BGAI 8

2K 98 6
                                    

Akhirnya selesai juga. Yuhuuuu!! Gue bebas hahaha. Aku sudah menyelesaikan ujian nasionalku yang baru saja selesai. Setelah lama menanti ujian ya kan? Hahaha. Tapi gak boleh seneng dulu sih sebenarnya, belum tentu kan hasilnya bagus semoga aja hasilnya gak malu maluin.

"Woy dim, ikut gak lo?"
"Eh iya, apa? Ikut kemana?" Si Niko kalo ngomong suka ngagetin
"Coret coretan lah biar hits" sambung Nadine
"Yee elo mah emang pengennya. Liat aja tuh baju lo udah di crop segala, rok ngepres banget udah kaya cabai tinggal foto nunggin aja" sahutku asal
"Yeee biarin aja keles suka suka gue lahh ko lo repot? Intinya lo mau ikut gak s?" Sahut Nadine
"Udah ikut aja sob elah, kapan lagi ya gak? Abis ini gak ada lagi yang namanya putih abu abu. Kalo lo gak ikut sekarang lo gak akan bisa ngerasain yang namanya coret coretan, selau gue udah bawa pilox hahaha"dengan enaknya Agil bilang seperti itu . memang Muhammad Agil Taoseh selalu saja membuatku ikut terjerumus dalam kata-katanya yang dapat membuat hatiku luruh untuk ikut.

"yaudah gue ikut" sahutku. Mau gimana lagi? Aku sebenernya males ikut, tapi aku belum pernah ngerasan yang namanya coret coretan. Ya itung-itung pengalaman deh.

Aku, Nadine, dan Agil menuju tanah lapang ke dekat sekolah. Di sana sudah banyak anak kelas 12 yang ingin menghabiskan waktu untuk coret coretan.

"sini Dim, gue tulis nama gue di baju lo" Agil menuliskan namanya di bajuku. Kulihat semua teman temanku sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, mulai dari menuliskan namanya di baju temannya, foto selfie, ngerobek rok -__- semuanya dilakukan asalkan senang. Kegiatan selesai diakhiri foto bersama bersama anak kelas 12 yang ada di lapang. Dan sekarang waktunya pulang kerumah.

"Dim nebeng dong" rengek Nadine padaku.

"yaudah ayo" aku memberhentikan motorku.

sambil mengendarai motor aku berbincang dengan Dina.

"eh Dim gue lupa. waktu itu Tanti nanyain lo" ucap Nadine asal. aku diam sejenak dan menanyakan kembali. 

"kapan?" tanyaku

"waktu itu, yang lo bareng sama gue"

"nanya gimana dia?" tanyaku ingin tahu.

"dia nanya gini, 'Nadine yang tadi bareng lo Dimas ya?' gitu doang. itu dia nanya di sms sih Dim, gue baru bilang sama lo sekarang abis lupa. kenapa tuh dia nanyain lo?" jelas Nadine

"ya mana gue tau, lo tanya aja sendiri sama orangnya" jawabku

"iya ya, gue gak bales sms ny. ga penting juga lagi hehe" cengenges Nadine

tumben tumbenan Tanti nanyain aku, gak biasanya. pasti ada sesuatu.

Tanti POV

"Tan ayo sini bantuin packing barang" rencanya aku akan pindah dari kompleks ini besok dengan alasan mamaku bosan dengan suasana di lingkungan ini. Sudah lama mama mengidam-ngidamkan rumah yang suasananya masih seperti di desa. Dengan masih terdengarkan suara gemerick air di pagi hari, udara yang sejuk, dan desain rumah yang masih tradisional. Dan rumah seperti itu dengan cepat mama dapatkan dengan pertolongan Tante Yoda.

"iya ma" jawabku malas sambil berjalan ke arah kardus  yang akan ku isi dengan barang-barangku.

"lagian ngapain pake acara pindah rumah segala sih ma? kan repot kalo udah begini, harus packing barang sebanyak ini" ocehku sambil memandang barang-barang yang ada di sekelilingku. aku pusing melihatnya. kardus dimana-mana, debu makin banyak, ma tidur juga risih karena barang yang numpuk di tempat tidurku. kalo begini rasanya aku ingin tidur di hotel aja.

"kamu begini aja sewot, nanti juga kamu akan merasakan saat kamu mempunyai suami dan akan meninggalkan rumah mama sama papa. nanti kamu akan  ngerasain packing kaya gini lagi. makanya gak usah ngeluh Tan, anggap aja latihan. lagi kan kamu juga udah tau dari dulu, mama itu ingin sekali punya rumah seperti rumah yang kita sudah beli. papa kamu juga setuju" jawab mama panjang lebar

"apasih ma, Tanti itu baru lulus SMA itu juga kalo lulus. dan masih lama kawinnya ma" jawabku kesal

"ya kamu jangan pesimis gak lulus lah harus optimis lulus. heh enak aja kawin, nikah dulu baru kawin" jawab mama lagi

"ya terserah lah ma" jawabku sambil memasukan kolrksi piring antik mama

keesokan harinya semua barang sudah masuk ke dalam mobil box dan siap menuju ke rumah baruku. setibanya di depan rumah kami sekeluarga sudah di sambut oleh Tante Yoda. aku mama dan papa sibuk menurunkan barang dari mobil ke pekarangan rumah kami. sedangkan Willi sudah berlari ke arah anak kecil seusianya yang sedari tadi melihat kepindahan kami. sepertinya anak kecil itu akan menjadi teman Willi di kompleks ini.

rumah baru kami memang nyaman. pekarangan kami dikelilingi oleh pepohonan hijau di sana juga ada saung dan kolam ikan. aku sibuk berkeliling rumah dan memang sejak pertama aku kesini aku belum melihat penuh isi rumah ini. aku memandang ke arah trampolin di bawah pohon rindang dan menuju ke sana. ku duduki trampolin ini. aku memandang lagi ke sekitar. terlihat kamar yang dimiliki rumah sampingku. catnya berwana cream dan jendelanya terbuka. 

"Tan, liat Willi gak?" teriak mama dari pintu belakang rumahku.

Willi? dia belum pulang dari tadi saat kami memindahkan barang? ya ampun itu anak benar-benar nakal.

"gak lihat aku ma, nanti aku cari" turunku dari trampolin dan segeran mencari Willi.

kemana coba ini anak, bikin repot aja. aku keluar dari rumah dan mencari Willi di sekitar kompleks. aku melihat anak yang tadi berdiri melihat keluargaku pindah. sepertinya dia sedang mengumpat di dekat pagar rumahnya.

"dek, kamu lihat Willi?" tanyaku pada anak itu

"Willi siapa ka?" tanya bocah kecil itu. sepertinya mereka belum berkenalan.

"anak kecil yang baru pindah di kompleks ini tadi siang. kamu tadi lihat kan?" jelasku

"oh dia lagi jaga ka, aku lagi ngumpet nih nanti ketauan. kaka sana gih, aku gak mau ketauan. kalo ketauan nanti aku jaga" usir halus anak kecil ini.

"dia namanya Willi dek, kamu panggil dia gih. bilang kaka nyariin. soalnya Willi dicariin mama aku" suruhku pada anak kecil itu

"gak mau ah ka, aku lagi asik main. kaka ganggu aja ih aku sebel sama kaka"

"Rafa itu siapa?" kudengar ada suara lelaki yang ku kira memanggil bocah ini.

"ini ka, ada cewe gendut yang gangguin aku main" ih ini anak kalo adikku sudah aku jewer.

"siapa Raf?" ku dengar suara jejak kaki mendekat ke arah aku dan bocah sialan ini. OhmyGod. dia semakin mendekat ke arah kami dan memandangku.

"lo ngapain disini?" tanya lelaki itu

Big Girl and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang