This Is About You

85 5 1
                                    

This is not about the night, not about the beautiful moon, not about the shining stars,

This is about you..

****

Vernon dan Reiri masuk ke dalam sebuah cafe setelah keluar dari Critter Country dengan basah kuyup. Baju mereka sudah diganti dengan baju couple berwarna putih. Bagian belakang Reiri terdapat sepasang sayap malaikat sedangkan di punggung Vernon terdapat sepasang sayap iblis.

Baju couple, itu usul Vernon, sedangkan yang mengusulkan desainnya adalah Reiri.

"Lo mau pesen apa?" tanya Vernon sambil mengambil menu di atas meja makan lalu menyerahkannya pada Reiri.

"Mmm.." Reiri melihat-lihat isi menu itu.

"Gue pancake apel sama hot chocolate aja deh."

Vernon memanggil waiter lalu mengatakan pesanan mereka. Btw, ia juga memesan makanan yang sama dengan Reiri.

Tiba-tiba Reiri tertawa mengingat harinya bersama Vernon.

"Kenapa?" tanya Vernon.

"Gue gak nyangka ternyata lo itu nyenengin."

"Sama."

Reiri mengerutkan keningnya. "Maksud lo?"

"Gue juga gak nyangka lo juga nyenengin."

Reiri tertawa lalu memukul bisep Vernon.

Dan Vernon mendapati dirinya menikmati tawa itu. Matanya tertuju tepat ke bibir Reiri yang membentuk setengah lengkungan yang memperlihatkan sebagian giginya.

Manis juga.

"Ver?"

Vernon tersadar.

Astaga, apa yang gue pikirin?[]

Malam itu Reiri mendapati dirinya berdiri di depan cermin dengan dress pink 3 senti di atas lutut ... yang entah ia dapat dari mana.

Bando putih yang elegan namun tetap mengesankan bahwa ia adalah remaja beranjak dewasa melekat di kepalanya. Rambutnya dicurly di bagian bawah, membuatnya terlihat semakin cute saja.

Wajahnya dilapisi bedak tipis, saking tipisnya warna wajahnya bahkan tidak ada bedanya dengan warna kulitnya. Dan bibirnya dipoles lipgloss bening.

Kenapa malam ini ia begitu feminin, ya? Reiri sendiri kebingungan.

Puas melihat dirinya di cermin, Reiri menuju rak sepatu lalu mengambil boot wedges biru tua-nya dan memakainya.

Ia keluar dari kamar.

Matanya melihat ayah dan ibunya tengah menonton tv bersama. Kepala Nyonya Tiffanynata tengah bersandar di dada Tuan Nata.

"Pah, Mah," panggil Reiri sambil memdekat ke arah mereka.

Kedua orang tuanya menoleh.

"Aku pergi dulu ya," katanya meminta izin lalu mencium kedua tangan orang tuanya bergantian.

"Pergi sama Jun, ya?" tanya Nyonya Nata.

"Iya, Mah."

"Kok kamu lama banget sih? Dia udah nungguin daritadi di ruang tamu loh, kan kasian."

Reiri menepuk jidatnya. "Wah, mampus."

Ia segera menuju ruang tamu.

Jun---yang tubuhnya dibalut jas dan jeans yang juga berwarna putih---tersenyum melihat kehadiran Reiri. Ia berdiri lalu berjalan ke arah Reiri.

"You are perfect tonight," bisiknya.

Jun menadahkan tangannya meminta tangan Reiri.

Saat Reiri meletakkan tangannya di atas tangan lelaki itu, Jun langsung menggenggamnya lembut.

Reiri dibawa berjalan bersamanya keluar dari rumah.[]

Jun melepas jasnya lalu mengikatkannya menutupi kaki Reiri yang terbuka.

"Bukannya kamu gak bagus pake dress ini, dan bukannya dress ini terlalu pendek buat kamu ... kamu bagus kok pake ini, bahkan terlalu sempurna. Tapi ... um ... kaki kamu bakal kedinginan nanti," Jun meluruskan sebelum Reiri salah paham padanya.

Ia membukakan pintu mobil untuk Reiri. Setelah Reiri masuk ke dalam mobil, Jun baru ikut masuk ke dalamnya kemudian duduk di sebelah Reiri.

"Jalan, Pak," kata Jun pada si supir.[]

Di sebuah taman yang dipenuhi dengan rumput dan juga beberapa batang pohon, Jun berdiri gagah.

"This is not about the night (ini bukan tentang malam)," kata Jun yang langsung membuat Reiri yang tadinya memandangi langit menoleh, ia melihat Jun yang sedang memandanginya, "not about the beautiful moon (bukan tentang bulan yang indah itu), not about the shining stars (bukan pula tentang bintang-bintang yang bersinar), this is about you (ini tentang kamu).)"

Reiri melihat Jun tengah merogoh belakangnya---sepertinya saku belakang celananya.

Ia mengeluarkan sebuah cincin berlian.

"Will you marry me?"[]

"Non Reiri, udah jam 6."

Reiri membuka matanya.

"Bi," kata Reiri dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

"Iya, Non?"

"Apa tadi malam saya dilamar?"

Kening pembantu itu berkerut. "Dilamar? Non dilamar sama siapa?"

Jadi yang tadi itu mimpi?

Kenapa gue mimpi hal itu?

Dan kenapa cowoknya Pak Jun?

Apa ini sebuah pertanda?

Tapi pertanda apa?

"Non?"

My AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang