4

2.5K 200 5
                                    

Aku merapatkan mantelku sembari mengamati jalanan kota Seoul yang sedikit senggang Minggu siang ini. Sesampainya aku dipemberhentian selanjutnya, aku melangkahkan kakiku menuju sebuah cafe bernuansa vintage yang tak jauh dari shelter bus yang baru saja kuturuni.

Kring.

Bunyi bel yang dipasang dekat pintu membuat semua mata di cafe ini menoleh padaku. Mataku jatuh pada sosok mata yang berdiri dibelakang kasir sambil menutup mulutnya tidak percaya. Aku tersenyum kecil menanggapinya.

"OMO!" Pekiknya senang dan segera meminta staff yang lain untuk mengurusi pelanggan yang tengah ingin membayar.

Grep!

Dia memeluku erat, aku hanya terkekeh pelan menanggapinya.

**
"Astaga, Seunghyun Oppa benar-benar! Kenapa dia membiarkanmu datang kesini sendirian. Aish, akan kumarahi dia kalau ketemu!" Ucap Hyemi kesal.

"Gwenchana, Hyemi-ah. Buktinya sekarang aku bisa sampai kesini dengan selamat bukan?" Tanyaku, membuat ia meneliti setiap tubuhku. Memastikan bahwa aku benar baik.

"Ya, tapi ada apa dengan wajahmu, huh? Kemana Hyunsoo yang berpipi chubby? Kenapa pipimu terlihat lebih tirus sekarang? Omo, bahkan wajahmu terlihat lebih pucat!" Ucap Hyemi heboh, membuat beberapa pasang pelanggan menoleh.

"Sst, Hyemi-ah! Kecilkan suaramu sedikit, mengganggu yang lain.." Bisiku, namun ia malah menatapku sebal.

"Biarkan saja, toh aku manager disini! Jangan lupa, Hyunsoo-ah. Kalau mereka tidak suka, mereka bisa angkat kaki dari sini. Lagipula bagiku, mati satu tumbuh seribu" Ucap Hyemi, membuat aku hanya bisa geleng kepala menghadapi sikapnya yang kekanakan.

Bahkan, sudah bertahun-tahun kami bersahabat Hyemi masih seperti Hyemi. Kekanakkan, manja dan polos. Kadang ia bisa menjadi sosok yang menyebalkan, umur kami yang sama pun tetap memberikan kesan bahwa ia adalah adiku. Namun, ia juga dapat bersikap dewasa ketika ia mulai memberi nasihat, layaknya kakak perempuan yang tak pernah aku miliki.

"Hyunsoo-ah" Panggil Hyemi membuat aku sadar akan lamunanku.

"Hm?"

"Kau melamun,eh? Jangan bilang kau tidak mendengarkanku sedari tadi!" Pekik Hyemi kesal membuat aku menggaruk tengkuk leherku yang sama sekali tak gatal.

"Kau ini. Menyebalkan sekali" Ucap Hyemi dan memonyongkan bibirnya kesal, tak lupa ia melipat kedua tangannya didada.

"Mianhae. Aku hanya sedikit kurang fokus tadi, akhir-akhir ini begitu berat bagiku" Ucapku. Melihat raut wajah Hyemi yang khawatir membuat aku tersadar dengan apa yang baru saja aku katakan.

Hyunsoo, bodoh!

"Apa ini menyangkut Oppa-ku?" Tanya Hyemi dengan nada hati-hati. Aku menggeleng cepat, namun Hyemi dan aku sudah bertahun bersahabat. Ia dapat mengetahui apakah aku berbohong atau tidak. Ia menghela nafas panjang, menyandarkan bahunya pada kursi.

"Jadi benar, Oppa-ku." Ucapnya menggantung.

"Hyemi, ak-"

"Aku mengerti kalau kau tidak ingin memberitahu aku apa yang terjadi sebenarnya. Aku mengerti." Ucap Hyemi dengan nada rendah. Apa ia marah?

"Tapi Hyunsoo, Oppa-ku memang dingin dengan semua orang. Namun bukan berarti dia tidak menyayangimu. Aku tahu, walau Oppa tidak pernah menunjukkannya, Oppa menyayangimu. Aku hanya berharap kalau kau tidak pernah meninggalkan Oppa apapun yang berjanji. Oppa-ku, apabila dia sudah menyayangi seseorang, dia akan menjaganya bahkan nyawa sekalipun." Hyemi menghela nafas panjang sebelum melanjutkan kalimatnya.

TIME [FF BIGBANG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang