Napasku tercekat saat Jarez tidak memedulikan pekikanku dan malah memagut bibirku, mengalihkan perhatianku dari tekanan kejantanan besar dan kerasnya di atas kewanitaanku. Rasanya nikmat tak terkira saat kejantanan Jarez menggesek bibir vaginaku.
Tiba-tiba sekelebat bayangan kedua orang tuaku muncul. Ibu! Ayah! Dengan kalut kudorong dada liat Jarez, namun pria itu bergeming. "Tidak, jangan, Jarez!" Aku berusaha untuk memohon, aku harap belum terlambat.
Beberapa saat kemudian, Jarez melepaskan pagutannya dari bibirku dan menjauh, membuatku lega. Namun rasa lega itu berubah menjadi rasa takut saat pria itu berlutut di antara kedua kakiku yang mengangkang. Tangan kanannya mengangkat kaki kiriku sementara tangan kirinya memegang kejantanannya dan mengarahkannya pada kewanitaanku.
Kulihat mata Jarez terfokus pada bagian bawah tubuhku, berkonsentrasi untuk memasukkannya.
"Jangan, Jarez!" Kembali aku memohon, kedua tanganku menahan kejantanannya, membuatku tersentak karena untuk pertama kalinya menyentuhnya. Jantungku berdentum-dentum. Rasanya kenyal sekaligus keras. Aku mendongak dan mata kami bertemu. Matanya menatapku tanpa berkedip, berlumur gairah. Sementara napasnya dan napasku terdengar keras di ruangan ini.
Dalam sekali sentak, Jarez menarik kedua tanganku hingga kini aku berada di pangkuannya. Jarez dan aku sama-sama melepaskan erangan saat kejantanannya bergesekan dengan kewanitaanku. Pria itu duduk berselonjor sementara aku duduk mengangkanginya. Dengan tangannya yang besar, ditekannya bokongku ke arahnya sehingga kejantanannya semakin menekan permukaan lembab kewanitaanku.
"Apa kita bisa menikah besok?" tanya Jarez serius dengan napas memburu, membuat wajahku kontan memanas.
Aku menggeleng pelan. "Tidak bisa, kamu harus melamar pada... ah, Jarez!" Aku berteriak saat tangan kanannya meremas payudaraku sementara tangannya yang lain menggosok bagian atas bibir vaginaku.
"Aku ingin segera memasukimu!" geramnya frustrasi sebelum bibirnya melumat puncak payudaraku, membuatku mendongakkan kepala dan membusungkan dadaku agar Jarez lebih leluasa mengulum kedua puncak payudaraku secara bergantian. Bibirnya mengisap, giginya menggigit, lidahnya menjilati puncak payudaraku, terasa sangat nikmat, membuatku mendesah, merintih, dan mengerang sementara bokongku bergerak berputar menggesek-gesakkan kewanitaanku pada kejantanan besar Jarez. Rasa nyeri campur nikmat berpusat di sana, membuat bagian dalam kewanitaanku terasa gatal ingin dimasuki Jarez. Seperti wanita murahan.
Aku melolong panjang kala gelombang kenikmatan merengkuhku, membuat tubuhku berguncang hebat dan cairan kenikmatan yang hangat mengalir keluar dari vaginaku. Lalu tubuhku terkulai lemas di pangkuan Jarez, menyisakan denyutan-denyutan di bagian bawah tubuhku. Napasku terengah-engah dan jantungku berdetak dengan sangat cepat.
Tangan kuat Jarez membelai rambutku dengan lembut. Diangkatnya wajahku yang basah oleh air mata campur peluh lalu dikecupnya keningku. "Membuat dan melihatmu orgasme membuatku semakin bergairah, My virgin Chocolate," ucapnya sambil menatapku. "Tapi untuk saat ini aku harus cukup puas." Kedua tangannya merangkum wajahku untuk memberikan ciuman panjang dan lama sementara kurasakan kejantanannya berkedut dan semakin tegang.
Gairahku kembali bangkit karena ciuman Jarez. Pria itu mencumbuku dengan rakus dan semakin lama semakin liar. Lalu dengan tiba-tiba ia mendorongku, membuatku linglung.
Jarez turun dari tempat tidurnya. "Kumohon sekarang kembalilah ke kamarmu, sebelum aku berubah pikiran," geramnya dengan napas terengah. Matanya menatapku tajam tanpa senyum.
Buru-buru aku turun dari tempat tidur. Rasa panik menderaku saat aku kesulitan mencari pakaianku dalam gelap.
"Tinggalkan saja pakaianmu." Jarez menyampirkan selimut ke bahuku. "Selamat malam."
Dengan jantung berdegup kencang kutatap Jarez. "Selamat malam." Lalu aku segera pergi dari kamarnya dan kembali ke kamarku. Kututup pintu kamar dan segera kukunci. Aku terduduk lemas di lantai. Ya Tuhan... kuatkan aku, semoga aku bisa menahan diriku dari pesona, feromon, dan gairah Jarez! Aku tidak ingin kelak menyesali perbuatanku.
***
Selamat malam, maaf cuma update dikit, tapi semoga menuntaskan rasa penasaran kalian. Kedai Cerpen, 1 September 2015, 00:08.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRGIN CHOCOLATE IS MINE
RomanceSINOPSIS WARNING, 21++ CHOCOLATE: Aku sungguh-sungguh tidak menyukai saat mata tajam pria itu menatapku lama. Hanya menatap, tidak berkata apa-apa ataupun memberiku sebuah senyuman. Dia tetangga baru yang pindah ke sebelah rumahku, namun aku berhara...