"Kamu sudah pulang?" tanya Brandon ketika ia masuk kedalam rumah dan melihat Catherine sedang duduk di sofa ruang tamu sambil menonton televisi.
Catherine tak menjawab. Remote televisi yang berada digenggamannya sengaja ia tekan-tekan sehingga tayangan televisi berganti-ganti secara cepat. Melihat itu, Brandon segera meraih remote tersebut dan meletakanya di samping sofa, dengan tatapan tajam Catherine menatap ke arah Brandon.
"Apa lagi yang ingin kamu ributkan?" tanya Brandon yang dapat menangkap tatapan mata Catherine.
"Kemana saja kamu seharian ini?" tanya Catherine.
"Kerja."
"Kamu lihat jam di dinding itu, pukul berapa sekarang ini?"
"Aku tahu."
"Mengapa aku menghubungi seharian ini tak pernah kamu angkat?"
"Aku sibuk."
"Sesibuk itukah pekerjaanmu? Hingga membuat kamu tak dapat menerima panggilanku untuk sebentar saja?"
Brandon terdiam.
"Apa kamu tahu jika aku menunggu lama di bandara?"
"Begitu banyak taksi di bandara, mengapa kamu harus menunggu lama?"
Mendengar jawaban dari Brandon, amarah Catherine pun meledak sejadi-jadinya.
"Aku sudah cukup sabar untuk menerima sifatmu, dan aku juga sudah cukup sabar untuk mencoba mengerti tentang sikapmu, tapi apa yang ku dapatkan?" teriak Catherine.
"Hari pernikahan sudah dekat, kamu seolah tak peduli sama sekali!" sambung Catherine.
Brandon terpancing dengan setiap ucapan yang dikeluarkan oleh Catherine.
"Kamu bilang kamu berusaha mengerti tentang aku? Sabar?"
"Kalau kamu berusaha sabar dan juga berusaha mencoba untuk mengerti, kamu tidak akan mungkin berteriak sekeras ini di depanku." teriak Brandon tak mau kalah.
"Kamu bilang aku tak peduli dengan pernikahan ini? Memangnya kamu pikir aku bekerja untuk mencari uang demi apa? semua itu aku lakukan untu biaya pernikahan kita, tabungan masa depan untuk anak-anak kita, biaya yang harus ku keluarkan untukmu tiap bulannya."
Catherine terdiam dengan mata terbuka lebar. Setiap ucapan yang keluar dari dalam mulutnya, seolah menjadi boomerang yang berbalik kepada dirinya sendiri.
"Apa kamu tak terpikir ke arah sana? Berapa kali harus ku jelaskan kepadamu mengenai hal ini?"
Catherine masih terdiam.
"Aku bukan seperti kamu yang setiap hari berdiam diri di dalam rumah dan memikirkan hal-hal buruk yang ku kerjakan diluar sana!" teriak Brandon yang membuat nyali Catherine sedikit menciut.
"Jika kamu masih seperti ini dan tidak ada perubahan, lebih baik aku batalkan pernikahan ini dan aku urungkan niatku untuk menikahimu!" ucap Brandon di akhiri dengan bantingan jas diatas lantai yang membuat Catherine terlonjak.
"Oh...jadi seenak itu kamu berucap ingin membatalkan pernikahan?" jawab Catherine.
"Apa gunanya jika pernikahan ini dilanjutkan dan diisi dengan hari-hari yang tak bahagia?"
***
Demi mencari tahu kejanggalan yang selama ini ia rasakan, beberapa hari kemudian Catherine berinisiatif untuk mengikuti kemanapun calon suaminya itu pergi. Perempuan yang terlanjur dirundung rasa cemburu itu rela meluangkan waktunya demi mencari sebuah titik terang yang selama ini ia rasa sengaja di tutup oleh Brandon.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dancers
Romantik*Another Gay Repost Story *Original Writer : @Monster26 *Don't like don't read! *LGBT HATERS GO AWAY!!