Setelah suara mobil itu tidak terdengar, digantikan dengan suara yang cukup keras mengagetkan mereka semua.
BUGH...
Semua orang menoleh ke sumber suara, yang ternyata berasal dari atas panggung dan menampakkan pemandangan yang mengagetkan, yaitu Alana yang sudah tak sadarkan diri di lantai panggung.
"Dra!!" teriak Atala panik saat melihat kekasihnya tak sadarkan diri dan segera berjongkok di samping Alana.Penonton yang melihatnya segera berteriak kaget dan menimbulkan kebisingan. Sedangkan Atala yang sangat khawatir segera mengangkat tubuh Alana ala brydal style lalu beranjak turun dari panggung menuju ke back stage. Pembawa acara yang melihat kejadian itu, segera mengalihkan perhatian para penonton agar pensi tetap berjalan seperti yang direncanakan sebelumnya. Walaupun butuh waktu yang lama agar para penonton kembali fokus ke penampilan selanjutnya yaitu drama komedi dari eskul sastra.
----------------------------
"Ta, Ana kenapa?" tanya Fani panik karena ia tidak menyaksikan tak sadarnya Alana dipanggung, dikarenakan ia sedang sibuk mengatur stand bazar buku dari kelasnya. Ia segera berlari menuju backstage saat salah satu temannya mengatakan bahwa Alana pinsan dan di bawa ke backstage.
"Entahlah Fan, tiba tiba pinsan" jawab Atala frustasi sambil membaringkan badan Alana di sofa. Lalu cowo itu mengambil minyak kayu putih yang diberikan Cici dan segera membalurkan minyak tersebut ke pelipis Alana, agar Alana cepat sadar kembali.
'Na, kenapa kamu tiba tiba pinsan? Ada apa dengan orang itu Na? Dan apa makna tulisan itu?' batin Atala bertanya tanya, karena ia tadi melihat apa yang Alana lihat dan ia sangat yakin jika Alana pinsan karena melihat tulisan yang menurut Atala sangat tidak biasa.
"Bawa aja Ara ke rumah sakit Ta." tiba tiba suara Fano memecahkan kepanikan di antara mereka. Ia juga terlihat sangat panik, bagaimanapun Alana adalah sepupu sekaligus sahabat terbaiknya.
"Tunggu sampai beberapa menit fan, gue yakin sepupu kita bakal sadar bentar lagi." timpal Bisma tak kalah panik dari mereka semua.
"Na, sadar dong. Aelah, gak lucu tau candanya." seru Cici menenangkan dirinya, padahal ia sangat tau jika Ana memang sedang tidak bercanda.
"Dra,, please sadar." lirih Atala sambil mengelus ke dua telapak tangan Alana lembut. Ketakutan Atala yang takut kehilangan Alana terpancar jelas di matanya sampai orang disekitarnya menatapnya sedih.
Alana's pov
Gue mendengar lirihan Atala dan seruan teman teman gue untuk segera sadar, tapi ke dua mata gue enggan untuk dibuka apalagi kepala gue yang berdenyut sakit. Bedebah tuh orang!!! Kalo gue tau dia siapa, gue bakal bales semua yang dia lakuin. Gue kira kejadian di parkiran sekolah itu hanya teror biasa nyatanya tidak, bahkan sampai berlanjut di waktu yang tidak tepat seperti sekarang.
"Dra, please sadar." suara Atala terdengar lagi bahkan sangat lirih dari yang sebelumnya dan membuat gue berusaha lebih keras membuka kelopak mata gue yang sialnya susah buat di buka. 'Ayo na, demi Atala sama temen yang lain. Buka mata elu.' suara hati gue terus memberi semangat, sampai pada akhirnya kedua mata gue terbuka.
"Dra."
"Na." panggil mereka secara bersamaan, saat gue membuka ke dua mata gue.
Gue mengerjab kan mata berkali kali, agar penglihatan gue lebih fokus. Namun, rasa sakit di kepala gue semakin menjadi seperti ada benda yang terus memukul kepala gue berkali kali."Are you okay dra?" tanya Atala dengan ekspresi yang sangat khawatir saat gue mulai hampir kehilangan kesadaran gue lagi, namun sentuhan halus tangan Atala di kepala gue membuat gue kembali lebih sadar dan berusaha sekuat tenaga untuk menahan rasa sakit itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AnTa
Random#sedang direvisi Aku sama kamu punya cerita masing masing, tapi itu dulu. Karena mulai saat ini sampai seterusnya cerita ini tentang kita. Bukan aku dan kamu. Tapi kita.