Ternyata Boby sering telpon ke rumah Ibu menanyakan kabarku. Dia sudah balik lagi ke rumah kami rupanya. Pasti dia kehabisan baju bersih lagi seperti dulu.
Aku selalu menolak jika ibu bilang kalau Boby ingin berbicara denganku di telpon. Aku masih sangat marah kepadanya.
Di rumah ibu sangat prihatin dengan keadaan hubungan kami. Berkali-kali Ibu menyarankanku agar berbaikan dengan Boby. Namun selalu aku tampik dengan alasan ini itu.
Sampai pada suatu ketika ibu bercerita tentang pembicaraannya dengan Boby saat aku masih di rumah sakit. Sebenarnya aku heran kenapa ibu lebih membela Boby daripada aku yang anaknya sendiri.
------------------------------------
Ibu tidak habis pikir dengan perlakuanmu terhadap Boby Shan. Boby itu pria yang sangat baik tapi apa yang kau lakukan untuk membalas kebaikannya? Kamu malah selalu berburuk sangka kepadanya?"
"Maksud Ibu? Bukankah sudah Shania katakan alasan kenapa kami bertengkar?"
"Cuma karena itu? Darimana kamu yakin kalau Boby selingkuh dengan wanita lain hanya dengan melihat Boby makan bareng dengan wanita itu?" Aku terdiam dengan pertanyaan ibu itu.
"Apa jika kamu sedang di kantormu dan duduk semeja dengan teman seprofesimu yang laki-laki lantas Boby bisa menyimpulkan kalau kamu selingkuh dengan laki-laki itu?"
"Ingat Shan, kita para wanita memang diberi rasa cemburu yang lebih. Dan kita lebih mendahulukan perasaan kita sehingga kadang terburu-buru menyimpulkan segala sesuatu secara terburu-buru dan sepihak. Sedangkan para lelaki lebih cenderung menggunakan akal logika dalam setiap masalah. Namun itu bukan berarti wanita tidak butuh menggunakan logikanya dan lelaki tidak butuh menggunakan perasaannya. Harusnya kedua sifat dan kecenderungan itu bisa disatukan untuk saling melengkapi.
"Dan itu bisa terjadi jika kedua pihak mau berusaha menjaga keharmonisan hubungan itu dengan mau saling mengerti dan berbagi. Bukan dengan saling buruk sangka dan mencurigai. Gimana bisa saling mengerti jika kalian tidak saling bebicara baik-baik?
Aku masih terdiam merenungi hal-hal yang selama ini kulewati dan mencerna setiap kata yang ibu ucapkan. Apakah aku memang terlalu besikap keras terhadap Boby? Padahal selama ini kuakui Boby memang lebih sering mengalah padaku. Egois. Siapa sekarang yang egois?
"Saat kamu sakit dan dia datang mengunjungimu, kamu justru mengacuhkannya. Boby merasa sangat sedih. Dia cerita ke ibu bahwa sebenarnya juga tidak ingin pergi keluar kota saat itu. Namun jika tidak dia lakukan bukankah perusahaan tempatnya bekerja bisa hancur kredibilitasnya? Dan saat itu memang hanya Boby yang dianggap mampu menangani proyek itu.
"Setiap hari dia juga selalu merindukanmu. Itulah kenapa dia selalu meneleponmu setiap hari hanya untuk mendengarkan suaramu. Dan kalau bisa keceriaanmu seperti dulu. Namun apa yang kamu lakukan? Kamu justru membuatnya khawatir dengan rewel seperti anak kecil dan mengabaikan kesehatanmu sendiri. Padahal kamu sedang mengandung anak pertama kalian.
"Jangan dipikir bahwa Boby menelepon rumah satu kali sehari Shan. Tapi berkali-kali karena dia sangat menghawatirkanmu. Dia selalu mewanti-wanti ibu agar menjagamu dengan baik, memastikan bahwa kamu sudah makan dengan baik, sudah minum vitamin dan menjaga kesehatanmu.
"Bahkan saat dia mengalami kecelakaan di tempat kerjanya sehingga kakinya sampai pincang seperti itu karena mengalami keretakan tulang, dia juga tidak memberitahumu karena dia tidak ingin membuatmu khawatir dan bertambah stress. Dia mengalami keterlambatan pulang karena itu Shan.
Jadi kaki Boby yang pincang waktu itu gara-gara kecelakaan disana? Ya Tuhan betapa bodoh dan egoisnya aku tidak sempat menanyakan kenapa kakinya bisa pincang seperti itu?