10

301 17 1
                                    

The Midnight

Part 10 (Revaline POV) : "Bantuan"




Rumah sederhananya begitu menawan di daerah yang sepi ini.
Pohon besar di samping kiri rumah ini menyambutku dengan jatuhan daunnya yang kering terlalu lama di daerah yang panas. Angina berhembus lembut, mendorongku menuju pintu rumah itu.

Ku ketuk pintu. tidak ada jawaban.
Saat tanganku mulai melayang untuk mengetuk lagi pintu itu, terbukalah si pintu dan wanita dewasa berdiri tegak menghadapku.

"Hai, kau pasti, Indah kan?" Menyapa sembari bertanya.

"Ya, kamu siapa? Ada perlu apa kesini?" Dia balik bertanya.

"Hmm.. Aku Revaline. Kau tau Rassya kan?"

Dia bengong dan melihat sekitar. "Masuklah." Desaknya menarik tanganku masuk ke dalam rumah.

Aku duduk di sofa yang lembut dan nyaman di rumah ini. Indah tak menyuguhiku apa-apa, dia langsung to the point bertanya tentang Rassya. "Apa yang terjadi padanya? Dan darimana kau tau tempat tinggalku?" Tanyanya dengan tatapan was was padaku.

"Rassya memberitahuku kediamanmu. Dia tidak baik tentunya." Ucapku pelan.
"Indah, dia benar-benar tidak baik! Aku yakin ada sesuatu yang masuk pada dirinya. Kau taukan, Kerasukan?" Ujarku cepat.

"Ternyata mimpi itu... lupakan, dimana Rassya sekarang?" Ia berdiri.

"Dia ada dirumahnya, aku akan mengantarmu kesana kalau kau mau."

"Tentu, tapi aku harus membawa sesuatu terlebih dahulu. Kau tunggu disini." Ia berlari ke tangga, menuju lantai 2 di rumahnya yang menawan ini.

Aku melamun di keheningan rumah ini. Saat ku tutup mata, masih ku ingat bayangan hitam lelaki bermata menyala. Itu membuatku takut. Mungkin inilah efek karena aku memainkannya. Tapi aku berhasil, seharusnya tidak ada gangguan apapun padaku.

"Ayo, kita kerumahnya." Indah berdiri tegak di depan pintu.

Aku berdiri bersemangat, namun.
Saat Indah membuka pintu utama rumahnya, angin kencang berhembus masuk bahkan membuat Indah terjatuh ke bawah. Rumah ini berguncang. Jendela-jendela pecah, tidak hanya jendela, benda apapun yang terbuat dari bahan yang mudah pecah, tiba-tiba hancur begitu saja. Bahkan lampu di ruangan tamu ini pun mengeluarkan bunyi ledakan kecil.
Aku terjatuh, ku pegang kaki meja yang ternyata bergetar pula. Ku toleh Indah mencoba berdiri dan meraih gagang pintu namun angin kencang dari luar membuatnya terjatuh lagi dan lagi. ia pun merangkak dan menutup pintu kencang sehingga mengeluarkan bunyi debaman keras.

Guncangan berhenti.

Aku kembali berdiri. Begitu pula Indah.
Ia melihat keadaan luar dari jendela. "Aku yakin tadi bukanlah gempa."
Dengan cepat Indah membuka pintu dan berlari keluar begitu pula diriku. Dan saat kami keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobilku, rumah milik Indah terlihat mengerikan. Bahkan beberapa gagak hitam singgah di atap rumah milik Indah. "Ayo. Cepat. Bawa aku pada Rassya."

Ku stater mobil dan tanpa lama segera menyetir mobil menuju rumah Rassya.

The MidnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang