"Aduhhh" rintisku
"Eh maaf maaf gue gak sengaja" ucap cowo bertubuh tinggi kira-kira 170cm dan langsung menatapku aneh. Aku berlalu dari dia dan langsung beranjak ke kelasku yang jaraknya tidak jauh lagi. "Dasar gak jelas" gumamamnya masih jelas kudengar.
Ya ampun, apa yang baru saja terjadi.. Lamunanku membawaku sampai di tempat duduk. Hhft gak seharusnya kaya gini.
"Liat tuh si Tanti, pagi-pagi udah ngelamun. Mending lamunannya bagus. Hahahaha" ejek teman cowok yang selalu bikin ulah di kelas, hampir setiap hari semua guru di bikin marah sama dia. Eh tapi aku gak pernah sih nganggap dia teman. Aku anggap angin lalu aja.
"Sabar ya Tan" terdengar omongan penyemangat dari teman sebangkuku Sekar. Aku hanya tersenyum masam. Aku tidak memikirkan ledekan cowok super nyebelin itu, tapi aku mikirin kejadian di tangga tadi. Kenapa bisa seperti itu?
"Nastanti Zaweera sudah selesai ngelamunnya?" suara bas itu membangunkanku dari lamanunanku, by the way sejak kapan guru itu sudah ada di kelas? Gak tau deh. Fokus Tan udah kelas 3
"Maaf pak"
"Fokus nak, kamu sudah kelas 3"
Aku hanya menunduk malu dan membuang lamunanku yang gak penting itu. Dan berusaha memperhatikan apa yang sedang di terangkan oleh pa gbaca.
"Baik anak anak sampau di sini dulu pertemuan kita, jangan lupa minggu depan kumpulkan makalah kalian"
"Ya pak" serentak kelasku menjawab
Rasanya bosan berasa di kelas terus, apa ke kantin aja ya? Tapi sama siapa? Apa keluar kelas aja? Coba deh keluar kelas. Baru saja ku buka pintu kelasku. Sudah ada dia yang berpostur tubuh 170cm lewat di depan kelasku. Seketika sontak tanganku menutup pintu kembali. Ya ampun apa dia melihatku. Yakin pasti dia melihatku. Apa tingkahku terlalu menonjol kepadanya? Sudah 3tahun ini aku selalu bersikap seperti ini. Aku kembali ke tempat dudukku dan langsung bersikap biasa aja. Ku ambil novel di laciku dan langsung ku baca.
"Kenapa Tan? Ko kaya orang kaget gitu?" tanya Sekar.
"Gak apa apa kok" jawabku singkat.
Sekar selalu mengajak aku bicara, namun aku tidak terlalu menanggapinya. Paling aku hanya bisa tersenyum. Aku memang merasa bersalah padanya. Namum sulit bagiku untuk berinteraksi dengan orang. Maafkan aku Sekar.
Ku baca lembaran novel berikutnya namun bary beberapa kalimat yang kubaca bel tanda kembali belajar sudah berbunyi. Oke fokus lagi Tan, jangan banyak ngelamun. Aku pun mengambil buku yang ada di tasku. Kali ini pelajaran bu Jus, mata pelajaran kesukaanku. Aku harus fokus. Bu Jus menerangkan pelajaran dengan tenang tanpa ada suara dari anak anak yang berisik, karena aku tau pasti semua takut dengannya. Aku tersenyum licik.
"Kenapa kamu senyum senyum" cibir bu Jus ketus. Ya ampun apa yang baru saja ku lakukan. Baru aku ingin menjawab. Tiba tiba pintu kelas pun berbunyi.
Tok... Tok... Tokk
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Girl and I
Cerita PendekNastanti Zaweera. Gadis bertubuh gemuk yang selalu minder dengan dirinya sendiri. Happy reading guys ^^