Dengan jantung yang berdebar kencang, kutatap Jarez panik. Apa yang barusan terjadi? Kenapa aku bertingkah bagai wanita murahan? Jika seperti ini, apa bedanya aku dengan wanita-wanita Jarez? Aku tahu kenapa aku begini, ini pasti karena feromon Jarez! Tapi... seharusnya aku juga mengendalikan nafsuku!
"Ma... maaf!" Aku bergerak mundur sambil menutupi tubuhku dengan bedcover. "Aku berubah pikiran!"
"Tidak bisa begitu." Jarez bergerak maju mendekatiku.
"Tapi kamu bilang kita tidak akan melakukannya sebelum menikah!"
Jarez mendekat lalu mencubit hidungku, membuatku kesakitan. "Makanya jangan menantangku." Kini Jarez mencubit kedua pipiku sambil menggeram, "Baiklah, aku akan membiarkanmu lepas, My Virgin Chocolate, tapi sebagai gantinya, hari ini kamu izin kerja di cafe dan kita akan jalan-jalan, biar kubilang pada Pak Harris."
Pak Harris adalah manager di cafe. Kugelengkan kepalaku. "Tidak bisa, aku harus bekerja." Untuk mencari uang, tambahku dalam hati. "Lagi pula," kutatap dinding di belakang Jarez, "kamu harus menutup dinding itu!"
"Apa? Tidak bisa," tolak Jarez cepat.
Kutatap Jarez sebal. "Menyingkirlah, aku mau siap-siap untuk ke cafe. Jika aku pulang nanti, lubang itu harus sudah tertutup rapat."
"Yakin? Tidak akan menyesal jika kututup lubangnya?"
Wajahku bagai terpanggang, panas! "Tidak."
Jarez menghela napas. "Baiklah." Ia mundur lalu berdiri sambil menarikku. "Pakai saja bedcover-nya. Perlu bantuan untuk membawakan pakaianmu?"
Aku menolak dengan gelengan kepala. Susah payah kupunguti piyama dan pakaian dalamku, lalu kembali ke kamarku. Dengan perasaan tak menentu, kudorong kembali lemari ke tempatnya semula. Ada setitik penyesalan dan tidak rela yang mengganggu di sudut hatiku.
***
Hari ini aku sangat senang karena Jarez mengantarku ke cafe dengan motornya. Meskipun saat ini kami tengah menjalani masa percobaan pacaran, aku belum tahu bagaimana perasaanku pada pria itu. Tak kupungkiri, aku memang cemburu saat melihat kedekatan Jarez dengan wanita lain, tapi aku belum yakin bahwa ini cinta.
"Kamu tidur dengan Pak Jarez?"
Jantungku terasa mencelos saat salah satu karyawan cafe, Annie, menanyakan hal itu padaku. "Tidak!" jawabku cepat.
Wanita cantik yang usianya sebaya denganku itu tersenyum, membuat perutku mulas. "Kamu pasti bohong. Kamu dibayar berapa?"
Sekujur tubuhku terasa panas. "Sudah kubilang aku tidak!"
"Aku pernah tidur dengannya dan ia memberiku lima juta."
Kututup mulutku. Mataku terasa panas. Sakit sekali dadaku, rasanya ribuan jarum menusuknya.
"Wanita yang berada di dekat Pak Jarez pasti bersedia tidur dengannya, tidak mungkin tidak. Mendapatkan bayaran darinya hanyalah bonus."
Tahan, Chocolate, jangan menangis di sini! Setelah Annie pergi mengantar pesanan, aku buru-buru ke toilet dan memuntahkan makan siangku. Wajahku pasti berantakan karena air mata yang melunturkan make up-ku. Kepalaku rasanya pusing dan jantungku berdegup dengan begitu cepatnya. Tubuhku rasanya mendidih.
Berapa banyak wanita yang pernah tidur dengan Jarez? Apa Jarez selalu menawarkan uang pada para wanita yang bersedia tidur dengannya? Pantas saja pria itu menawari untuk melunasi rumahku dan membiayai adik-adikku sampai kuliah. Dasar pria brengsek, playboy sialan, penjahat wanita!
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRGIN CHOCOLATE IS MINE
RomanceSINOPSIS WARNING, 21++ CHOCOLATE: Aku sungguh-sungguh tidak menyukai saat mata tajam pria itu menatapku lama. Hanya menatap, tidak berkata apa-apa ataupun memberiku sebuah senyuman. Dia tetangga baru yang pindah ke sebelah rumahku, namun aku berhara...