Ngerasa janggal gak sih, pas Reiri SMA Jun jadi guru di sana, pas Reiri kuliah Jun jadi dosen di kampus Reiri berkuliah? Nah, di chapter terakhir ini gue bakal jelasin itu.
Selamat menikmatih.
[]
"Vernon pergi, Ri."
"Iya, Jes."
"Hiks hiks slurrpp."
"Sabar ya." Reiri menepuk-nepuk punggung Jessica untuk menenangkannya.
Mereka pun larut dalam tangis mereka.
Tanpa menyadari seseorang yang sedang duduk tidak jauh dari mereka dan memakan burger, sedang memperhatikan mereka.
Lalu saat lelaki itu mengalihkan pandangan, seorang pemuda juga sedang menatap lurus ke arah Reiri dan Jessica.
Si lelaki tak berlama-lama melihat pemuda itu, ia memilih merogoh saku celana-nya lalu mengeluarkan ponsel milik-nya.
Saya: Kamu sedang memata-matai dia jg, ya, Kim Taehyung?
Send
"And your eyes, nose, lips, it haunts my memory, I can't forget you if I tried, I wanna believe in-"
Ponsel pemuda yang tadi memandangi dua gadis itu tiba-tiba berbunyi, ia mengambil ponsel itu dari saku jaket-nya, membuka pesan yang baru saja masuk.
Unknown Number: Kamu sedang memata-matai dia jg, ya, Kim Taehyung?
Taehyung menoleh ke berbagai arah, dan menemukan seseorang yang dikenalinya.
Pak Jun.
Tak heran ia punya nomor telpon Taehyung, tidak sedikit dosen yang menyimpan semua nomor mahasiswa yang diajarnya di ponselnya.
Me: Anda tau org yg saya mata2i?
Send.
Unknown Number: Ya. Sung Reiri, kan?
Taehyung mengantongi ponsel-nya lagi. Untuk jawaban atas pertanyaan itu, Benar, ia sedang mengamati gadis bernama Reiri yang menangis di pelukan temannya itu.
Gadis itu, selalu membuat Taehyung penasaran akan apa yang sedang dilakukannya.
Dia mencintai gadis itu sejak 3 tahun yang lalu.
[]
"Mamaaaaa!" teriak Reiri setengah merengek begitu memasuki rumah.
"Reiri, sudah pulang?"
Suara itu menyapanya ketika Reiri melewati ruang keluarga. Tapi itu bukan suara ibunya, itu suara seorang pria, suara ayahnya.
Reiri berbalik.
"Papa!?"
Tuan Nata menepuk sofa di sebelah ia duduk, masih setelan kemeja dan celana hitam yang biasa ia pakai ke kantor, jasnya tersampir di bahu.
Reiri duduk di sebelah ayahnya.
"Mama kamu ada di dapur, lagi masak, kamu cerita apa? Cerita sama Papa aja."
"Vernon pergi, Pa."
Kening Tuan Nata mengerut.
"Itu loh, temen aku yang cowok."
Baru Tuan Nata hendak mengangguki kata-kata anaknya---pertanda bahwa ia ingat siapa Vernon itu---suara bel dari pintu utama menghentikannya.
"Buka pintu sana," suruh Tuan Nata pada anak semata wayangnya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Angel
RomanceAku adalah orang suruhan ayahnya untuk menjaganya dari jauh -Jun