1

6.3K 256 6
                                    

Wanita itu hanya terpaku pada satu titik, tepat didepannya, ada seorang wanita dengan gaun putihnya yang cantik berkilauan. Siapa lagi kalau bukan si mempelai wanita?

Ia memandang wanita dihadapannya dengan pandangan sayu, sepersekian detik kemudian wanita itu juga menatapnya dengan pandangan yang sama.

"Waeyo?" Tanya suara bass itu membuat kedua wanita itu menoleh kebelakang.

Ani, Lebih tepatnya seorang wanita.

"Appa.." Lirih wanita itu lalu segera memeluk laki - laki berumur tersebut, ia tak sanggup lagi untuk tidak menahan tangisnya. Ia tahu, ini tidak seharusnya terjadi, menangis di hari bahagia bukan sesuatu hal yang patut untuk dilakukan.

"Ulljima, wajah cantik anak Appa nanti akan luntur. Bukannya kau tak suka memakai make-up? Kalau begini? Bukannya kamu harus mematut wajahmu lagi,em?" Laki-laki tua tersebut memberikan sapu tangan kepada wanita itu, putrinya. Ia menuntun wanita itu untuk duduk didepan meja rias, dan disana, ya disana, ia melihat sosok wanita itu lagi. Sosok wanita yang memakai gaun pengantin, sosok itu, dirinya sendiri.

"Appa tahu, kamu masih belum bisa menerima pernikahan ini, bagi Appa ini juga terkesan mendadak tapi Appa harap mengertilah. Calon suamimu, juga orang yang baik" Ucap Appa lalu mencengkram bahu wanita itu erat.

"Appa hanya ingin kau bahagia, Hyunsoo-ah dan Seunghyun, orang yang tepat bagimu. Maka, Appa mohon berbahagialah karena kita tidak akan pernah tahu, kapan Appa akan pergi meninggalkanmu" Lirih Appa nya membuat dia serasa ingin menangis kembali.

"Ne. Arraso, Appa." Ucapnya pelan lalu mengusap tangan Appa nya pelan pada bahunya

**

Aku tidak pernah menyangka bahwa saat ini pada akhirnya datang juga di kehidupanku. Hari dimana, aku mengikat sebuah janji seumur hidup dengan seorang pria yang seharusnya aku cintai. Ya, seharusnya. Hari ini, aku menikah dengan seorang yang bahkan masih menjadi orang asing dalam kehidupanku, bagaimana bisa aku menghabiskan seluruh hidupku dan mewujudukan impianku dengan seseorang yang bahkan tidak aku kenal sama sekali? Ini gila, benar - benar gila.

Baik, mungkin memang pria itu bukan sepenuhnya orang asing dikehidupanku. Pria itu, kakak dari temanku. Sosok yang pernah menjadi cinta pertamaku saat aku masih menginjak sekolah menengah pertama. Hanya sebatas itu, tak lebih. Bahkan apabila kalian berpikir dengan status dia sebagai kakak dari temanku sendiri, aku akan dengan mudah mendekatinya. Pada kenyataannya, tidak.

Dia sosok yang dingin dengan tatapan tajam namun tidak mampu melunturkan kharisma yang ada pada dirinya sekalipun. Dia sosok yang sangat angkuh dan sulit untuk dijangkau. Rahangnya tegas dan tubuhnya yang sangat proposial menjadikan dia sosok yang diidamkan semua gadis saat itu. Dan aku hanya seorang gadis pengagum rahasianya, yang bahkan tak pernah bertekad untuk sekedar menjangkaunya.

Aku memeluk lengan Appa erat, bahkan lebih erat sebelumnya. Tinggal beberapa langkah lagi sebelum aku mencapai altar dan bertemu dengan sosok pria yang sudah lama menghantui pikiran, juga hatiku. Pria itu mengulurkan tangannya, dan aku menerimanya, meninggalkan Appa yang sudah bediri dibelakangku. Bahkan, ia tak tersenyum padaku. Wajahnya tetap dingin dan tak berekspresi seperti biasanya. Dia benar-benar sedingin es!

"Choi Seunghyun," panggil Pastor itu membuat aku makin gugup.

"bersediakah anda, menjadi suami dari Cho Hyunsoo dengan ikhlas hati? Menerima orang yang berada disamping anda dalam sehat ataupun sakit juga baik ataupun buruk?" Tanya Pastor itu.

"Ya, saya bersedia" Jawabnya dengan tegas.

"Menghargai dan menghormati istrimu selama hidupmu? Dan bersediakah anda menjadi ayah dari anak - anak yang dipercayakan Tuhan bagi anda?" Tanya pastor itu sekali lagi.

"Ya, saya bersedia" Ucapnya.

Pastor itu beralih kearahku.

"Cho Hyunsoo" Panggil Pastor itu.

Sial, jantungku bahkan berdetak dua kali lebih cepat.

"bersediakah anda, menjadi istri dari Choi Seunghyun dengan ikhlas hati? Menerima orang yang berada disamping anda dalam sehat ataupun sakit juga baik ataupun buruk?" Tanya Pastor itu padaku, sekarang.

"Ya, saya bersedia" Ucapku tegas.

Apa kau yakin, Hyunsoo?

"Menghargai dan menghormati suamimu selama hidupmu? Dan bersediakah anda menjadi ibu dari anak - anak yang dipercayakan Tuhan bagi anda?" Tanya Pastor itu sekali lagi.

"Ya, saya bersedia"

"Saudara - saudari dengan ini saya nyatakan kedua orang ini telah resmi menjadi pasangan suami istri. You may kiss the bride.." Ucap Pastor itu pada akhirnya.

Tubuhku menegang, tapi pria itu sudah berbalik untuk menghadap kearahku membuat aku juga ikut berbalik menghadapnya. Ia menatapku tanpa ekspresi, dan kupastikan aku sudah menatapnya dengan tatapan bodoh. Ia mendekatkan wajahnya kearahku. Oh tidak, hanya beberapa senti lagi dan,

CHU.

Dia menciumku.

Dan itu ciuman pertamaku.

***

Hai! Gimama ceritanya? Ini project kedua aku sebenernya, tapi ini project pertama bikin fanfic apalagi bawa si tabi dalam fanfic!

Karena jadwal sekolah padet banget harap maklum ya kalau misalnya update suka molor tapi diusahakan tiap hari update ko☺☺

Jangan lupa vote and comment ya reader! GOGO

c. weirdostabi // dorotheagustin

TIME [FF BIGBANG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang