Ais terus memasang muka bingung karna dia tak melihat nama pengirim dalam surat itu, ais memasukan surat itu kedalam tas nya yang berwarna coklat dan langsung pergi meninggalkan kelasnya. Sepanjang perjalanan pulang ais terus berfikir siapa orang yang mengirim surat kepadanya. Hingga sampai dirumah pun dia langsung masuk kedalam kamarnya kemudian membuka surat itu kembali dan membacanya. Tiba-tiba umi ais masuk kedalam kamarnya.
" sayang kenapa kamu pulang kuliah langsung masuk kamar? Biasanya nyari umi dulu!" ujar umi ais sembari mengelus kepalanya, ais tersenyum melihat uminya lalu memeluknya
" umi apa ais udah gede ya? Cepet banget kayanya ya umi, baru kemarin ais di gendong sama umi tapi sekarang Cuma bisa meluk aja," ujarnya tersenyum renyah
" nak! Umi memang sudah tak pantas untuk menggendongmu ais tapi umi selalu membuka tangan untuk memelukmu dan bahu untuk bersandarmu ais,"
" makasih ya umi, ais hanya ingin umi sama abi bangga dengan adanya ais di tengah-tengah kalian, ais juga berjanji akan menjadi orang pertama yang mengulurkan tangan saat umi dan abi butuh bantuan," setelah berbincang-bincang aispun beranjak dari tempat duduknya. Dan setelah uminya keluar dari kamar ais, diapun membuka surat yang ia dapatkan tadi siang di kampusnya setelah membacanya kembali ais mengambil pulpen dan langsung menggerakannya di atas kertas putih berbalut sampul warna merah kesayangannya.
Setiap manusia akan merasa dirinya adalah orang yang paling sempurna ketika dia bisa membantu orang lai dalam menjalani ujiannya, mungkin bukan hanya dengan perbuatan, karna motivasi dalam bentuk ucapan juga di butuhkan.
Surat merah jambu ini, aku tak tau dari mana asalnya, aku tak tau apa maksud da tujuan pemilik surat ini mengasihkan suratnya padaku, dan tiba-tiba abi ais memanggilnya, aispun langsung keluar dari kamarnya dan menuju arah suara abinya.
" iya abi kenapa?" ais duduk persis di sebelah abi dan uminya.
" Abi Cuma mau nanya sama kamu, nanti setelah lulus kuliah kamu maunya gimana, kan sebentar lagi kamu lulus ais?" tanya abi ais,
" ais sih kemarin sudah ikut tes secara online pasca sarjana di beberapa kampus ternama di luar nengri, ais masih ingin menyelesaikan gelar master ais karna ais masih ingin terus menimba ilmu abi,!" jawab ais, abinyapun mendekati ais lalu memeluknya dari samping
" Abi hanya ingin yang terbaik untuk kamu ais, dan abi yakin kamu bisa mengambil keputusan yang tepat, untuk masa depan kamu ais,"
***
Hari ini ais berangkat kuliah siang dengan mengenakan baju muslimah nya dan membawa tas sampingnya ais berjalan menuju pangkalan angkot, setelah beberapa menit di jalan akhirnya ais sampai di kampus nya, ais lagsung menghampiri sahabatnya dengan membawa beberapa buku di tangannya , ais duduk di dekat sahabatnya ais bercerita tentang surat merah jambu yang ia terima setelah pulang kuliah kemarin.
Raya sahabat ais mencoba menebak-nebak siapa penulis surat itu tapi sepertinya mereka belum menjatuhkan satu nama yang jelas, dan saat ais hendak membuka buku yang ia pinjam dari perpustakaan ada selembar kertas yang jatuh dari tengah buku itu. Surat merah jambu yang kedua, dia pun langsung membukanya.
Sekuat apapun aku menyimpan rasa ini
Tak sekuat hati yang selalu berteriak
Rasa kagum akan seorang wanita dengan balutan hijab
Yang terlihat nan cantik
Dengan seribu kata-katnya membuat semua orang enggan untuk melepas senyuman
" hamba allah "
KAMU SEDANG MEMBACA
SMILE BECAUSE OF ME
Romantizm1 Dengan cahaya matahari kita bisa melihat dengan jelas keindahan duniawi, dengan cahaya bulan kita senantiassa di terangi saat kegelapan, dengan cahaya hati kita selalu di terangi dalam menjalani kehidupan, kehidupan yang penuh lika-liku. Cahaya...