12

390 16 0
                                    

The Midnight

Part 12 : "Hallowen"



Jam menunjukan tengah malam. Indah berdiri cepat. Menoleh ke arah teriakan tadi. Mata tajam sang paranormalnya keluar.

"Dia membiarkannya masuk. Hari ini Hallowen dan tepat sekali 3 minggu dari Rassya bermain permainan itu." Desahnya. Segera Indah berlari masuk ke dalam kamar Rassya yang terdengar bising sekali dari luar. Jendela-jendela dari lantai 2 itu pecah, beberapa burung gagak masuk ke dalam rumah berterbangan di dalam rumah, dan beberapa gagak menyerang Indah dan yang lainnya. Bahkan Bi Imah di serbu oleh kawanan gagak hingga tak bisa berlari ikut menuju kamar Rassya.

Indah yang telah dekat dengan pintu kamar Rassya segera membuka pintu kamarnya.
Ia terkejut melihat ranjang kasur Rassya melayang ke atas dan semua benda bergerak saling beradu dengan benda lainnya. Bahkan beberapa benda-benda kecil menghantam tubuh Indah. Tapi Indah tak gugur. Ia maju masuk ke dalam kemar Rassya. Saat Indah memijakan kedua kakinya di depan ranjang kasur yang melayang, ranjang tersebut jatuh ke bawah hingga hancur.

"Sudah kutunggu saat seperti ini." Ujar Rassya yang terbaring di kasur. "Sudah ku kumpulkan seluruh energiku dan akhirnya, aku bisa menguasai tubuh ini!" Tubuh Rassya melayang ke atas lalu berdiri dengan kedua kakinya. Bola mata hitam Rassya hilang.

"Kau belum sepenuhnya menguasai tubuh itu Setan!!" Teriak Indah.

Rassya tersenyum. Ia terbang ke arah Indah mencekik Indah dan mendorongnya hingga kepojokan. "KAU HANYALAH MANUSIA YANG PENUH DOSA DAN TAK BERGUNA!!" Teriak Rassya.

Rhazes masuk ke dalam kamar dan di sambut dengan muntahan cairan hitam kental dari Rassya.

Indah beranjak dan berlari mencoba meraih Rassya. Namun Rassya loncat dan menempel di dinding sembari tertawa ngeri.

Kepala Rassya berputar 180 derajat ke belakang "ABADILAH KALIAN SEMUA DI NERAKA!! HAHAHAHAHAH!!!" Rassya merayap dari dinding keluar kamar menubruk semua yang menghadangnya termasuk Rhazes.

Indah berlari mengikuti Tubuh Rassya yang merayap di dinding cepat. Di pikiran Indah telah tersirat bahwa Rassya mencari Revaline yang entah kemana sekarang dia.

Dan tubuh Rassya menemukannya di kamar Rhazes dan Adinda masih di lantai 2.

Namun ternyata di kamar Rhazes hanya terdapat Adinda yang berdiri tegak menahan lemari.

Tubuh Rassya terbang ke arah Adinda dan menampar Adinda hingga terpental ke kasur di atas ranjang tidur. Dengan penuh emosi Rassya membuka pintu lemari namun Revaline tidak ada disana.

Revaline keluar dari kolong ranjang kasur dan berlari keluar dari kamar Rhazes. Ia bertemu Indah dan Indah menyuruh Revaline untuk pergi keluar dari rumah ini.

Rassya berjalan gagah dan mengerikan keluar dari kamar Rhazes dan mengunci pintu kamar tersebut. Ia bertemu Indah dan menoleh ke tangga yang Revaline sedang berlari ketakutan turun ke bawah. Rassya loncat, namun tak jadi karena Indah berhasil meraih rambutnya. "Rassya! Aku tau kau ada di dalam tubuh ini bersama mereka! Lawan mereka Rassya! Jangan sampai mereka menguasai tubuhmu!"

Rassya berteriak. "Kau kira Rassya akan kembali! Tidak!" Tubuh Rassya memberontak terus loncat ke atas menggunakan lututnya. Hingga Indah tak dapat menahan lagi pegangannya di rambut Rassya.

Rassya membalikkan badan menonjok Indah hingga tubuh Indah terpental ke belakang. Lalu Rassya loncat menuju pintu masuk dan menghadang Revaline yang beberapa langkah lagi sampai di pintu itu.

Revaline berteriak dan berlari ke dapur. Rassya berjalan santai mengikuti Revaline ke dapur. "Hola Revalinee." Ucap Rassya yang mulai dekar dengan tubuh Revaline. Revaline meraih panci dan menyerang Rassya menggunakan panci itu ke kepalanya.

Setelah menyerang Rassya, ia berlari kembali ke pintu utama mencoba membuka pintu itu namun ternyata pintunya terkunci tidak bisa di buka.

Revaline mencoba membuka jendela dan berhasil. Saat ia mulai keluar, kakinya di pegang Rassya dan di lemparkan ke sembarang arah.

Revaline beranjak dengan luka di tangannya. Rassya mencekik Revaline dan mendorong Revaline menempel ke tembok. Tangan Rassya lainnya mulai mengangkat dan menempel di area mata kanan Revaline.

Indah dari belakang Rassya mencekik leher Rassya menarik tubuhnya untuk tidak melakukan itu. "Rassya! Hentikan!" teriak Revaline. Rhazes memegang tangan Rassya namun Rassya menampar Rhazes sampai terpental ke jendela.

Tangan Rassya kembali mendekati area mata Revaline. Revaline mulai terlihat pucat. Tangan Indah Lainnya meraih tangan Rassya yang menempel di area mata Revaline. "Hentikan Rassya! Jangan lakukan itu pada orang yang kau sayangi!" Rassya berteriak. "Bukankah Revaline segalanya untukmu? Bukankah kau sangat menyayangi Revaline? Kau bilang kau bisa melihat masa depanmu di kedua mata Revaline? Hentikan melakukan itu Rassya! Lawan Iblis yang berada di tubuhmu! Usir mereka keluar dari tubuhmu! Kau masih hidup! Kau lebih kuat dari mereka!"

Tubuh Rassya melemah. Tangan Rassya yang menempel di area mata Revaline mulai melemah. Bola hitam mata Rassya mulai keluar disertai air mata yang mengalir. Rassya mulai mengehmbuskan nafas pelan dan teratur. "Dia Revaline. Kekasihku. Aku sungguh menyayanginya. Dia segalanya untukku. Aku tidak ingin kehilangan dia dan aku ingin berada selalu di sisinya. Aku bisa melihat masa depanku di kedua bola matanya." Kata-kata ini berputar di pikiran Rassya.

Indah melepaskan tangannya yang mencekik Rassya.

Di kedua bola mata Rassya, Revaline melihat sebuah cahaya yang masuk ke dalam mata Rassya. Rassya melepaskan tangannya yang mencekik Revaline lalu tubuhnya jatuh ke lantai. Beberapa memar di wajah Rassya menghilang. Wajah Rassya kembali ke bentuk semula yang manis dan tampan. Revaline masih diam bersandar ke tembok ketakutan.

Mata Rassya tertutup.

Indah menempuk lembut pipi Rassya sembari memanggil namanya. Tangan lainnya di dekatkan ke hidung Rassya yang tidak menghembus atau menarik nafas sedikitpun. Kedua tangan Indah memegang dada Rassya yang tidak terasa degupan jatung. Lalu Indah meraih tangan Rassya dan merasakan denyut nadinya yang sama tidak berdenyut.

Indah memegang keningnya dan menunduk. Rhazes dengan luka di punggung merangkak mendekati Rassya. Menggoyang-goyongkan tubuh Rassya sembari memanggil namanya.

"Rassya." Desah Revaline yang masih ketakutan bersandar ke tembok.

Kedua mata Rassya terbuka di sertai tarikan nafas dari hidung dan mulutnya. Dada Rassya naik ke atas. Rhazes dan Indah terkaget dan mundur sedikit kebelakang.

Rassya mulai bernafas dengan biasa. Rhazes tersenyum lebar dengan mata yang berkaca-kaca. Ia memeluk Rassya yang masih terbaring. Rhazes mendengarkan degupan jantung Rassya di pelukannya. Indah memastikan bahwa Rassya benar-benar hidup dengan memegang tangannya merasakan denyutan nadinya.

Rhazes membantu tubuh Rassya duduk. Adinda yang terkunci di kamar berhasil keluar dan segera memeluk tubuh Rassya. Bi Imah terisak melihatkeluar Rassya. Rassya tersenyum pada semua orang di sekitarnya. Ia melihat Revaline yang bersandar di tembok. Rassya tersenyum pada Revaline. dan tanpa tergesa, Revaline memeluk tubuh Rassya sembari menangis di pelukannya. Rassya mengusap punggung Revaline. Rhazes dan Adinda ikut memeluk Rassya.

Indah berdiri, dan menepuk pundak Bi imah. "Kau bisa mengusir Hantu juga kan Bi?"
Bi imah melongo kebingungan. Indah terkekeh. "Kau sempat membuat tenang tubuh Rassya dengan membacakannya ayat-ayat Qur'an bukan? Aku tau itu."

Bi Imah menyeringai. "Ah tidak. Saya hanya hali dalam memasak dan membersihkan rumah." Jawab Bi Imah.

Rassya di bantu berdiri oleh Rhazes. Rassya menghadap ke Indah. "Terima Kasih. Psikiater." Ucap Rassya. Indah tersenyum dan memeluk Rassya mengusap lembut punggungnya.

Indah melepas pelukannya dan masih menempelkan kedua tanganya di bahu Rassya. "Jangan pernah melakukan Permainan yang dapat membahayakan nyawamu ya? Kau harus menyayangi dirimu dan jaga dirimu. Jangan sia-siakan waktumu di dunia, karena itu hanya sementara." Ujar Indah lalu terkekeh. Rhazes tertawa. Rassya tersenyum dan mengangguk.

The MidnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang