Chapter 4 : I Love Him

22.6K 1.6K 55
                                    

"Baiklah jika kau memaksa. Aku hanya ingin kau....."

"Zayn?"

Suara seseorang memotong ucapan Zayn. Sepertinya aku sudah tidak asing lagi dengan suara ini. Aku mencari orang tersebut dan ternyata orang itu berada tidak jauh dari Zayn yang masih membelakangiku. Harry. Jadi orang yang memanggil Zayn itu Harry. Untuk apa dia disini?

"Hey, bukankah kau temannya Jo yang kemarin? Sedang apa kau disini?" ucapnya seraya berjalan ke arahku.

Temannya Jo. Jadi dia mengenalku hanya sebatas temannya Jo saja. Apa dia lupa kalau aku juga temannya? Bahkan dia sendiri yang pernah mengatakan jika aku adalah salah satu teman terbaiknya. Tapi sekarang apa? Aku hanyalah temannya Jo.

"Kau kenapa? Sepertinya setiap bertemu denganku kau selalu melamun," ucapnya lagi.

'Pertanyaan yang bagus Harry. Bagaimana bisa aku tidak melamun jika kau selalu membuatku bingung. Bingung karena kau tiba-tiba menghilang tidak ada kabar sedikitpun 5 tahun lalu. Dan bingung karena sekarang kau sama sekali tidak mengenaliku.' Ingin rasanya aku berteriak seperti itu di depannya sekarang. Tapi apa yang bisa aku ucap hanya, "Aku tidak apa-apa."

"Oh baiklah. Apa kau mau masuk dulu ke dalam? Sepertinya disini sangat dingin."

Aku terseyum kecil, "Tidak, terima kasih. Sepertinya aku harus pergi sekarang. Sampai nanti."

Aku melangkah menjauhi Harry dan Zayn yang masih berdiri pada posisinya. "Gadis aneh." Aku mendengar seseorang mengucapkan kata itu. Zayn. Aku tahu itu Zayn. Tetapi aku tidak peduli. Aku hanya ingin sendiri saat ini.

Mungkin kesendirian bisa sedikit membuat perasaanku lebih baik. Perasaanku benar-benar tak karuan sekarang. Aku senang, karena aku bisa bertemu dengan Harry lagi. Aku juga senang karena temanku sudah menjadi artis yang sangat sukses sekarang. Tapi apa aku juga harus senang jika dia melupakanku? Tentu tidak.

Jujur, hatiku sangat sakit saat pertama kali bertemu dengan Harry di backstage dan dia sama sekali tidak mengenaliku. Dan sekarang hal itu terjadi lagi. Lagi-lagi Harry tidak mengenaliku dan hanya menganggapku sebagai temannya Jo. Apa dengan semudah itu dia melupakanku?

***

"Apa kita bisa bertemu lagi?" ucap seorang anak laki-laki. Tidak bisa dibilang anak laki-laki sepertinya, megingat umurnya yang sudah 14 tahun. Tapi melihat raut wajahnya saat ini, dia memang terlihat seperti anak-anak.

"Tentu. Dan kau tenang saja, aku akan selalu menghubungimu," ucapku tersenyum padanya.

"Ayo Gabby. Kita harus masuk ke dalam pesawat sekarang."

Ucapan daddy menyedarkanku jika aku akan segera meninggalkan kota ini. Meninggalkan semua kenangan yang tak akan pernah bisa kulupakan. Meninggalkan seseorang yang sangat berarti untukku. Seseorang yang sudah ku anggap sebagai sahabat dan kakak laki-lakiku sendiri. Seseorang yang sedang berdiri dihadapanku dan menatapku dengan pandangan yang sulit kuartikan.

Aku baru saja ingin melangkahkan kakiku sebelum dia meraih tubuhku. Dia memelukku. Sangat erat. Seakan mengatakan dia tidak ingin aku pergi. "Aku mencintaimu, Gabby. Aku pernah berjanji akan mengatakan hal itu lagi padamu bukan? Aku akan menepati janjiku saat kita bertemu lagi nanti. Jaga dirimu baik-baik. Aku akan merindukanmu."

Aku tersenyum dan membalas pelukannya, "Aku juga akan merindukanmu, Harry."

Bayangan itu datang lagi. Terputar jelas dalam otakku layaknya sebuah film. Bayangan saat terakhir kali aku melihat dia. Saat terakhir kali aku merasakan pelukan hangatnya. Pelukan yang sangat aku rindukan.

Because Of You [ One Direction ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang