Teror

607 12 4
                                    

Dara mendapat pesan dari abi sebelum taksi sampai di rumahnya.

aku mungkin pulang larut

Dara memahami posisi suaminya. Suaminya sedang sibuk-sibuknya bekerja. Ada ide lain yang terlintas di kepala dara. Dibalasnya pesan abi dengan cepat.

iya gapapa... abi, aku ke rumah tiqa ya bentar aja, lupa belom pernah nengokin anaknya...

boleh, tapi hati-hati dijalan dan jangan sampai malam

oke pak jaksa!! semangat ya bekerjanyaaaaa~

---

"dara?" tiqa cukup terkejut melihat perempuan yang tengah duduk di sofa ruang tamu rumahnya.

"TIQAAAAAAAA!!!!" teriak dara.

"yailah ra, itu penyakit tarzan ga ilang juga ya, ngapain kesini tiba-tiba? ada masalah sama abi?"

"masalah apa? engga ada, cuma bosen aja dirumah, gw udah resign, tadi baru aja nganterin makan siang abi"

"cieilaaaaaah, bisa perhatian juga lu? gitu deh yang kalo udah cinta mati..."

'tiqa sih gatau gw nikah sama abi karna takdir konyol' batin dara.

"ya namanya juga sama suami" kilah dara yang entah kenapa karena ucapannya sendiri membuat pipinya merona.

"ihiy, udah isi belom?"

"belom"

"trus lu ngapain kesini?"

"kampret emang nih anak! jadi gw ga boleh nginjekin kaki dirumah lo kalo gw belom hamil?"

"buset, kaga gitu juga, ada angin apa lo kerumah gw? BUKANNYA UDAH LUPA SAMA SAHABAT LAMANYA?" kini giliran tiqa yang berteriak.

"yah kenapa jadi ngambek sih tiq, gw kesini pengen ketemu icha, belom pernah nih" dara mengapit lengan tiqa.

Masih dengan tampang kesal, tiqa menuntun dara menuju kamar di lantai dua.

"ya gw mah apa gitu ya, anak gw udah umur hampir 3 bulan belom ditengokin sahabat gw, sahabat gw udah lupa kewajibannya buat selalu kontak gw, nikah dadakan ngasih tau, abis nikah ngilang gitu aja, gitu deh yang udah jadi bini jaksa, lupa sama semuanya, paham gw gimana kalo lu lagi cinta-cintanya" omel tiqa sambil berjalan.

'cinta?' batin dara mempertanyakan perasaannya sendiri.

"eh icha?" mata dara tertuju pada seorang bayi di dalam box yang sedang mengerjap.

"mau gendong?" tanya tiqa yang masih sedikit kesal.

Dara menggeleng, "ga berani ah, takut"

"yailah ra, trus kalo lu lahiran anak lu siapa yang gendong?"

"bibi aja di rumah" elak dara.

"ah merana banget jadi anak lu, bukan diurusin emak malah diurusin pembantu"

"icha, kakak bawain kado loh" dara mengeluarkan sebuah kotak kado kecil dan diletakkannya di sebelah bayi yang menggerak-gerakkan tangan dan kakinya.

"tante please" wajah tiqa menjadi datar.

"oke oke tante cantik disini" dara melengos.

Tiqa memicingkan matanya, "ra...kado buat anak gw ga aneh-aneh kan?" seraya mengambil kotak kado itu dan membukanya.

"ya engga lah" dara mengelus pipi lembut icha.

"astaga, ini sih minimal yang make umur 1 tahun ra!!" ada bando, gelang, scraf, topi, sepatu dan baju gaun. Tiqa melihat size yang tak mungkin pas di badan anaknya.

Cinta Segi BanyakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang