Lima

483 52 13
                                    

A/N
Please, baca ini. Penting.
Haihai! Cuma pingin ngasih tau klo cerita ini lagi banyak-banyaknya di edit, jadi klo mungkin ada typo segala macem, comment aja key? Biar ketauan salahnya.
Dan kalo kalian ga males, bisa di refresh ulang dengan remove trus add library lagi. Okey?  Biar yah, nyambung.
Sama sorisori aja kalo gue banyak omong sama sori baru update.

::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: :::

"Rius, kamu udah selesai belajar belom? Mama mau ngomong sesuatu."

Rius langsung menghentikan aksi bermain games di handphone, kemudian, menaruhnya dibawah bantal.

Kemudian, Rius berlari ke arah meja belajar, duduk di kursi belajar, membuka satu buku Bahasa. Inggris dan berdehem pelan.

"Bentar, Ma!"

Ceklek.

"Kamu kelamaan!"

Natasya Annabel, Mama Rius, memasuki kamar Rius dengan wajah cemberut.

Tasya menatap Rius dengan senyuman jahil.

"Ada yang nyariin kamu diluar."

Rius membulatkan mata.

"Halah. Mamah tuh alibi doang mau ngomong sesuatu. Paling si Rizky ngajakin main futsal bareng." ucap Rius sambil berjalan ke arah kasurnya dan mengambil handphonenya.

Tasya menyentil kening Rius dengan wajah kesal.

"Tasya kesel sama Rius! Udah ah! Tasya kesel! Bhay!" teriak Tasya dengan kesal dan pergi meninggalkan kamar Rius yang terbuka.

Rius yang ikut kesal, langsung menuruni tangga dan bergegas ke arah ruang tamu untuk melihat siapa yang datang.

Jauh didalam hatinya, Rius berharap itu Gilang. Atau untuk lebih membuat kesan, Dirra. Atau mungkin, Gita?

Namun, ketiga pilihan itu tidak sepenuhnya benar. Semuanya salah. Karena yang datang, adalah Yoeliona Maharani, tetangganya sedari kecil yang sejak 4 tahun yang lalu meninggalkan Indonesia karena suatu urusan keluarga.

"Yoel?" tanya Rius dengan suara pelan.

Perempuan itu langsung mengarah ke satu titik. Rius. Kemudian, Yoel bangkit berdiri dari sofa dan berlari memeluk Rius.

"Aaaa! Rius! Adek kesayangan gue! Udah gede!" pekik Yoel kegirangan.

Rius menyentil dahi Yoel pelan, namun tetap membuat Yoel mengaduh kesakitan.

"Apaan sih, Yo. Udah lah. Balik aja lo ke luar negri. Kenapa pake acara masih hidup sih? Hush, hush! Gue sihir lo ntar!" ucap Rius dengan nada menyeramkan.

Namun, bukannya membuat takut, justru Yoel tertawa girang. Karena, Yoel memang menyukai segala candaan yang dilontarkan Rius padanya.

::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: ::: :::

"Gue udah tunangan."

Tiga kata legendaris itu sukses membuat Rius sejenak membeku di sofa kamarnya.

"Lo... tunangan?" tanya Rius tidak mengerti.

"You know, lah ya. Ayah gue. Jodohin gue sama yang namanya Mario. Dia punya sahabat di Indo. Lucu, deh. Cewek." ucap Yoel dengan wajah senang.

Rius menatap Yoel bingung. Namun, sedetik kemudian, seutas senyuman licik ada di bibirnya.

"Hmm. Cemburu lo?" tanya Rius, yang sebenarnya menohok hati Yoel tepat sasaran.

SagitaRiusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang