BGAI 3

2.9K 146 1
                                    

Ketemu lagi guys hehe mungkin cuma aku doang kali ya yang baru baca huhuhu jadi sedih, gak papa deh aku kan baru belajar nulis hehe..

By thes way BGAI ini cerita pertamaku loh, semoga suka ya. Happy reading ^^

TANTI POV

Terima kasih buat siapapun itu yang mengetuk pintu kelas, aku gak akan melupakan kebaikan kamu. Kamu sudah menyelamatkanku dari omelan yang akan bu Jus kasih. Berkat kamu mungkin sejenak akan terlewat. Atau mungkin bu Jus akan lupa kalau tadi dia sedang marah denganku. Semoga saja.

"Misi bu" sapa dia sebelum masuk kelas dan berjalan kearah bu Jus.

"Ya ada apa Dimas?"

Demi apa? Kenapa dia? Ya ampun aku gak jadi berterima kasih kalau memang itu dia.

"Ini makalah yang ibu minta" serunya dengan suara datar percis dengan kejadian waktu itu.

"Kamu taro di laci ibu deh, ibu lagi ngajar. Nanti ibu baca, tapi sekarang jangan ganggu kelas ibu" seru bu Jus.

"Tapi kan bu, cuma orang tertentu aja yang bisa buka laci ibu"

"Kamu Nastanti, temani Dimas ke meja ibu. Kamu yang buka lacinya, jangan pernah kasih kunci ke siapapun. Ibu jadi lupa kan mau ngomelin kamu. Ini kuncinya" bu Jus menatapku mengartikan aku harus maju kedepan dan mengambil kunci. Tapi kenapa harus saya bu? Hari ini belum mau kiamat kan? Kayaknya semua bencana terjadi di hari ini? Aku harus nemenin dia? Dih? Males sebenernya sumpah. Astaga!

"Iya bu" jawabku pasrah.

Aku keluar kelas dan di ikuti dengannya. Aku mempercepat langkahku sehingga tidak membuatku jalan berdampingan. Aku takut kalau harus bicara dengannya. Aku kesal tiap kali mendengar suaranya. Aku gak mau ngomong sama dia SELAMANYA. Bodo pokoknya SELAMANYA. (gak tau sih ya ini jadinya nanti gimana? Beneran selamanya kah? Haha liat aja ya)

"Pelan pelan kek jalannya, emang lo gak cape apa? Gue aja liat lo capek" serunya sambil berusaha jalan berdampingan denganku. Ya, aku capek. Capek banget harus jalan kaya robot gini. Capek dengan berat badan yang berbobot besar ini. Capek kalo jalan seperti ini. Tapi harus gimana lagi aku gak mau kalau harus bicara dengan dia.

Aku menoleh kebelakang dan dengan cepat kembali kepalaku menghadap ke depan seperti semula.

"Terserah lo deh" gumamnya kesal

Saat sampai di meja bu Jus, langsung kubuka lacinya. Walaupun aku tidak melihatnya aku bisa menebak kalau dia memperhatikanku. Ku buka lacinya dan menatapnha. Mungkin tatapanku ini membuat dia mengerti kalau dia harus segera meletakkan makalahnya itu.

"Sudah, lo bisa tutup lagi tuh laci" langsung ku tutup dan ku kunci kembali laci bu Jus. Saat ku berbalik badan sepertinya dia sedang menungguku jalan kearahnya. Tapi begitu lewat di hadapannya kembali ku acuhkan dia. Tanpa menatapnya aku berlalu darinya. Sepertinya dia pasrah dan berjalan di belakangku menuju ke kelas

"Eh" seru dia memecahkan keheningan.

"Iya lo yang sedang jalan di depan gue"

Aku menengok ke arahnya

"Kenapa sih lo kayanya takut gitu setiap ketemu gue? Emang gue setan ya?" tanya dia langsung. Aku hanya bisa menatapnya.

"Kayanya dulu lo sempet ngobrol sama gue deh, tapi kenapa sekarang begini? Kaya gue punya salah sama lo"

Iya kamu salah Dimas, kamu salah sama kejadian 2 tahun lalu.

Big Girl and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang