ia menurut.

Michael, Ashton dan Alana mengikutiku. Crap. Aku bahkan tidak tahu dimana kamar Anneliese! Aku menoleh kebelakang dan melihat Alana yang memberi kode padaku bahwa kamar Anneliese ada di pintu sebelah kanan. Aku mengangguk sambil berterima kasih tanpa suara. Thanks, Alana. Anneliese hanya diam saja daritadi. Ia tak bicara apapun. Aku membuka pintu kamarnya dan mempersilahkannya masuk. Setelah masuk, ia terdiam sambil melihat sekeliling kamar ini.

"Ini kamarku?" Oh, akhirnya ia mau bicara. Aku mengangguk sambil tersenyum. Ia duduk diranjangnya. Lalu mengambil boneka gajah berwarna pink disana. Aku menatap ke atas langit-langit kamar Ann. Ansel bilang ia dan Liam sudah susah payah mencabut poster bergambar Calum dan Ann yang diletakkan disana. Mereka berniat membakarnya tapi aku melarang. Calum pasti kembali. Aku yakin. Jadi kusarankan mereka untuk menyembunyikannya saja.

"Umm- mungkin kami akan keluar sebentar, kami dibawah ya." Ashton tiba-tiba berkata sambil menarik tangan Alana dan Michael yang sedari tadi berdiri didepan pintu. Sialan. Kenapa mereka meninggalkanku berdua dengan Anneliese?!

Aku terdiam ditempatku tanpa mengucapkan sepatah katapun. Awkward. Sialan.

"Kau pacarku kan?" tanya Anneliese tanpa menoleh ke arahku. Ia asik dengan bonekanya. "Y-ya. Aku pacarmu, kenapa?" tanyaku canggung. Tiba-tiba, ia menoleh kearahku dengan wajah datar.

"Jadi aku suka boneka ya?" tanyanya. Mati aku. Aku bahkan tidak tahu apa kesukaannya.

"I-iya. Kau suka boneka." kataku. Ia tersenyum kecil.

"Kenapa kau tidak duduk bersamaku disini?" tanyanya lagi. Aku menggaruk kepalaku lalu berjalan ke arahnya. Ia terus-terusan menatapku. Ya ampun, kenapa aku jadi kelabakan begini menghadapi Anneliese?

"Aku senang kau kembali." ujarku sambil tersenyum. Sial, aku ingin muntah mendengar nada suaraku yang manis sekali ini. Ku rapikan anak rambutnya, mencoba mesra kepadanya tapi aku tahu kalau aku sangat buruk dalam hal berpura-pura.

"Aku tidak tahu harus senang atau sedih. Tapi aku senang bisa bertemu kau." kata Anneliese sambil tersenyum. Pipinya memerah. Ia tak tahu harus senang atau sedih, persis seperti apa yang dikatakan Calum.

"Hi, Aku Luke." aku menyodorkan tanganku ke arahnya. Ia mengernyitkan dahinya. "A-aku tahu kau Luke.." katanya pelan. Aku terkekeh.

"Aku ingin kita mengulangnya dari awal. Anggap saja kita baru kenal dan aku akan membuatmu mengingatku." kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutku. Aku tahu jika ia mengingatku pasti ia akan merasa tertipu. Tapi aku benar-benar ingin ingatan Anneliese kembali agar ia dan Calum bisa bersama lagi. Dan aku bisa bebas berkeliaran tanpa harus menanggungjawabi kekasihku ini.

Anneliese tersenyum, "Hi, Aku Anneliese. Atau Ann? Aku tidak tahu tapi itu namaku." katanya sambil menyambut tanganku yang terulur.

"Senang mengenalmu, Ann." ucapku lagi. Ia menganggukkan kepalanya.

"Senang mengenalmu, Luke." ia tersenyum, manis sekali, dan pipinya memerah.Salah satu hal yang membuat Calum jatuh cinta padanya. Aku sudah mengatakannya di hari pertama mereka berpacaran. Ketika itu Ann blushing dan wajahnya benar-benar manis. Lah, aku ngelantur.

Hey Luke ✖️ hemmingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang