Waktu istirahat tiba, setelah gurunya -yang dicuekin kecuali oleh Elaine- keluar. Elaine kembali duduk dengan santai sambil membaca buku pelajaran Biologi, seluruh mata di kelasnya masih memperhatikannya. Mereka tentunya masih membicarakan Elaine. Tiba-tiba Elaine bangkit, pergi dari kelasnya. Bukan karena risih, melainkan karena tidak bisa belajar dengan tenang.
Elaine terus berjalan, lagi-lagi melewati ruang kelas 2-4. Tentunya Nabilah dan kawan-kawannya yang sudah selesai memakan sate mereka pagi itu, melihatnya.
"Itu bocah mungil mau kemane dah?" Tanya Nabilah.
"Ke tangga yang pasti." Jawab Ayana.
"Yak, bodo amat Ay!"
Nabilah pun bangkit dari duduknya dan menuju ke depan pintu kelasnya.
Terlihat Elaine menaiki tangga sekolah mereka.
"Eh dia naik! Mau kemane tuh?"
"Ke tempat Gracia?" Ucap Dena tak yakin.
"Bener juga tuh, ayo!"
"Kemana Bil?" Tanya Sisil kali ini.
"Ikutan ke atas lah, udah ayo!"
Nabilah pun berlari, Sisil dan Denapun mengikuti.
Sementara Jeje...
"Aduh, elah! Masa gw sendiri yang mesti narik nih bocah?!" Jeje melirik Ayana yang terlihat santai menyender dan mulai memejamkan mata. "Ayo, Ay! Achan, elah!"
Jeje menarik kedua lengan Ayana -yang malas-, berusaha menariknya untuk bangkit dan mengikuti ketiga kawannya yang lain.
"Ngantuk, Je."
"Yaelah lo kapan gak ngantuk, sih!"
Sementara itu, Elaine yang sudah tiba di atas gedung sekolah mereka, disambut oleh tatapan dingin Gracia yang tentunya sadar akan kedatangannya.
"Untuk apa menghampiriku?" Tanya Gracia dengan nada sinis pada Elaine yang terlihat duduk santai di kursi (?) yang ada disana sambil membaca.
Elaine tidak merespon dan tetap membaca bukunya tidak peduli akan tatapan dingin dari gadis cantik bernama lengkap Shania Gracia itu.
Nabilah dan keempat kawannyapun mengintip dari kejauhan, terlihat penasaran dengan hubungan kedua gadis itu, khususnya apalagi Nabilah.
"Untuk apa kembali?" Sekali lagi, Gracia bertanya dan sepertinya kali ini Elaine merespon.
"Gre-"
"Gak usah sok akrab!"
"Kamu juga masih manggil aku 'Kwek', kan kemaren."
"Keceplosan."
Elaine menaruh bukunya, bangkit berdiri sedikit mendekat pada Gracia.
"Apa kita gak bisa jadi teman lagi?"
"Lagi? Kapan kita pernah temenan?" Tanya Gracia dengan heran, jujur saja raut wajah Elaine terlihat sedih. "Memangnya dengan kita berteman lagi, apa itu akan mengembalikan yang dulu?" Tanya Gracia dengan penekanan pada kata 'lagi' dan 'mengembalikan'.
"Gre." Panggil Elaine dengan lirih.
"Udahlah, Kw- Elaine."
Gracia pun berjalan melewati Elaine, angin berhembus kencang. Dan tiba-tiba dengan gerakan yang sama cepatnya... Keduanya berbalik dan saling melayangkan pukulan dengan tangan kanan mereka. Namun, pukulan itu hanya berhenti tepat di depan wajah mereka, tidak ada yang mengenai wajah Gracia ataupun Elaine.
"Sepertinya masih ada yang hatam soal berkelahi."
Gracia tersenyum tipis, sebelum berbalik dan melanjutkan perjalanannya.

YOU ARE READING
Majisuka Gakuen (JKT48)
FanfictionFF Series JKT48 dengan genre Action-Romance-School Live yg terinspirasi dari Drama Series AKB48 dengan judul yang sama~ Singkat saja "Majijo" untuk menyebut ini FF~ "Majijo available on wattpad now" wkwk