1. Alana Leorandra Simon (revisi)

12.2K 323 7
                                    

Hello! Nama aku Alana Leorandra Simon, nama kesayanganku Ara (aku juga bingung kenapa bisa jadi Ara ya?) *author aneh. Tapi mungkin diambil dari huruf awal nama Alana dan huruf terakhir dari Leorandra.

Biasanya temen - temen panggil aku Ana, karena kata mereka kalau dipanggil Alana kepanjangan so mereka manggil aku gitu seenak jidatnya.

Aku anak tunggal dari keluarga Leorandra Simon dan anggota keluarga Simon. Bingung ya?
Hmm, jadi aku itu anak dari Leo Alfain Simon dan Alandra Kencana Ayu. Ayahku blasteran Jerman-Belanda-Indo sedangkan bunda indo asli malah dari suku sunda.

Eh, ko malah bahas itu kapan aku berangkat sekolahnya? Oh ya aku sekarang udah lulus SMP terus dilanjut ke High School United. Sekolah terkenal di kota ini kata temen-temen aku sih yang masuk ke sana hanya dari kalangan atas, ada juga dari kalangan bawah itu juga masuk lewat beasiswa.

Pernah lihat drama The Heirs? Yah anggap aja sekolah aku seperti sekolah yang di sana.

Hmm, keren yang masuk ke sana lewat beasiswa, apalagi tes-tesnya itu jangan dianggap remeh guys.

Sebenarnya sih itu sekolah milik ayah, jadi gak mungkin kalau anaknya dapat beasiswa di sana.

Heyy kenapa bahas ini sih nanti telat berangkat lagi, *author aneh.

Power bank cek.

Ponsel cek.

Buku cek.

Gadget cek.

Dompet cek.

Persyaratan MOS cek.

By the way, sekarang hari pertama aku MOS. Suer ribet amat melebihi sekolah lain menurutku. Masa semuanya serba pita? Wait, maksud aku semua yang kita pakai ditempelin pita dan lebih parah lagi sesuai tanggal lahir.

Dari rok biru ku, coba tebak ada berapa pita ? Hmm,

Just one alias satu, haha. Enak ya jadi aku gak terlalu ribet. Bukan cuma rok biru tapi baju seragam yang aku pakai, dasi, iketan rambut, jam tangan, tas, dan bahkan sepatu semuanya ditempelin pita dan yang lebih waw lagi disuruh pake topi pantai sama bawa payung. Udah kaya temennya Sarimin, monyet yang suka cosplay jadi manusia yang mau ke pasar bawa bawa begituan!

Ckck kasian aku sama orang yang lahir tanggal tiga satu. Siapa sih yang buat persyaratan begituan, mau aku mutilasi sumpah.

Aku pun menatap cermin di depan, huuh nyebelin tapi gak terlalu berantakan sih. Di cermin itu terlihat remaja perempuan dengan badannya yang ramping, tinggi, kulit sehalus batu pualan, warna rambutnya berdominasi warna hitam dengan sedikit warna coklat yang membuatnya bertambah manis, dan juga lesung pipit yang ia perlihatkan saat ia tertawa. Bisa dibilang walaupun ia didandani seaneh mungkin seperti sekarang, akan tetap terlihat cantik dan diri itu aku. Dari kecil aku memang pede, jadi jangan syok yaaa.

"Haha, memang orang cantik diapain juga tetap cantik." racau ku memuji diri sendiri.

Ok sip, aku keluar dari kamar.
"La la la." senandung gue saat menuruni tangga. Ko rame ya banyak pelayan berlalu lalang, biasanya juga cuma beberapa pelayan.

"Mbok yem..." panggil ku ke seorang wanita lanjut usia itu, "Ada apa non? " tanya mbok yem, mbok yem itu ketua asisten rumah tangga di rumahku.

"Ko banyak pelayan? Emang mau ada acara apa? " tanya ku sambil mengedarkan pendangan ku.
"Kirain si mbok mau nanya apa. Jadi nanti malam akan ada acara, kata nyonya sih mau makan malam dengan temen-temen nyonya" jawabnya

"Oh, maksud mbok arisan?" tanya aku dengan penasaran.

"Oalah non, sejak kapan nyonya ikut arisan. Si mbok juga gak tahu, lebih baik non tanya aja ke nyonya, sekarang beliau ada di ruang makan " Jawabnya sambil cekikikan.

Oh ya ko lupa sih, bunda kan paling anti ikut arisan. Katanya sih buang - buang waktu, menurut aku sih itu alasan yang logis.

"Oh iya mbok aku lupa, ya udah aku ke sana dulu."jawab ku sambil tersenyum.

Pas aku lewatin para pelayan mereka nunduk, aku hanya tersenyum. Kenapa sih setiap aku senyum mereka langsung natap begitu, bukan mereka doang tapi hampir semua orang. Entahlah aku juga gak tahu.

"Pagi bun, yah, eh...ka bay." seru aku menggelegar di ruang makan.

"Aish, Ara jangan teriak di ruang makan." Kata bunda sambil menatap ku tidak suka atas kelakuan ku tiap pagi haha.

"Ya ya bun, ka bay kapan pulang ke rumah? Ko gak bilang ke Ara sih, Ara kan kangen." Jawab aku gak jelas karena masih kaget akan kehadiran nya dan langsung menatap ka bay dengan tajam. Dia itu sepupu jauh ku yang kebetulan sekolahnya di sini dan diasuh bunda gara gara orang tuanya itu suka banget keliling Eropa jadi selama ka bay di Indonesia dia tinggal di rumah orang tua ku. Nama aslinya tuh Geiry Ubay Warker, cuma waktu kecil namanya suka diplesetin sama temen temennya jadi Gay bukannya Gei. Dari situ dia gak suka dipanggil Gei.

"He he, kaka pulang tadi malam, sorry gak bilang ke kamu," elak ka bay sambil mengedipkan sebelah matanya.

Aku bergegas ke arah nya dan memeluknya erat. "Ara, gue gak bisa nafas kalau kamu meluk kayak orang kesetanan gini" teriak ka Bay deket telinga ku lagi.

"Ish kaka, Ara bisa-bisa jadi budeg kalau kaka teriak di telinga Ara." aku menjawab sinis, lalu melepas pelukannya dan melirik nya. Aku lihat ka Bay mau ngomong lagi tapi di potong oleh ayah. "Kalian ini baru tadi kangen-kangenan, sekarang udah kaya tom and jerry. Sekarang kalian makan, dan kamu Ara hari pertama MOS gak boleh telat, jadi cepatlah kamu berangkat bersama ayah," ucap ayah dengan suara beratnya.

"Yahhh, ko sama ayah? Pokonya Ara gak mau ampe temen-temen baru dan kaka kelas Ara tahu kalau Ara anak ayah sama bunda." Jawab ku sambil menggembungkan pipi bertanda kalau aku gak mau.

"Yey, nih anak emang kenapa sih kalau mereka tahu?" Tanya ka bay sambil senyum smirk nya.

"Ish, kaka pura-pura gak tahu apa pikun. Waktu SMP kan aku hampir ketahuan aku anak ayah pemilik SMP, satu hari di sekolah waktu itu aku kayak diperhatiin terus. Kan sebel, untung waktu itu Fani sahabat kecil aku bilang kalau itu semua salah, kalau ayahku itu cuma sekretaris di sekolah jadi ada gosip begituan."kata aku sambil menghentakan kaki di bawah meja makan dan memakan roti bakar buatan bunda.

"Hmm, ayah juga cuma anter kamu sampai depan gerbang sekolah jadi gak akan ada yang tahu. Gimana?"tawar ayah.

"Oke dehh sip, aku berasa jadi anak sd lagi dianter jemput sama ayah," kata ku membuat semuanya diam, hey emang ada yang salah sama omongan aku.

"Ya ara, tapi sayang ayah gak bisa jemput kamu "ucap bunda dengan lembut.

"Ehem, maafin ayah. Ayah gak bisa jemput kamu sayang, soalnya ayah harus menyambut kedatangan teman sekaligus rekan bisnis ayah."jawab ayah dengan nada penyesalan.

Aku menghela nafas pasrah, beginilah punya ayah super sibuk. Sarapan bareng aja, aku udah bersyukur.

AnTaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang