"Dear Calum,"
"Hai. Sudah seminggu aku tidak mengirimkan pesan apa-apa padamu. Dan bayangkan, dua minggu yang lalu aku mengirimkan 2 topik sekaligus!"
"Um, kali ini aku tidak akan berbicara tentang diriku sendiri. Karena kau pasti bosan dengan berbagai celotehanku (bahkan aku sendiri juga bosan)."
"Music Video She Looks So Perfect tayang di televisi tadi malam. Dan aku mulai menjerit-jerit kegirangan."
"Bahkan ibuku sampai khawatir kalau aku sudah gila. Aku tidak gila, sungguh. This is what I call a Fangirl problem. Setiap fangirl di seluruh dunia melakukannya."
"Menjerit-jerit kegirangan seperti orang gila."
"Oke, oke. Aku sebenarnya sudah berjanji padamu untuk tidak mengirimkan terlalu banyak pesan."
"Tapi, bukannya janji dibuat untuk diingkari?"
"Oke, aku melantur. Anyway, aku ingin bercerita sedikit padamu. Soal Josh."
"Josh sebenarnya tidak seburuk teman-temannya. Hari ini, aku tidak sengaja berpapasan dengannya di koridor sekolah. Mata kami bertemu."
"Aku baru saja ingin mendundukkan kepalaku dan berjalan cepat menghindarinya. Tapi ia melakukan hal yang tak kusangka-sangka—"
"Ia tersenyum ke arahku dengan manisnya. Bahkan ia menyapaku, 'Hai, Diana. Hari yang cerah, bukan?' padahal jelas-jelas di luar sedang hujan deras."
"Aku hanya tersenyum ke arahnya, dan membalas sapaannya, 'Hai, Josh, tapi di luar hujan.' Dia hanya tersenyum kikuk ke arahku, lalu berpamitan."
"Kau tidak tahu betapa bahagianya aku hari ini. Aku tidak bisa menghilangkan senyum di wajahku sama sekali, smapai semua orang mengataiku"
"Gila karena aku terus menerus tersenyum. Tapi apa peduli mereka? Aku sedang senang. Tidak ada urusan."
"Aku hanya ingin merasakan perasaan bahagia, Cal. Aku hanya ingin bahagia. Tidak lebih."
"Astaga. Aku mengirim terlalu banyak pesan. Maaf, maaf, maafkan aku, Cal. Tapi entah kenapa, rasanya nyaman sekali berbicara denganmu."
"Meskipun sekarang aku sama saja seperti berbicara dengan tembok."
"Sudah malam di sini. Aku harus tidur. jadi, sampai jumpa lagi. Jika kau membaca pesanku, balaslah. Aku sangat mengharapkannya."
"Diana. xx"
___________________________________________________
Diana menaruh ponselnya di atas nakas, dan mulai tertawa kecil. Kebahagiaan yang ia rasakan sejak tadi siang, belum sedikitpun sirna dan berkurang. Ia masih sama bahagianya seperti saat Josh menatap matanya untuk yang pertama kalinya.
Ia bisa tersenyum lagi.
Dan sekali lagi, Diana akan tertidur dengan senyum menghiasi wajahnya, bukan dengan air mata seperti malam-malam sebelumnya.
Diana mohon,
Kali ini, biarkan ia bahagia. Jangan sertakan satu episode kesedihan bersama kebahagiaan ini. Sekali, saja. Diana mohon.
Dan sudah dua minggu sejak Calum mengikutinya di Twitter. Tapi ia masih saja belum membalas pesan dari Diana.
Sudah empat kali Diana bercerita pada Calum. Tapi Calum tak kunjung membalas, apalagi membacanya. Sebegitu sibukkah ia dengan band nya?
Sambil berdoa kepada Tuhan supaya kebahagiaannya terus melekat di hari-hari selanjutnya, Diana menutup matanya dengan tenang.
___________________________________
a/n
hai guys! selamat datang di chapter 7. udah chapter 7 aja ye cepet amat wkwk.
makasih buat 90+ votesnya!! sumpah gua seneng bgt bisa dapet votes segitu, padahal ini cerita kagak ada jelas-jelasnya wkwk. pokoknya makasih bgt yaa<3
Jangan lupa comments sama votesnya buat chapter ini!
thank you so much guyss<3Judy.xx
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Calum [calum hood]
Fanfiction"Dear Calum, I know that you're never here. But you know? I feel so close to you. You're never here, But I feel that you are." © 2015 adorkablejudey, All Rights Reserved