Keenan POV.
'Tokk..tokkk..tokkk'
'Clek'
"Hallooo! Ini pasti Keenan ya? Kenalin gue Maminya Bianca heheheheh" Njir. Mami-nya Bianca masih kaya Anak Muda weh.
"Iya tante, aku Keenan."
"Wat de fak. Jangan manggil gue Tante coyyy, gue udah nenek-nenek bercucu 6. Heehehe" Kata Mami nya Bianca sambil cengengesan.
"Jadi saya manggil apa dong?"
"Mami. Okay?" Gue cuma ngangguk.
"Nyari Bianca kan? Bianca nya lagi pergi. Jadi mending kita masuk dulu." Gue mengikuti Mami-nya Bianca dari belakang menuju Ruang Tamu.
Gue duduk dihadapan Mami nya Bianca. Huh, Spot jantung gue deket deket sama Calon Nenek Mertua. Azek.
"Jadii... Udah berapa lama cemewew sama Bianca?" Tanya Mami dengan bahasa alay.
"Em-- baru dua hari sih. Tapi sebenernya saya---"
"Ettsss--- gak usah kaku gitulah. Panggil gue-lu aja deh. Biar kita friendly-friendly getohh deh. Selooow okay?" Wadaw. Mami nya Bianca gaul banget gilak.
"O..okay. Jadi sebenernya gue--- tapi gapapa nih Mi pake lo-gue?" Tanya gue dengan kaku.
"Udah, selow aja kita."
"Jadi sebenernya deket sama Bi dari kelas 1 SMP. Dan gue kira kita sama-sama saling sayang. Dan gue pun nembak Bi waktu kelas 3 Smp. Terus, pas udah semuanya siap. Gue nembak Bi di Lapangan sekolah. Pokoknya semua rencana udah berhasil kecuali satu.."
"Apa?"
"Kepoo ni yeee.. HAHAHAHA" Goda gue ke Mami. Wkwkwk.
"Kampret lu. Cepetan! Gue kepo nih." Ucap Mami dengan kzl.
"...Ya itu, pas gue udah nembak dia dengan kata-kata romantis. Dia malah diem terus kaya panik gitu dan langsung lari gitu aja. Dan gue anggap itu sebagai penolakan." Kata gue dengan nada sedih. Lebay bgt gue.
Mami menatap gue dengan tatapan kasian. "Kasian banget lu. Sabar ya, cucu gue emang agak sableng otaknya."
"MAMIII! BI COME BACK TO HOMEE!" Teriak Bianca sambil RANGKUL-RANGKULAN SAMA COWO dari arah depan. Okesip.
"Ehh Ada Keenan? Mas, ini lho yang sering aku ceritaiin Keenan-Keenan ituu. Tapi sebelum kamu kenalan ama Keenan mendingan kamu ke kamar, dan ganti baju. Karena Mas itu bau Alkohol. Gih sana!" MAS? MAS KATA DIA? OKE SIP (2).
"APA? ALKOHOL?!" Mami-nya Bianca langsung nge-jewer si Mas-Mas gakjelas itu entah kemana.
Bianca dengan polosnya duduk disebelah gue. "Lu dari kapan disini?"
"Tadi." Kata gue dengan singkat, pura-pura marah gitulah.
"Kok singkat banget sih?" Tanya Bianca dengan wajah imutnya yang bikin gue gemezzzzz.
"Mas-Mas itu siapa? Terus kenapa coba manggilnya dengan kata 'Mas'? Jijik gue dengernya." Bianca langsung ngakak seketika. Lah setres ni anak.
"HAHAHAHAHHAHAHA. Jangan bilang lu cemburu? HAHAHAHAHHAHAHA SUMPAH NGAKAK GUE!"
"Kok ngakak sih?! Emang kalo cemburu gak boleh, hah?!" Ujar gue ke Bianca yang masih ngakak. Beneran gila ni anak.
"Denger ya, nama cowok yang gue rangkul tadi itu MASON. Makanya gue manggil dia 'Mas'. Hadehhh."
"Terserah mau mason kek, masun kek, atau masin sekalian gue gak peduli."
"Dih. Jangan cemburu gitu lah. Gue itu Sepupunya Bianca. Jadi woles aja." Mampus. Gue malu banget anjir.
"Sepupu tapi kaya pacaran, makanya gue cemburu. Kenalin, Keenan." Gue menjulurkan tangan ke-arah sepupunya Bianca.
"Mason. Tapi lu jangan manggil gue 'Mas', malah gue yang jijik dengernya. HAHAHHA."
"Lah, jadi gue manggil apa dong. Son? Gitu?"
"HAHAHHAHA SON. HAHAHAHA." Seketika Bianca ngakak lagi. Ya Allah, minta dirukyah kayanya ni anak.
"Yaudah deh, panggil gue 'Mas' aja. Hayati pasrah." Kata Mason dengan menjijikan.
"Najis lu! Sono, ganggu banget." Ucap Bianca dengan sinis ke Mason.
"Tau dehh yang lagi kasmaran. Dari kemaren senyum-senyum mulu, terus curhat kaya gini 'Mas aku kangen banget deh sama Keenan, kapan ya Keenan nyusulin ak---"
'PLAAKKKKK'
"PERGI LU SONO SETANN!" Teriak Bianca dengan nge-dorong Mason ke kamar.
Satu kata untuk keluarga ini. SETRES.
***
"...Menurut gue sih, mendingan kita jangan nge-rayu Bunda dulu. Karena, bunda itu keras kepala banget. Dan sekarang pasti bunda itu lagi emosi." Usul Bianca.
"Terus gimana dong?" Tanya gue ke Bianca.
"Mendingan lo pindah ke Bandung." Ucap Bianca dengan santai. Tapi,
"Boleh juga sih. Pasti Mama bakalan setuju." Kata gw dengan yakin.
"Jadi? Lu beneran pulang?" Tanya Bianca dengan raut muka gak rela.
"Kenapa? Masih kangen?" Goda gue ke Bianca.
"Dihh najong!" Cibir Bianca, yang bikin gue gemez.
"Bilangnya sih 'Najong' tapi masih aja meluk-meluk." Bianca malah erat meluk gue. Payah ya punya pacar yang manja.
"Masa cuma sehari doang dibandung." Kata Bianca dengan manja.
"Kan gue pulang dulu ke jakarta terus minta izin sama MamaPapa, terus gue bilang ke Anggota Genk kita. Baru gue ke Bandung. Gimana sihhh? Janji deh cuma 2 hari doang. " Kata gue dengan natap Bianca dengan tatapan serius.
"Huh-- yaudahdeh. Tapi janji ya, lo lusa udah dibandung?" Gue cuma ngangguk.
'Cupp'
Gue nyium Kening-nya Bianca."See you Sayangkuh!!"
"Tapi tunggu Keen. Gue masih ada satu cara yang bikin Bunda bakalan Nge-restuin hubungan kita."
***
Gue duduk didepan semua Anggota The Baginda Raja dan The Kanjeng Ratu. Gue mau ngomong sesuatu, yang entah itu bikin mereka setuju atau enggak.
"Gue kemaren udah ketemu dengan Bianca. Jadi, gue rasa gue harus pindah ke Bandung. Terserah kalian mau setuju atau enggak, yang penting gue fix pindah ke Bandung."
"Uuuhhhh.... So sweettt!" Jerit Fay dengan lebay.
"Aduhh mau dong cowok kaya Baginda. Satuuu aja." Jerit Ghea dengan alay.
"Baginda raja bikin kita iri ih." Kata Nabila dengan cemberut.
"GAKKK BOLEHHH. GUE GAK SETUJU!!!" Protes Mario.
"GUE JUGA GAK SETUJU! ENTAR NASIB GENK KITA GIMANA DONG?" Protes Marco.
"JANGAN DONG BAGINDA, ENTAR KALO GUE KANGEN GIMANA?" Protes Gio yang bikin gue jijik.
"Mendingan gue ke Bandung dan gue Bahagia karena ketemu pacar gue setiap hari, atau gue dijakarta dan gue badmood terus karena harus LDR?" Ancam gue ke mereka.
"Ya, mendingan baginda di bandung sih. Yaudah, kita mah setuju deh Baginda pinda ke bandung. Tapi satu syarat."
"Apa?"
"Kita juga ikut ke Bandung."
"Okay, berarti kalian semua harus ikut juga dengan rencana gue dan Bianca"
***
Apa rencana itu?
Apakah rencana itu bakal berhasil ataukah tidak?Kalian kepo? Mau lanjut? Tapi Votenya harus 300 dulu. HAHAHAHAHAHAHA. Sengaja, biar gue lama update.
Please, jangan ngeroyok gue okay? HAHAHAHAH. BABAYYYY!