Dapur SteHe

Dapur SteHe 08

Penulis kelas kamar mandi itu tidak perlu bakat, tetapi yang penting berani melakukan beberapa syarat penting!

Apa itu?

Yang pertama, harus mengisi "tembolok" dengan membaca banyak buku, tujuannya supaya terisi penuh perbendaharaannya.Ingat ya? Sekalipun sebagai penulis kelas kamar mandi, tidak bisa seadanya, miskin wawasan, dan tulisannya terlalu "kumuh", sehingga bikin orang tidak mau menoleh kepada tulisan Anda.

Jangankan penulis yang professional, penulis kelas kamar mandi juga menuntut wawasan yang luas. Dari wawasan yang luas ini, kita bisa mengenali beberapa teknik menulis, walau sebenarnya teknik menulis itu juga tidak baku. Selain itu, kita juga mengenali beberapa gaya dari bermacam-macam penulis yang keren dan bagus-bagus hasil karyanya. Menurut saya, gaya penulisan itu yang sebenarnya di sebut "bakat".

Apa maksudnya?

Ketika kita mulai menyukai gaya seorang penulis, maka sebenarnya kita sedang menangkap sinyal untuk menjadi seorang penulis walau kelas kamar mandi saja.

Gaya penulis itu penting, sebab gaya itu yang pertama memancing Anda untuk mulai menulis, dan dijamin gagal.

Mengapa gagal?

Sebab Anda ngga yakin kalau tulisan Anda itu bagus!

Itu kegagalannya!

Sebenarnya tulisan itu harus yakin, hanya tulisan itu harus ditulis berulang-ulang, seperti seorang pemahat yang terus menerus memahat bagian-bagian yang sudah dipahat supaya semakin bagus. Setelah itu diampelas supaya halus.

Mengapa hasil tulisan itu harus ditulis berulang-ulang?

Supaya menjadi matang, dan ditambahkan pernak-pernik yang membuat para pembacanya dipuaskan dengan tulisan Anda.

Rahasia sederhana: seseorang tidak perlu terkunci dengan definisi yang mengatakan ada bakat atau tidak dalam menulis. Yang penting jalani saja, sebab ketika seseorang menjalani sesuatu dengan mentok, maka tekadnyalah yang akan mengebor jalan yang mentok itu, dan setelah jalan yang mentok selesai dibor, maka bermunculan kemampuan baru yang kebanyakan orang menyebutnya sebagai bakat!