Chapter 12 : With Him

18.6K 1.4K 3
                                    

Pagi menjelang. Aku mengerjap-ngerjapkan mataku dan berusaha mengumpulkan nyawaku yang masih bertebaran entah dimana. Sinar matahari belum terlalu terlihat. Mungkin karena ini masih terlalu pagi, atau mungkin karena salju sudah mulai turun dan menggantikan hangatnya sinar matahari pagi.

Badanku terasa pegal. Tentu saja. Semalaman aku tidur di sofa. Sangat jauh berbeda rasanya dengan saat aku tidur di tempat tidurku yang nyaman.

Saat nyawaku sudah terkumpul sepenuhnya, aku baru menyadari satu hal yang berbeda. Seingatku, semalam aku tidur tanpa menggunakan selimut. Tapi sekarang, sebuah selimut berwarna merah bergaris-garis biru sudah menutupi sebagian badanku. Bagaimana bisa aku memakai selimut ini? Apa ada seseorang yang memakaikannya padaku? Tapi siapa?

Saat otakku sudah memberikan satu nama sebagai jawaban, aku langsung duduk dan menatap ke arah tempat tidur. Tidak, lelaki itu masih tidur seperti kemarin. Lalu ini selimut siapa? Aku yakin ini bukan selimut yang disediakan oleh hotel karena memang motifnya yang jauh berbeda.

Sepertinya tidak akan ada gunanya jika aku terus memikirkan siapa pemilik selimut ini. Lebih baik sekarang aku bangun dan menyiapkan segala sesuatu yang harus disiapkan sebelum lelaki yang masih tertidur pulas itu terbangun.

Aku bergegas ke kamar mandi. Membersihkan diriku setelah itu baru aku kembali ke sofa dan merapikan selimut yang tadi aku pakai. Mungkin lebih baik aku bawa saja selimut ini. Siapa tahu nanti ada yang mencarinya padaku.

Pandanganku beralih ke arah Zayn yang masih tertidur di kasurnya. Ini masih pukul 6am, mungkin sebentar lagi dia akan bangun. Lebih baik sekarang aku pergi mencarikannya makanan, karena setelah dia bangun nanti dia harus makan dan langsung minum obat yang kemarin diberikan Dr.Frans agar kondisinya cepat membaik.

Aku mengambil jaketku dan langsung turun ke bawah. Sejauh ini semua berjalan baik-baik saja. Aku hanya harus menjaga Zayn sampai kondisinya membaik setelah itu menyusul the boys ke Birmingham. Ternyata ini semua tidak seperti yang aku bayangkan.

Setelah mendapatkan apa yang aku cari, aku langsung bergegas kembali ke kamar hotel Zayn. Aku membuka pintu dan mendapati seorang lelaki yang sedang duduk bersender di atas tempat tidurnya. Zayn sudah bangun.

Aku masuk ke dalam dan Zayn menatapku dengan bingung. "Mau apa kau disini?"

"Oh, jadi begitu caramu berterima kasih karena aku sudah menjagamu tadi malam lalu bangun pagi-pagi hanya untuk membelikanmu makanan ini," ucapku sambil mengangkat kantong plastik yang ada di tangan kananku.

Zayn terlihat tambah bingung. Baiklah, sepertinya dia tidak tahu apa-apa. "Kau pingsan kamarin setelah konser dan langsung dibawa kembali ke hoyel ini. Harry,Liam,Niall, dan Louis bilang jika mereka harus pergi ke Birmingham kemarin malam karena harus mengisi suatu acara pagi ini. Jadi mereka menyuruhku untuk menjagamu karena tidak mungkin dengan kondisimu yang seperti kemarin kau harus ikut pergi ke Birmingham," aku menjelaskan seraya menyiapkan makanan yang tadi aku beli.

"Dan kau mau saja disuruh mereka untuk menjagaku?"

"Mau bagaimana lagi, yang mereka tahu aku adalah asisten pribadimu, jadi tidak mungkin aku menolak hanya untuk menjagamu," aku berjalan ke arahnya dan duduk di pinggir tempat tidurnya. "Ini, kau makan saja dulu bubur yang sudah aku belikan tadi, setelah itu baru kau minum obatnya," aku menyodorkan mangkuk bubur kepadanya.

Bukannya mengambil mangkuk itu, Zayn malah diam dan menatapku, "Suapi aku."

Mataku melebar mendengar ucapannya, "Apa kau bilang? Kau fikir kau itu anak kecil yang masih harus disuapi ketika sakit, begitu? Enak saja, makan saja sendiri," aku meletakkan mangkuk itu di meja nakas samping tempat tidurnya.

Because Of You [ One Direction ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang