bab 11

44.9K 2.5K 10
                                    

Alfa pov

Aku menatap kosong bangku di sebelahku, biasanya disana selalu ada rana yang duduk dan sibuk dengan alat-alat tulisnya. celotehan dan omelannya yang selalu ku dengar jika aku mengganggunya kini tak.terdengar lagi.sudah hampir 3 hari ini dia tidak masuk sekolah,entah apa alasannya.yang kudengar,ada hanya mengatakan jika rana sedang sakit dan butuh istirahat.

Sepi,aku merasa ada sesuatu yang kurang saat sehari saja tak melihat wajah manisnya.aku ingat,terakhir kali dia masuk memang wajahnya terlihat sangat  pucat.sejujurnya aku sangat mengkhawatirkannyanamun aku mencoba tak terlalu menunjukkan didepannya.

Lamunanku buyar saat melihat sosok yang persis mirip rana memasuki kelas, itu bukan rana melainkan rani,saudara kembarnya.dari jauh aku dapat membedakan mereka,melihat dari bagaimana mereka berpenampilan sehari-hari.tak ada salahnya mungkin aku bertanya pada rani perihal keadaan rana.

"rani..!" Sapaku ketika sudah berdiri disamping bangkunya.

Rani menoleh kearahku dengan tatapan herannya."gw mau tanya sesuatu sama loe! "

"Tumben banget,mau tanya apa..!"

"Tentang kirana,gimana keadaanya?.loe tau kan udah 3 hari ini dia gak masuk!" Kulihat rani langsung terdiam mendengar pertanyaanku.

"Jujur gw khawatir sama dia! " lanjutku, kini aku sudah duduk di bangku kosong sebelahnya.

"Gw gak tau al ?" Jawaban rani membuatku mengerutkan kening, bukankah mereka satu rumah.apa rani berusaha menyembunyikan perihal keadaan kirana.

"Maksud lo?"

"Gw bilang ini ke loe,karena gw tau loe cukup dekat sama dia selama ini..

Sebenarnya kirana udah gak tinggal di rumah gw sejak dua bulan yang lalu! "

Pernyataan rani sontak membuatku tercengang,apa maksudnya tak tinggal di rumahnya lagi.apa rana kabur dari rumahnya sendiri,dan terus dimana rana tinggal selama ini.

Aku menatap rani meminta penjelasan. "Kalo loe tanya dimana dia tinggal sekarang,gw gak tau? "

Aku menarik nafas lalu menghembuskan- nya kembali,tanpa pamit aku beranjak dan kembali ke bangkuku.jujur kabar ini cukup membuatku terkejut,selama ini rana terlihat biasa-biasa saja di depanku.aku tak pernah menyangka jika dia memiliki masalah yang sepertinya cukup pelik.ternyata aku belum benar-benar mengenalnya.Sekarang apa yang harus aku lakukan.

"Kirana, aku merindukanmu..!" Batinku lirih.

*****

author pov

Rana melangkah gontai keluar gedung tinggi yg di sebut rumah sakit ini.sesuai janjinya seminggu yg lalu, rana kembali untuk mengambil hasil pemeriksaan darahnya.

Rana hanya bisa menangis dalam diam, kenyataan ini seperti belati yg menusuk jantungnya.seperti luka belum kering yang di taburi garam d atasnya.Fikirannya kembali menerewang saat dia masuk menemui dokter anton.

Flashback

Rana mengetuk dan melangkahkan kaki masuk ke ruangan dokter anton.

"Kau rana, ayo masuk dan silahkan duduk!" titah dokter anton,menyadari kehadiran rana.Rana duduk dan siap memdengarkan apa yg akan disampaikan dokter anton.

"Bagaimana dengan hasil tesnya dok? " tanya rana penasaran,entah mengapa firasatnya menyatakan jika akan ada sesuatu yang buruk menimpanya.

"Maaf rana, sepertinya saya harus mengatakan berita kurang baik!"

"apa maksud dokter..!" ujar rana smbil berusaha tenang.

"Menurut hasil pemeriksaan kemarin dan gejala-gejala yg kamu alami.kamu positif mengidap kanker otak !"

Rana langsung terpaku mendengar penuturan dokter anton,dia tidak percaya dengan apa yg dialamimya.

"Apa dokter yakin ?? Tanya rana meyakinkan.

"Saya sudah melakukan 3 kali pemeriksaan dan hasilnya tetap sama !" Jelas anton menyesal.sungguh malang nasib gadis di depannya ini,dia sering mendengar cerita tentang kirana dari tunangannya tya.

"Apa kankernya sudah parah !!

"Masih stadium awal, tapi jika tetap di biarkan dan tidak di obati. Bisa saja sewaktu-waktu lebih parah !!!"ujar anton lirih.

"Apa bisa di sembuhkan dok..!"

"Bisa saja,jika kamu mau menjalankan pengobatan secara intensif dan menjaga kesehatan kamu.tapi tetap hanya Tuhan yang menentukan!"

Rana terdiam,kenapa masalah baru muncul disaat dia mulai bisa menata hidupnya kembali.

"Kita akan sama-sama berusaha rana, saya yakin dengan keinginan dan tekad yang kuat.kamu pasti akan sembuh! " Anton memberikan semangat.

"Saya mengerti dok.terima kasih dan dya minta tolong rahasiakan ini dari siapa pun.jangan sampai ada yg tahu !" Mohon rana.

"tapi rana Apa tidak sebaiknya kamu  memberitahukan keluargamu ?" Saran anton.

Rana sempat terdiam,berfikir apakah dia harus memberitahu keluarganya.keluarga yg tidak pernah mengakui kehadirannya..

"Saya belum memikirkannya!"
Jawab rana sebelum meninggalkan ruangan dokter anton.

Flashback off.

Setelah mengetahui penyakit yang di deritanya,rana merasa hancur dan tidak memiliki semangat untuk hidup lagi.

Menangis,hanya itu yang bisa rana lakukan saat ini,meratapi hidupnya yang seakan tak pernah jauh dari cobaan. Kenapa disaat dia mulai merasakan sedikit kebahagiaan,Tuhan kembali memberinya cobaan yang cukup berat.

hari-hari rana kini dia jalani dengan tanpa adanya semangat hidup.penyakit itu semakin hari semakin membuat kondisi tubuhnya melemah.tak dapat rana pungkiri ada ketakutan yang sering muncul pada dirinya.ketakutan jika sewaktu-waktu Tuhan memanggil dirinya sebelum semua masalah dengan keluarganya terselesaikan.Rana ingin jika dia mati,setidaknya dia sudah meminta maaf kepada semua orang yang mungkin pernah tersakiti olehnya.

"Astaga rana,kau baik-baik saja? " pekik tya,saat menemukan rana terduduk di samping tempat tidurnya.

"Gw baik-baik aja! " jawab rana lemas.

"Minum ini! " tya menyodorkan sebuah obat dan segelas yang dia ambil dilaci lemari rana.

"Terima kasih,maaf tya.aku selalu merepotkanmu! " sesal rana.sampai saat ini hanya tya dan dokter anton yang tahu akan penyakitnya.

"Jangan begitu rana,bagiku kamu sudah seperti saudaraku.aku akan selalu ada di sampingmu.aku akan membantumu untuk sembuh! " tya memeluk rana erat.

Dalam setengah kesadarannya rana tersenyum,dia bersyukur setidaknya ada tya sahabatnya yang masih setia menemani hari-harinya.membantudan memberikan semangat pada dirinya untuk kesembuhannya.

Walau keadaanya terasa semakin memburuk,namun rana tak lantas bermalas-malasan,bahkan rana semakin giat bekerja.rana sadar biaya obat-obatan  dan proses terapi penyembuhannya membutuhkan uang yg tidak sedikit.rana tidak mau merepotkan tya untuk membiayai semua itu,walau tya sama sekali tak keberatan.

Rana akan berjuang sendiri,membiarkan semuanya berjalan  sesuai apa  yang digariskan Tuhan.dan ternyata seiring berjalannya waktu,rana iklas menerima semuanya,dia siap jika sewaktu waktu harus meninggalkan dunia ini.dia sudah lelah dngan hidup nya,Lelah dengan segala penderitaannya.Mungkin sisi baiknya,dengan kematian penderitaan rana selama ini akan berakhir.

KIRANA LIFE'S (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang