“Haahhh….”
Aku menjatuhkan tubuhku di salah satu sofa. Sekarang aku merasa sangat lelah. Sedari tadi berjalan kasana kemari untuk menuruti perintahnya Zayn. Dia itu sangat kejam. Hanya karena the boys sedang bersama dia, jadi dia bisa menyuruhku apa saja. Aku jadi merasa seperti asisten sungguhannya dia.
Aku melihat Zayn yang sedang duduk dirias. Ia juga melihatku melalui cermin yang ada di depannya. Dan ia tersenyum. Entah apa arti dari senyum itu. Yang jelas, senyum itu berbeda dengan senyum saat ia berhasil mengerjaiku atau menyuruhku melakukan sesuatu. Dan senyum itu juga membuatku ikut tersenyum.
“Hei….”
Ti ba-tiba aku merasa ada seseorang yang duduk di sampingku. Ternyata benar. Seorang lelaki berambut keriting sudah duduk di sampingku dengan senyuman khasnya. Senyuman yang membuat banyak gadis berteriak seperti orang gila.
“Sepertinya kau terlihat sangat lelah.”
Sebuah pernyataan yang membuatku senang. Tentu saja, itu berarti dia memperhatikanku yang memang sedang sangat lelah. “Begitulah. Zayn sangat kejam.”
“Hahaha ya, kau memang benar. Sedari tadi aku memperhatikanmu yang sibuk dengan Zayn, dia terlihat begitu kejam padamu haha.”
Tunggu. Apa Harry baru saja berkata jika ia memperhatikanku?
“Kau memperhatikanku?”
“Emm, maksudku memperhatikan Zayn yang sedari tadi menyuruhmu,” ia terlihat gugup. “Ya, memperhatikan Zayn.”
Aku tahu ia berbohong. Sangat terlihat dari cara bicaranya yang tidak menatapku. Dia selalu seperti itu jika sedang berbohong. Kau tidak bisa membohongiku Harry. Tapi biarlah, itu berarti ia benar-benar memperhatikanku sedari tadi.
“Apa sehabis konser nanti kau ada acara?” tanyaku.
Harry terlihat berfikir sebentar, “Sepertinya tidak. Memangnya kenapa?”
Bagus. Aku harus memanfaatkan waktu bersama Harry ini. “Apa kau mau menemaniku? Aku sedang ingin pergi ke suatu tempat, tapi tidak tahu harus pergi bersama siapa. Jo pasti pergi dengan Louis.”
“Bukan ide yang buruk. Aku akan menemanimu, tapi kau harus memperhatikan penampilanku di atas panggung nanti, oke?” memang itu yang akan aku lakukan, Har.
“Tenang saja, Harold,” jawabku.
Harry mengangkat kedua alisnya, “Kau memanggilku Harold?”
Apa ada masalah jika aku memanggilnya Harold? Dari dulu aku sering memanggilnya dengan nama itu. Oh, bahkan aku hampir melupakan fakta jika ia tidak mengingatku. Sangat miris.
“Ya, aku sering medengar teman-temanmu memanggilmu dengan nama itu,” jawabku mengelak. “Sudahlah, itu tidak penting. Yang terpenting sekarang adalah, mengapa kau belum bersiap-siap sama sekali? Konsernya sebentar lagi akan dimulai, Har.”
Harry terdiam sebentar, “Bahkan aku hampir melupakan hal itu. Baiklah, sepertinya aku harus bersiap-siap sekarang, “ Harry bangun dari duduknya. “Dan jangan lupa untuk memperhatikanku nanti,” ucapnya lagi sebelum berjalan menjauhiku.
Aku tersenyum. Tanpa ia mintapun aku akan selalu memperhatikannya.
“Berhentilah tersenyum-senyum sendiri. Kau terlihat seperti orang gila, kau tahu.”
Aku sudah hafal sekali dengan suara ini. Suara lelaki yang selalu menyuruh-nyuruhku sedari tadi. Siapa lagi kalau bukan Zayn Malik. Tidak bisakah lelaki ini tidak menggangguku sebentar?
Aku bangun dan berdiri di sampingnya, “Apa masalahmu Malik? aku ini yang gila, bukan kau.”
“Aku tidak mau mempunyai asisten pribadi yang gila sepertimu,” ucapnya santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You [ One Direction ]
Fanfiction[COMPLETED] Gabriella Russel-atau Gabby- kembali bertemu dengan seseorang yang sudah lima tahun menghilang dari hidupnya. Harry Styles. Tapi sekarang keadaannya sudah berubah. Harry sudah melupakannya. Atau lebih tepatnya tidak mengingatnya. Dan Gab...