11

316 18 2
                                    


The Midnight

Part 11 : "Pemain Lainnya"


Tanpa permisi dan tergesa, Indah keluar dari mobil dan masuk ke dalam area rumah Rassya. Diapun tak mengetuk pintu rumah Rassya terlebih dahulu karena menurutnya tidak perlu. Menyelamatkan Rassya-lah yang ada di pikirannya sekarang.

Melihat orang asing yang tiba-tiba masuk begitu saja, Rhazes menghadang dan menodong indah dengan pisau. Untungnya Revaline menenagkan Rhazes dan memberitahu Rhazes kalau Indah ini yang akan membantu Rassya.

"Kau? Kau akan membantu anakku? Memangnya kau bisa?" Tanya Rhazes yang memang terlihat ragu saat mempersilahkan Indah menuju kamar Rassya.

"Selamat Pak Rhazes, kau adalah orang pertama yang tidak memanggil saya paranormal dalam pertemuan pertama. "

Mereka berdua berhenti melangkah di beberapa langkah lagi menuju kamar Rassya.
Teriakan dua ataupun lebih dari dua suara mengiung di telinga Rhazes dan Indah. "Sebaiknya anda tunggu disini." Ucap Indah sembari tersenyum pada Rhazes. Dengan langkah pasti, Indah mulai berjalan masuk ke dalam kamar Rassya. Membuka pintu kamar Rassya perlahan.

Rassya terbaring lemah di atas kasur, diikat. Mulutnya menganga, tapi mengeluarkan teriakan itu. Indah mendekati tubuh Rassya tanpa ragu. Memegang keningnya dan menutup mata.

Putih, bersih. Tak ada yang lain.
Barulah terlihat jelas dari mata Indah seorang lelaki muda ketakutan di pojokan ruangan serba putih itu. Lelaki itu sangat ketakutan, memang. Wajahnya yang tampan berubah menjadi mengerikan. Banyak sekali luka-luka di sekujur tubuhnya.

"Apa itu tubuhku?" Suara lelaki lainnya di samping kanan Indah. Secara Refleks Indah menoleh kea rah kanan, melihat lelaki muda tampan bersinar tersenyum padanya.

"Rassya?"

"Ya, ini aku." Ucap Rassya. Senyuman di wajahnya tidak pudar.

Indah kembali memandang lelaki ketakutan di pojokan itu. "Ya, itu tubuhmu. Sangat mirip sekali di dunia nyata."

"Kenapa? Kenapa mereka melakukan ini padaku?" Ucap Rassya lemah.

"Kau memainkan Midnight Game, dan gagal. Maka mereka mengganggumu dan ingin menguasaimu, Rassya. Menguasaimu untu menyebarkan kesakitan pada lainnya." Jawab Indah cepat.

"Karena aku gagal, jadi mereka masuk ke dalam diriku." Rassya memandang wajah Indah. Indah mengangguk pasti.

"Tenang, aku akan menolongmu. Sekarang, disini." Indah menunjuk jantung Rassya. "Kau harus bisa melawan mereka. Ingatlah Rassya perkataanku ini 'Kau masih hidup dan lebih kuat dari mereka, jangan biarkan mereka menguasaimu. Kau harus bisa melawan mereka. Hilangkanlah mereka dalam tubuhmu.'" Ucap Indah.

"Kau tau, dimana Setan yang menguasaimu?" Indah bertanya tanpa ragu.

Rassya menunjuk kea rah lelaki dipojokan tadi. Sebuah asap keluar dari mulut tubuh itu. Asap itu keluar banyak, lalu perlahan berubah menjadi sebuah wujud tinggi besar bersayap api, matanya merah menyala, bertanduk sapi, berwajah manusia namun terdapat cincin yang menempel di hidung nya.
Mahluk itu mendengus.

"Ku kira hanya arwah biasa. Tapi ternyata kau Lucifer." Desah Indah.

Mahluk itu berteriak.
Bayangan Rassya perlahan menghilang, sebelum mengilang, ia berkata "Kau harus menyelamatkanku, aku mohon." Pada Indah.
Teriakan mahluk itu begitu kuat membuat Indah terpental dan membuka matanya.

Tubuh Rassya yang tadinya terbaring lemah, kini beranjak dan terus mencoba memberontak mencoba membuka lilitan di kedua tangannya. Rassya berteriak memekkakan telinga.

Tanpa takut, Indah berjalan mendekati tubuh Rassya memegang kepalanya. Indah menatap tajam mata Rassya. "Keluar kau dari tubuh ini, IBLIS!!!" Indah berteriak di kata terakhir.

"Shut up you Bitch!! Diamlah dan jangan mencampuri urusan kami! Pergilah dan abdilah kau di Neraka!" Jawab iblis itu lewat tubuh Rassya.

Indah menatap mata Rassya makin dalam. Ia pun menyadari sesuatu lainnya. Sesuatu penuh amarah, dan kebencian dari dalam Rassya. Dan ini bukanlah Lucifer yang ia lihat dari dunia arwah. Mahluk ini lebih penuh amarah dari Lucifer, lebih penuh dalam kebencian tenggelam dalam keduanya. Ia ingin membalaskan sesuatu pada seseorang yang bisa dicapai lewat tubuh Rassya ini. Dia ingin...

Tubuh Indah terpental kebelakang.
Rassya tertawa ngeri. "Mati sajalah kau!" Teriaknya.

Indah beranjak berdiri, dan berlari keluar dari kamar Rassya. Rassya tertawa. "Baru sekali terpental sudah pergi lari! Dasar Manusia. HAHAHAHAHAHA!!!"

Indah berlari menuju ruangan keluarga dimana terdapat Adinda, Rhazes, Bi Imah dan Revaline yang menunggu. Indah duduk dan menyeruput teh hangat suguhan dari Bi Imah.

"Bagaimana, Indah?" Tanya Rhazes.

"Ku kira Lucifer ingin mengambil Rassya. Dan ku kira Lucifer yang melakukanya. Ternyata bukan!" Indah berhenti disitu.

"Lelaki hitam tinggi bermata memancar cerahlah yang melakukannya." Indah menatap Revaline. Ia langsung berjalan mendekati Revaline, menatap dia. "Kau melakukannya juga kan? The Midnight Game?"

Revaline diam, tertunduk tanpa kata.

Indah memalingkan wajah. "Dugaanku para Setan merasuki manusia untuk membunuh itu ternyata benar. Namun! Mereka membunuh manusia karena memiliki alasan tertentu. Salah satunya, mahluk hitam tinggi bermata cerah memancar ini. ia memiliki amarah pada Revaline." Jelas Indah.

"Mengapa pada Revaline? Ada apa?" Tanya Adinda.

"Revaline memainkan Midnight Game melawan Mahluk ini. Dan Revaline berhasil memenangkan permainan ini dengan mulus. Mahluk bermata menyala ini buta, tidak bisa melihat dunia kita dengan baik. Maka, saat permainan itu dimulai, ia ingin mengambil kedua mata Revaline namun Revaline berhasil memenangkan game ini. dan misi mahluk ini hancur." Indah menjelaskan detail.

"Lalu?"

Indah duduk di sofa. "Rassya memainkan midnight game ini, dan yang merasukinya bukanlah mahluk biasa, tetapi Lucifer. Raja dari semua iblis. Dan saat Lucifer masuk ke dalam tubuh Rassya, ia memanggil seluruh setan yang penuh kebencian kedalam tubuh Rassya, termasuk mahluk tadi."

"Dan, mahluk bermata menyala ini penuh akan kekuatan amarah. Jika Lucifer mengijinkan mahluk ini menguasai tubuh Rassya. Maka kemungkinan besar, Rassya akan membunuh Revaline dan mengambil kedua matanya."

Semua terdiam.

The MidnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang