BGAI 4

2.7K 143 4
                                    

Part sebelumnya acak acakan parah. Maaf ya, soalnya ini buat di handphone. Happy reading ^^

Ghozialdian Dimas. Siswa dari sekian banyak siswa di sekolahku.  Wajahnya cute tapi tetap tampan. Alis tebalnya yang membuat dia semakin berbeda dengan yang lain. Aku suka dia, he's my first love. Dia yang pertama. Dia satu satunya yang bisa buat aku jatuh cinta, maaf ralat. Jatuh hati tepatnya. Dia juga yang membuatku merasakan sakit untuk pertama kalinya. Kami satu kelompok dalam mos pada eranya, kami satu kelas walaupun gak sampai setahun karna aku harus benar benar pindah kelas.

Flashback

Tanti POV

Aku kaget, aku diam, aku kecewa,hatiku bagai terjatuh dari langit ketujuh. Sakit. Benar benar sakit. Kalau bisa aku nangis disini, aku akan menangis. Tapi aku masih punya harga diri. Plis aku bukan tipe cewe lebay oke?

"Dia bukan tipe gue, dia gak lebih kaya gentong air yang lo bisa liat di belakang" sakit. Aku gak bisa cerita bagaimana sakitnya ini. Teman temannya pun tertawa. Mungkin ini yang di bilang tertawa di atas penderitaan orang lain. Dan yang lebih menyakitkan Dimas pun tertawa.

"Dimas ini buku lo, makasih" tanpa mempedulikan mereka yang masih tertawa aku pun beranjak ke kamar mandi. Masih terdengar suara kicauan mereka semua yang menertawakanku. Aku harap ada yang masih kasiahan denganku.

Aku bodoh, fix bener bener bodoh. Kenapa aku harus kenal sama dia, harus temenan sama dia. Oke mungkin ini takdir Tuhan.

Keringat bercampur air mata terus mengalir membanjiri wajahku. Aku berusaha meredakan isakanku, gak seharusnya aku seperti ini karna dia. Dia bukan siapa siapa, dia gak apantas aku tangisi. Dia hanya orang yang hanya bisa memandangku hanya lewat fisik.

Aku harus mengakhiri tangisin, aku gak pernah seperti ini sebelumnya. Aku gadis yang kuat. Semangatku kembali muncul. Saat kubuka pintu kamar mandi, semua orang disana melihatku heran. Okey, bagaimana seorang Tanti yang selalu tertutup, jarang bicara sama siapapun di sekolah tiba tiba menangis di sekolah. Aku malu, sungguh aku malu. Aku beranjak membasuh wajahku, kemudian kembali ke kelas.

Oh shit! Bel istirahat menandakan istirahat telah selesai. Itu berarti, dia... Dia akan kembali ke kelas.

Dengan tanpa rasa bersalah dia langsung duduk dan bersenda gurau dengan para cewek di ujung sana. Aku benci, bukan berarti benci karna dia sedang bersama para cewek itu, tapi karna tadi dia telah menginjak harga diriku.

Dulu kami dekat, dia teman pertamaku selama aku hidup. Dia yang menolongku saat aku hampir di kerjain oleh kaka kelas. He's my hero. Entah mengapa di situ aku pun jatuh cinta. Maaf. Jatuh hati. Tapi sekarang tidak lagi.

Keesokan harinya, aku mengurus kepindahan kelasku. Bukan pindah sekolah lho ya. Aku beralasan tidak nyaman dengan murid murid yang ada di kelasku. Padahal alasan utamaku ada Ghozialdian Dimas.

Sejak itu kami jarang bertemu, dan beruntungnya kami tidak pernah di temukan di kelas yang sama.

Flashback end

Big Girl and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang