Chapter 03

55.2K 4.7K 386
                                    

"Oke, nanti pulang sekolah, tunggu di depan gerbang ya."

Dila menepuk jidat bodoh seiring dengan langkah kakinya yang perlahan ia putar berlawanan arah dengan Delo. Dila benar-benar lupa kalau Delo akan menunggunya di depan gerbang sekolah saat pulang nanti. Kalau gini caranya, usaha Dila untuk kabur benar-benar gatot, alias gagal total!

Belum tiga langkah Dila berjalan, Delo sudah lebih dulu memanggil namanya.

"Dila!"

Aduh! Dila refleks meringis, tapi cewek itu tetap lempeng berjalan tanpa menghiraukan panggilan Delo barusan. Sementara itu, merasa panggilannya diabaikan, Delo pun langsung turun dari motor lalu berlari kecil mengejar Dila.

"Kok malah pergi," ucap Delo, sembari mencekal lengan Dila.

Dila buru-buru menepisnya. "Minggir-minggir, gue mau pulang."

"Iya, kan pulangnya bareng?"

Dila kontan mendelik. "Gue enggak pernah bilang iya pas lo ngajak pulang bareng."

"Dila bilang iya."

"Enggak, gue gak bilang iya."

"Nah! Tuh tadi Dila bilang iya." Delo berseru heboh.

Dila mendengus. "Apaan sih," gumamnya ketus. "Udah ah, awas, gue mau balik."

Dila langsung mengambil langkah ke pinggir, berjalan melewati Delo dengan tampang superjutek. Tadinya, Delo sudah berniat untuk mencegat Dila lagi, tapi suara dering ponsel yang tiba-tiba terdengar membuat cowok itu harus mengurungkan niatnya dan membiarkan Dila pergi menjauh.

Dila sendiri yang sedang berjalan, tidak mau repot-repot menoleh ke belakang untuk melihat apa yang dilakukan Delo dengan ponselnya. Syukur juga, berkat adanya panggilan tersebut, Delo jadi tidak perlu mengejar dan mencegatnya lagi. Yang harus Dila khawatirkan saat ini adalah dirinya harus cepat-cepat sampai di halte sebelum Delo kembali menyusul.

Jarak Dila dengan halte bus di depan tinggal dua meter lagi. Bersamaan dengan itu, Dila tiba-tiba mendengar namanya dipanggil. Saat ditengok ke belakang, benar aja, lagi-lagi Delo kembali mengekor!

Buru-buru, Dila mempercepat langkah, dengan tanggap menapaki undakan-undakan halte, lalu melompat ringan memasuki bus. Tepat sedetik setelahnya, pintu bus langsung ditutup oleh kenek dan bus pun mulai melaju.

Dari dalam bus, Dila dapat melihat Delo yang juga kini sedang balas menatapnya dari luar. Cowok itu sempat terlihat seperti sedang meneriakan sesuatu sebelum akhirnya sosoknya menghilang karena bus berbelok di tikungan.

Dila menghela napas panjang. Kemudian, cewek itu mengedarkan pandangan. Hampir semua kursi sudah ditempati penumpang. Begitu menemukan bahwa di belakang masih tersisa satu kursi, Dila buru-buru menempatinya dan mulai melamun di sana.

Hal seperti tadi bukan cuma pernah terjadi sekali-dua kali. Delo memang cukup sering mengajak Dila untuk pulang bareng dan Dila juga memang cukup sering menolak ajakan Delo. Kadang, cowok itu juga melakukan berbagai hal aneh agar Dila mau pulang bersamanya. Dan semua cara itu bukanlah cara yang lazim dilakukan oleh seorang 'Delo' yang Dila kenal.

Dila pikir, selama tiga bulan berpacaran dengan Delo di kelas satu, Dila sudah cukup mengenal Delo dengan baik. Cowok itu bukanlah tipe orang yang senang mencari perhatian. Tapi sekarang, bahkan hanya untuk mengajak Dila pulang bareng pun, Delo sampai membuat gegar satu sekolah dengan mengeret rok di tiang bendera.

Dila pelan membuang napas berat. Kenyataannya, sampai saat ini pun, sepertinya Dila memang belum mengenal Delo cukup baik.

• • •

ElegiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang