Dara masih sibuk membereskan pakaian yang akan dipakai suaminya dirumahnya selama 2 hari ini, sedangkan suaminya masih sibuk membaca berita lewat ponsel.
Mereka baru sampai sebelum magrib di rumah dara untuk tinggal disini selama 2 hari kedepan. Jakarta masih diselimuti hujan yang volumenya masih sama. Cukup deras.
Dara melihat ke arah jam dinding, sudah pukul 3 pagi. Dia segera menaiki tempat tidur dan duduk di sebelah suaminya.
'memang tempat tidur sendiri yang paling nyaman' perempuan itu menggesekkan tangannya ke atas tempat tidur yang sudah tidak dia tiduri selama beberapa hari.
"ruangan ini wangi kamu banget ya" abi meletakkan ponselnya ke sebelah lampu tidur.
Dara hanya mengangguk. Rasanya dia bingung bagaimana bersikap dengan abi sekarang.
Abi menghidupkan lampu tidur dan mematikan lampu ruangan. Namun keduanya masih saja duduk di atas tempat tidur. Pandangan dara tertuju pada langit-langit kamar sedangkan abi sibuk memperhatikan istrinya.
"gimana rasanya kembali ke rumah?"
"bahagia...tadinya aku sempet ngerasa cape sama urusan nikah...tapi sekarang engga lagi"
'dara masih marah...ya...dia belum balik kaya dara yang biasa...seakan menjaga jarak' batin abi cukup kecewa.
"abi seneng ga nikah sama dara?"
'ah pertanyaannya salah...' dara mengoreksi kesalahannya.
"bukan seneng tapi... Abi ga merasa susah kan nikah sama dara?... Dara ga suka jadi penghalang... Dara ga akan nuntun macem-macem sama abi" matanya masih belum berani menatap abi.
'dara...kenapa penghalang itu malah makin kelihatan jelas?' batin abi kesal.
"aku ini suamimu ra... Tentu aja wajar kalo kamu nyusahin aku, toh aku juga bikin kamu susah kan? buktinya kamu sampe jam segini belum tidur karna ngeberesin barang aku"
'ra, gw bakal terus pegang sayap lu biar lu ga bisa terbang kemana-mana'
Dara menolehkan pandangannya pada abi yang sedari tadi ingin melihat wajah istrinya. Dia terenyuh pada kalimat tulus abi barusan.
'ya abi...mungkin aku bodoh...tapi aku pegang kata-katamu hari ini...saat ini...detik ini...kamu masih suamiku...yang bisa aku sentuh...yang jadi teman hidupku...aku bakal terus jaga hati aku untuk ga egois...untuk ga minta kamu lepas dari orang lain...untuk ga sakit hati sama sikap kamu sama orang lain diluar sana waktu lagi ga sama aku...yang pasti saat kamu sama aku, kamu itu suamiku...cuma punya aku...' batin dara. Perempuan itu tersenyum.
"boleh ga aku minta peluk?" tanya dara dengan manja.
Abi tersenyum mendengar nada suara dara kali ini. 'ini baru dara yang manja' batin abi lega.
"Pasti" jawab abi meyakinkan, "ribuan kali pun kamu minta peluk, pasti aku kabulin"
Abi menggeret dara dalam pelukannya. Pelukan rindu. Hangat. Tak sengaja, abi melihat jam dinding dengan gambar super junior di tengahnya menunjukkan pukul 4 kurang 15 menit. Lelaki itu melepas pelukan dara dengan wajah takut.
Dara mengerutkan keningnya karena pelukan yang terlepas tiba-tiba.
"sayang...udah mau jam 4 nih, nanggung, tidur abis subuh aja ya?" seakan abi sedang meminta persetujuan pada sang istri untuk hal yang menurut dara sepele ini.
Perempuan itu terkekeh, lucu dengan ekspresi wajah sang suami. Dara mengangguk pelan.
"yaudah sana sholat trus ngaji nungguin subuh" perintah dara, "aku buatin kamu sarapan dulu"

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Segi Banyak
RomanceKisah tentang abi dan dara yang terjebak dalam dunia pernikahan karena insiden adopsi kucing. Ternyata masa lalu mereka saling berhubungan. Bagaimana kisah kehidupan pernikahan mereka yang dihiasi segi cinta yang lain? *** August, 2015. Scarlet16X®