Chapter 6

1.1K 116 2
                                    

Elena's POV

Aku meletakkan tas ranselku di kursiku. Aku masih mengantuk dan rasanya aku sangat butuh tidur sekarang. Ini pasti karena aku menonton film semalam.

"Nadine, aku ingin tidur. Kau bangunkan aku jika bel masuk sudah berbunyi ya," pintaku.

"5 menit lagi bel, kau masih ingin tidur?" tanyanya.

"Aku mengantuk sekali dan ingin tidur ya walaupun hanya 5 menit," ucapku.

"Pasti semalam kau menonton film yang baru aku berikan?" tebak Nadine.

Aku memberikan senyum terbaikku saat ini pada Nadine.

Nadine menghela nafasnya. "Sudah kuduga memang,"

Aku menatap Nadine sebentar lalu berniat untuk meletakkan kepalaku diatas meja dan terlelap disana. Tetapi saat aku ingin melakukannya aku melihat sesuatu yang menarik perhatianku.

Ku lihat Matthew terlihat sibuk dengan dasi di kerahnya. Aku benar-benar memperhatikannya. Dia tidak bisa memakai dasi atau bagaimana?

"Apa yang kau lihat? I'm so handsome, right?"

Tiba-tiba suara Matthew membuatku terkejut.

Aku memutar bola mataku. "Nope. But your tie is so fucked up,"

"Seperti ini kan caranya?" tanyanya.

"Bukan seperti itu. Here, I'll tell you," kataku seraya menunjukkan caranya.

"Sulit. Aku tidak mengerti. Lebih baik kau pakaikan aku saja. Seraya kau juga berlatih untuk nanti saat kau memakaikanku dasi jika aku ingin berangkat kerja," ucap Matt tersenyum penuh harapan padaku.

"Hmm, kau pede sekali," balasku.

Ashley dan Nadine menatapku dan tersenyum penuh arti. Apa maksud mereka? Huh.

"Sudahlah. Lebih baik kau pakaikan saja dasi Matt itu," ucap Nash.

Matt menaik-turunkan kedua alisnya. Sial. Mengapa dia terlihat lucu jika seperti ini? Kuatkan dirimu, Elena.

"Dia memang tidak pernah benar memakai dasi. Tidak pernah aku melihat dasinya rapi. Mungkin hari ini aku bisa melihatnya jika kau yang memakaikannya?" ucap Aaron dengan senyum tidak terartikan.

"Kau dengar, kan. Pakaikan ya?" pinta Matt. Mengapa wajahnya lucu sekaliiiii. Ah jika seperti ini bagaimana aku bisa menolaknya.

Aku menghembuskan nafasku. "Baiklah,"

Matthew tersenyum lalu mendekatkan tubuhnya padaku. Aroma khas tubuhnya merasuk ke dalam hidungku. Jarakku dengannya sangat dekat. Aku pun meraih dasi lalu memakaikannya dengan rapi.

"Sudah," ucapku seraya mengambil langkah untuk mundur ke belakang.

Tetapi, Matthew mencegahku. Ia memegang kedua bahuku membuatku diam di tempat. Aku menatap wajahnya yang tersenyum padaku. Apa ini?!

Aku memberinya kode agar dia berkata maksudnya. Tetapi dia tidak berkata apa-apa. Teman sekelasku juga hanya melihat kami dan tidak berkata apapun. Aku ingin meleleh saja rasanya jika dia seperti ini padaku.

"A-apa?" tanyaku benar-benar gugup.

Dia tersenyum.

Hey! Aku butuh jawaban. Bukan senyumanmu yang bisa membuat aku benar-benar meleleh. Banyak pertanyaan yang memutar di otakku. Tetapi aku hanya menatap lantai. Ada apa ini?

"Elena," Akhirnya dia berkata!

Aku menatapnya lagi dan menaikkan kedua alisku. Kode agar dia melanjutkan perkataannya.

can we fall in love? // m.eTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang