Chapter 9 : Another Thing

20.6K 1.5K 148
                                    

Prok prok prok

Tepuk tangan dari beberapa orang terdengar setelah aku menyelesaikan permainan pianoku. Mereka semua masih berdiri memandangiku sambil tersenyum. Ini terasa sangat luar biasa. Dulu tidak ada yang memperhatikan permainan pianoku sampai seperti ini. Ya karena memang dulu permainan pianoku masih sangat biasa.

Aku menghampiri Harry dan Mr.Dennis yang masih memperhatikanku. “Kau sudah belajar dengan sangat baik, Gabby,” Mr.Dennis tersenyum ke arahku. “Oh ya, aku ada sedikit urusan. Kalau kau masih mau melihat-lihat disini silahkan,” lanjutnya lagi

“Terima kasih, Mr.Dennis,” jawabku sebelum ia meninggalkan kami berdua.

“Itu adalah permainan yang sangat mengagumkan, Gabriella Russel.”

Aku mengankat kedua alisku. Apa baru saja Harry menyebut nama asliku? Seingatku aku tidak pernah member tahu nama asliku padanya. Kalau Gabriella, mungkin ia tahu karena tadi Mr.Dennis memanggilku dengan nama itu. Tapi dari mana ia tahu nama belakangku?

Aku menatap Harry, “Dari mana kau tahu nama asliku?”

Harry terdiam. Dari raut wajahnya aku tahu jika ia bingung. “Entahlah, aku hanya….hanya mengucapkan nama itu tiba-tiba. Tidak tahu darimana, nama itu tiba-tiba ada di otakku. Mungkin….mungkin….ahh, aku sendiri bingung,” Harry terlihat bingung dengan dirinya sendiri.

Seulas senyum muncul di bibrku. Ini berarti dia sudah mengingat sedikit tentagku, ya walaupun hanya nama asliku. “Sudahlah, tidak usah difikirkan. Itu tidak penting,” aku menepuk pundaknya. “Bagaimana jika kita pergi ke tempat lain?”

Harry menangguk dan kamu berdua keluar dari toko itu. Berjalan menyusuri jalanan kota Manchester lagi. Tapi kali ini hanya diam yang menyelimuti kami berdua. Harry terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu yang aku tidak tahu.

“Gabby,” tiba-tiba Harry menghentikan langkahnya.

Aku ikut berhenti di sampingnya, “Ada apa?”

Harry menatapku dalam. Aku bisa melihat dengan jelas manik hijaunya yang sangat indah. “Aku tidak tahu apa. Tapi saat aku melihatmu bermain piano tadi, aku merasa pernah melakukan hal itu bersama seseorang. Bermain piano dan menyanyikan lagu yang sama bersama seseorang. Entahlah, mungkin itu hanya de javu.”

Itu bukan de javu Harry, bukan. Itu memang nyata. Dan seseorang yang kau maksud adalah aku. seseorang yang bermain piano dan menyanyikan lagu itu bersamamu adalah aku. Kau juga yang dulu selalu mengajariku bermain piano. Bahkan kau juga yang membuatku terus berlatih bermain piano walaupun saat itu kita sudah berpisah. Itu semua nyata, Har….

“Gab….” Harry menggerak-gerakkan tanganya di depan wajahku. Aku terkesiap. Sepertinya aku terlalu lama melamun. “Maaf aku membuatmu bingung,” ucap Harry.

“Tidak. Aku hanya….hanya memikirkan kata-katamu saja.” Jawabku sambil tersenyum.

“Sudahlah, tidak usah….”

“Harry….”

Suara seorang gadis memotong ucapan Harry. Aku dan Harry saling bertatapan, takut-takut jika itu adalah salah satu fans Harry. Kami berdua langsung menoleh kebelakang. Aku bisa melihat seorang gadis cantik dengan rambut blonde sedang berdiri dibelakang kami. Sepertinya aku pernah melihat gadis ini. Dan di sampingnya berdiri seorang lelaki yang juga berambut blonde. Itu……Niall.

Gadis itu tersenyum dan berjalan mendekati kami-lebih tepatnya Harry-. Ia memeluk Harry dan Harry membalas pelukannya. Aku baru sadar jika gadis ini adalah gadis yang dulu berdansa dengan Harry. ya, dia Nath.

Aku bisa merasakan sesuatu di hatiku. Sesuatu yang tidak bisa aku jelaskan, tapi yang aku pasti rasanya sakit. Melihat seseorang yang kamu sayang berpelukan dengan gadis lain di depan matamu sendiri memang terdengar sangat menyakitkan. Tapi apa yang aku bisa lakukan sekarang hanyalah terdiam seolah tidak terjadi apa-apa.

Because Of You [ One Direction ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang