bab 21

54.3K 2.5K 4
                                    

Hari ini kirana merasakan tubuhnya sedikit lebih baik.setelah menjalani beberapa kali kemoterapi dan ditambah  kehadiran alfa disisinya,perkembangan kesehatan tubuhnya cukup berkembang pesat.setidaknya dia tidak lagi merasakan pusing sesering biasanya.

Kirana menatap sekeliling ruang rawatnya,ruangan bernuansa putih yang hampir sebulan ini menjadi rumah keduanya kini terlihat sepi.rana tersenyum miris,betapa menyedihkan dirinya yang hanya bisa duduk dan berbaring di atas ranjang rumah sakit hampir sebulan ini dan itu tak dapat di pungkiri telah merepotkan orang-orang disekitarnya.

Hari ini diruangannya hanya ada dia sendiri.Tya baru saja pulang untuk mengambil beberapa pakaiannya dan mungkin beristirahat mengingat dia sudah menjaganya seharian ini.sedangkan alfa sejak pagi sudah pamit karena ada urusan yang harus di selesaikan.

Berada sendirian tanpa siapapun terasa membosankan bagi rana,dia kemudian beranjak dari ranjangnya berniat untuk berjalan-jalan ke taman belakang rumah sakit.mungkin dia bisa menikmati udara bebas sebentar,fikirnya.kirana mengenakan jaket kebesaran milik alfa yang sengaja di simpan alfa untuknya.

Perlahan rana turun dari ranjang dan keluar ruangannya.rana bisa bernafas lega karena tak ada suster atau dokter yang melihatnya,karena jika itu terjadi sudah dipastikan dia akan di suruh kembali kekamarnya atau dia akan disuruh mengenakan kursi roda dan didampingi seseorang.rana tak mau begitu,dia tak ingin selalu bergantung dengan orang lain.

Sepanjang perjalanan menuju taman,tak henti-hentinya rana tersenyum.ini pertama kalinya dia keluar sendiri tanpa ada yang mengawasinya dan itu menyenangkan walau rasa lelah memang sedikit dirasakannya.

Mata kirana menyipit dan langkahnya sontak terhenti saat dirinya seperti melihat sosok yang familiar tertangkap indera penglihatannya.sosok itu berdiri di depan sebuah ruang rawat dan tengah berbicara serius dengan seorang dokter.

"Kak karel !" Gumam rana pelan,seketika dirinya merasakan kekhawatiran.rasa takut jika telah terjadi sesuatu yang buruk dengan salah satu keluarganya.jika tidak untuk apa karel berada dirumah sakit,fikir rana.

Rana masih berdiri tak jauh dari karel,dia ingin sekali memastikan apa yang sebenarnya terjadi dan siapa yang berada di dalam sana.rana bersyukur lega,saat melihat karel dan dokter itu melangkah meninggalkan ruangan itu.dengan begini rana bisa mengintip dan mencari tahu siapa yang berada di sana.

Perlahan rana mulai melangkahkan kakinya mendekati ruangan tempat karel kelur tadi.dengan hati-hati rana membuka sedikit celah pintu untuk bisa melihat siapa yang berada di dalamnya.

Ceklek

Suara pintu terbuka mau tak mau membuat sosok yang terbaring diranjang rumah sakit menoleh kearah pintu."kamu sudah kembali sayang ?".sosok itu bertanya seraya menoleh dan cukup terkejut mendapati wajah kirana menatap kearahnya lewat celah pintu.

Kirana yang mendengar suara itu reflek terkejut,dia hendak berbalik meninggalkan ruangan itu sebelum akhirnya sosok itu kembali bersuara.
"Kirana,kau kah itu? ". Rana mematung, seketika kakinya terasa kaku.

"Kirana,aku yakin itu kau.masuklah! " pinta sosok itu memohon membuat rana merasa tak tega dan akhirnya menurutinya.kirana berbalik dan perlahan mendekati ranjang yang tempati sosok wanita cantik yang kini tengah tersenyum lembut padanya.

"Lama tidak berjumpa ya !" Sapa sosok itu pertama kali ketika rana sudah menempati kursi kosong di sampingnya. Kirana hanya mengangguk sambil tersenyum."kak sandra tidak apa-apa?".

Sosok yang tak lain adalah sandra a.k.a istri karel hanya tersenyum dan mengangguk yakin sambil mengelus perutnya yang agak membuncit.kirana  menyadari apa maksud dari kakak iparnya itu,reflek dia bangkit dan memeluk sandra pelan."selamat kak,aku ikut bahagia mengetahuinya! ".sandra adalah sosok yang baik dan ramah,dia menyambut hangat kehadiran rana sebagai adik dari suaminya.

KIRANA LIFE'S (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang