3. He is Alfa (Revisi)

4.5K 232 4
                                    

Di sinilah aku akhirnya, sendirian di tengah tengah lapangan nyanyi  plus angkat satu kaki dan jewer kuping sendiri. Sumpah aku malu banget. Kalian tebak guyss aku jadi pusat perhatian ! Iya ya lah orang aku sendirian di tengah lapangan.

Ini semua gara gara dua curut yang ninggalin aku sembarangan plus si ketos (ketua osis) yang sangar bin nyebelin masa aku di kasih tiga hukuman guys. Golok mana golok!!!

Hukuman pertama udah finish, hukumannya tuh gampang banget cuma Jalan jongkok satu kali putaran lapangan. Gempor siihhh,,, bener kata Fani harus di kecilin nih sekolah, lapangannya aja gedenya banget bangetan.

Hukuman ke dua, ya ini guys yang lagi aku kerjain, nyanyi dangdut sambil angkat sebelah kaki, untungnya gak ke dua kaki. Trus iya!!! Harus jewer kuping sendiri. Gila gak tuh ketos aku yang kayak bidadari disuruh nyanyi dangdut, aku kan gak hapal lagu dangdut karena gak suka.

"Stop, kau mencuri hatiku..." nyanyi ku berhenti mendadak

"Heh... suara lu fals banget sih!!!  Yang enak dikit kek, fisik boleh lah. Eh... suaranya cempreng banget." potong kaka kelas cewe sumpah mukanya menor banget abis mangkal kali ye...haha

Kalau bukan kaka kelas udah aku layangin sepatu imut aku ke muka menor dia. "Maaf kaka, suara gue emang pas pasan. So udah ya nyanyi gak jelasnya" jawab ku sakartis.

"Heh, sekarang elo cari kaka kelas dengan tanggal lahir dan bulan yg sama kayak elo, ngerti?" Kata seorang cewek dengan jas osis tersampir di bahu kirinya, pemikiran pertama aku bahwa dia itu tomboy...haha mulai deh gue sotoy.

"Hmm, ya ka. Tapi cari di mana?" Tanyaku bingung, yang bener aja aku tanya satu satu ke mereka.

"Haha mana gue tahu, pokonya elo harus cari dia ampe jam dua belas terus kalo udah,  bawa dia  ke hadapan gue titik." Jawabnya tegas.

"Tapi ka, kalau..."

"Waktu di mulai dari sekarang and kalau telat elo bakal tahu apa yang bakal gue lakuin." Potongnya sangar.

Aku pun langsung ngibrit ke ruang TU, karena itu adalah tempat satu satunya yang ada  data para siswa.

Shit! Aku gak tahu ruang TU di mana.

Saat melewati koridor utama yang sepinya minta ampun, kagak tahu deh pada ke mana. Aku ngeliat mading yang di penuhi karya siswa.

What the fuck ! Ko kagak ada denah sekolah, biasanya sekolah gede gini tuh ada denahnya. Pulang sekolah aku harus bilang ayah tempelin denah sekolah yang gede.

Trus aku harus gimana !

Tiba tiba ada suara derap langkah kaki tak jauh dari belakang ku. Aku tersenyum kecil, rejeki anak sholehah batin ku saat melihat office boy.

"Maaf pak, hmm... TU dimana ya?" Tanya ku dengan muka sedatar datarnya padahal aslinya seneng banget.

"Oh it- itu neng dari sini lurus aja terus belok kanan nah di situh ada tangga neng naik aja tepat di lantai tiga neng jalan bentar terus bakal ada pintu yang besar di atas nya ada tulisan TU." Kata office boy itu panjang lebar.

"Oh... ya pak makasih." jawabku datar terus berlalu mengikuti intruksinya.  Samar samar aku mendengar dia ngomong sendiri. "Geulis pisan euy," itu yang aku denger karena aku langsung lari ke ruang TU.

Saat sampai di TU aku langsung masuk dan melihat ada seorang perempuan tua  berkerudung sedang menatap komputer di depannya dengan serius.

"Kalau masuk ketuk pintu dulu..." katanya sinis sebelum melihat ku. Dan aku pun berbalik ke depan pintu dan mengetuk pintunya lalu di jawab masuk olehnya.

"Maaf permisi bu, saya mau lihat data siswa di sini apa boleh?" Tanya ku dengan suara yang di imut-imutkan.

"Lah kamu anaknya pak Leo kan ? Ayo duduk jangan berdiri di situh terus, anggap rumah sendiri." Katanya dengan sikap yang seratus delapun puluh derajat berbeda dari sebelumnya.

Ember mana ember !
 
Mual aku denger suaranya. And plus ini emang sekolah bokap aku kan? Berarti sekolah aku juga.

"Iya bu, saya mau lihat data siswa sekolah ini SEKARANG" kata ku dengan nada penekanan di akhirnya.

Ia pun segera bangkit dan mengambil map besar di meja nya, jangan bilang aku gak sopan karena aku paling anti sama orang yang bermuka dua !

"Ini nak, memang buat apa? " tanyanya dengan nada ketakutan. Hellow??  Kenapa pake takut, aku gak bakal makan ibu keles.

Aku cuma menatapnya sebentar lalu mengambil map itu mulai mencari tanggal lahir yang sama dengan aku.

Berhasil ketemu! 

Namanya Alga Fansyah Ornard. Wait, aku kayak pernah denger namanya sih! Mirip seseorang di masa lalu aku, gak mungkin itu dia. Dia seharusnya di luar negri.

"Makasih bu raya..." kata ku singkat.

"Ehm... iya sama sama. Tapi ko tahu nama saya? " tanyanya bingung. Aku menghela nafas sebelum kehilangan kesabaran untuk nebas nih orang.

"Itu di name tag ibu ada namanya, saya permisi" aku langsung buru-buru keluar sebelum dia menanyakan hal-hal yang mengharuskanku menjawabnya.

Bip

Bunyi hp ku bertanda ada bbm masuk.

Saat aku cek, damn it!

Ternyata dari group !  Nih dua curut, awas aja kalo ketemu.

'Bebep ana ' kata Gigi

'Ih... sejak kapan kamu selingkuh dari aku? ' kata Fani.

'Eh... bebep Fani, aku gak selingkuh ko tapi cuma mendua doang... haha ' kata Gigi

'Ih... bebep gituh jangan ngeduain aku. Hayati gak sanggup di duain' kata Fani

'Stop, gue gak tahan dasar pe'a semua.  Gue tahu elo berdua pasti pada duduk sebelahan,  so jangan nyepam bm gue! Dan awas kalo gue ketemu elo pada bakal abis di tangan gue.' Kata ku dengan selingan ancaman.

'Ih... bep Ana jahat.' kata Gigi

'Tadi siapa ya bep yang nyanyi stop kau mencuri hatiku, sambil angkat satu kaki terus jewer kupingnya sendiri? wkwk ' kata fani

'What the fuck lu pada!!! ' kata ku.

Aku langsung taruh hp ku ke saku rok, shit ! Awas aja.

Duh... mulai dari mana aku nyarinya?  Pas aku liat ada kaka kelas cowo lewat, aku langsung nanya.

"Maaf ka gue mau nanya yang namanya ka Alga mana ya ?" Tanya ku dengan senyum andalan.

Dia langsung salting, "Ehh... itu ada di bawah. Emang kenapa?" Tanyanya.

"Itu ka,.." ucapan gue di potong olehnya.

"Udah, ikutin gue. Gue anter, biar elo gak nyasar." katanya dengan senyum di wajahnya. Ya ampyun, ganteng banget .

"Ayo... by the way nama gue Aldin nama elo?" Tanyanya dengan terus berjalan.

"Panggil gue ana ka" jawab ku singkat gak tahu kenapa aku sama dia langsung akrab. Biasanya aku susah akrab sama orang lain.

"Nah itu, Alga. Alga !!! Sini" ujarnya dengan suara kencang. Busyet ganteng ganteng suara toa.

Seketika tubuh aku bergetar, hening. "Anara..." lirihnya.

"Alfa..."

"Maaf ra..." ucapnya dengan volume suara sangat kecil.

-–------------------

Adaaa sedikit perubahan tentang hukumannya. Sorry yang sebelumnya udah baca terus menurut kalian gak pantes. Gue cuma nulis yang di imajinasi gue tanpa dipikir panjang lagi.

So, maaf iyaa kalo imajinasi gue agak terlalu begitu....

AnTaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang