Pandangan ku tak pernah lepas memandanggi mobil van hitam yang membawa para member dan akhirnya menghilang di persimpangan depan komplek rumah. Aku khawatir, khawatir jika sesuatu buruk menimpa manusia menjengkelkan itu. Kondisinya belum membaik. Tidak kah, manager atau para member lain menyadari itu? Bagaimana kalau dia tak bisa menjaga dirinya sendiri atau panasnya semakin tinggi? Itu malah akan semakin merepotkan yang lain.
Aiss dia bilang aku tak usah menghawatirkan kondisinya? Bagaimana aku bisa eh!
Tapi kenapa aku harus khawatir? seharusnya aku bahagia kan? Selama dua minggu ini tak ada lagi laki-laki merecoki ku untuk bangun di tengah malam hanya untuk di temani melakukan sesuatu yang konyol.
"Yah, yah seharusnya kau bahagia Jessi." gumam ku mengangguk-anggukkan kepala, soalah membenarkan perbuatan ku.
"Jessi." sayu-sayup bisa ku tangkap decitan suara tapi anehnya pemilik dari suara itu sama sekali tak terlihat.
"Disini!"
Astaga. Pemilik sumber suara itu kini tengah bersembunyi disalah satu dahan di atas pohon. Ya Dewa, Sedang apa gadis itu diatas sana?
"Sini." decisnya lagi sambil melambaikan tangan memintaku untuk mendekat.
Mau tak mau aku harus berjalan mendekati sahabat manusia ku ini. "Ngapain di atas?" tanyaku saat sudah sampai didekat Jessica yang tengah mengambil ancang-ancang untuk turun dari pohon.
"Hati-hati!" peringat ku, bisa berabe kalau gadis ini jatuh. Semua orang tau kalau Jessica adalah ratu dari para member. Mereka akan menjaga gadis itu dengan baik, bahkan mereka rela mengorbankan diri sendiri demi menyelamatkan ataupun mendahulukan Jessica diatas semuanya.
"Hehehe, aku sedang mengawasi pengawal di depan sana. Kamu lihat tidak Jes?" tanyanya masih dengan suara mendecisnya.
Aku melengoh kearah pagar depan. Seingatku tadi mereka tidak ada disana.
"Mereka tidak ada." jawabku.
"Akhirnya." senyumnya semakin lebar.
"Kenapa
"Jeje, aku bosan di rumah, ayo pergi main keluar. Ya, ya, ya?"tanyanya sambil mengayun-ayunkan tangan ku, meminta persetujuan.
Heh tidak kakak, tidak adik sikapnya tak jauh beda. Suka bermanja dan memasang tampang mengenaskan layaknya anak kucing yang berharap diberi makan oleh tuan nya.
Aku mengangguk pasrah. Lagian aku juga bingung harus melakukan apa hari ini.
"Oke, tapi aku beres-beres dulu um."deham ku dan masuk ke dalam rumah dan di susul Jessika dari belakang.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crazy mermaid
Fantasy[Penting!!!!] [Cerita ini aku privat ya, jadi kalau mau baca follow aku dulu. Terima kasih ❤] Peringkat #89 ( 8 Juni 2019 ) Peringkat #66 #mermaid (15 juli 2019)