Aku terbangun setelah mendengar dering telepon rumah berbunyi. Aku segera bangun dan turun ke lantai bawah untuk mengangkat panggilan itu dengan mata masih setengah tertutup.
"Hello?" Kataku dengan suara serak khas bangun tidur.
"Is Mr or Mrs.Winston there? It's Jean Harrish from the exchange student program"
"Oh, Mrs.Harrish. My parents weren't here, they're having a vacation in UK" jawabku sambil mengucek mata.
"Oh, okay, it's Valerie right?"
"Yes, I am"
"Well, Val would you remind Luke to come to our office because there are somethings that we haven't told him"
"Okay, I'll remind him"
"Thank you then, have a good day"
"Anytime" jawabku sambil kembali menyimpan gagang telpon ke tempatnya.
Hari ini libur, awalnya aku hanya akan bermalas-malasan di kamar, mendengarkan lagu atau menonton film, tapi berhubung aku sudah bangun nampaknya aku harus mempersiapkan sarapan untuk aku dan Luke mengingat hanya ada aku yang mengerti seluk-beluk rumah ini.
Aku meraih mangkuk besar dan mulai membuat adonan pancake. Selagi aku menunggu adonan di aduk menggunakan mixer, aku berjalan menuju depan tv dan meraih dvd-dvd yang berserakan di dekatnya. Memilih album mana yang akan aku dengarkan selagi membuat sarapan. Pilihanku jatuh pada album Speak Now milik Taylor Swift. I always love Taylor Swift. Aku langsung menyalakan dvd player dan menyimpan kepingan cd di atasnya dan membiarkan alunan musik terdengar dari speaker.
Aku berjalan menuju dapur dan kembali menyelesaikan masakanku. Aku menoleh ke arah jam dan mendapati ini masih pukul setengah tujuh pagi. Setelah adonan siap, aku mulai membuat sepotong demi sepotong pancake. Wangi, resep dari mom memang selalu juara. Saat aku baru selesai membuat dua potong pancake, seorang laki-laki bertubuh jangkung turun dari tangga dengan masih menggunakan kaos yang terakhir aku lihat.
"Pancake?" Tebaknya sambil berdiri di depan meja makan.
Aku hanya mengangguk sambil menoleh ke arahnya cepat. Kikuk. Merasakan situasi yang sama, Luke berjalan menuju depan tv dan meraih dvd-dvd koleksiku, kebanyakan dvd film dan sisanya album-album dari artis favoritku.
"Do you like Green Day?" Tanya nya sambil memerhatikan album milik Green Day yang sedang ia genggam.
"Dad love 'em" Jawabku sekenanya.
Tapi memang benar kok, album itu milik dad. Album-album milikku yang ada di sana hanyalah album Taylor Swift, Justin Bieber, One Direction, Ed Sheeran atau sejenisnya. Aku bukan jenis cewe yang suka 'explore' musik. Tapi walau aku gak explore, aku masih open kok sama musik lain.
"Oh I love this one" ucap Luke sambil meraih remote dan mengeraskan volumenya.
"You and I walk a fragile line
I have known it all this time
But I never thought I'd live to see it break"Luke menyanyikannya. Kuulangi. Ia menyanyikannya. Kepalaku menoleh dengan cepat saat ia bernyanyi. Rasanya... aneh denger anak cowok nyanyi dengan suara yang merdu. Mungkin ini kedengeran berlebihan, tapi aku gak pernah denger anak cowok nyanyi. Well, kecuali artis-artis papan atas yang memang kunikmati suaranya. Dad yang suka Green Day dan band sejenisnya juga gak pernah kedengeran nyanyiin salah satu lagu band favoritnya itu. Ia menyanyikannya dengan luwes seolah gak sadar aku perhatiin daritadi. Ia masih terus nyanyi sambil menyender pada kusen pintu dan memandang taman depan saat bau gosong menusuk hidungku.
YOU ARE READING
IS IT LEGAL? (Luke Hemmings)
FanficValerie Winston, falling in love with her brother, Luke Hemmings. Her feelings getting bigger and bigger as Luke stay in the room next to her. "But he's my brother!" ------------------- Bahasa Indonesia