Changes ¤ 5

123 11 0
                                    

5. Satu Kelompok

¤Author pov¤

Tak terasa, Raizel sudah 3 minggu bersekolah di SMA Inter School.

Membuat gadis SMA itu sedikit demi sedikit mulai nyaman. Bahkan dirinya pun sudah dikenal hampir satu sekolah.

"Baik anak-anak. Sekarang kita mulai membuat kelompoknya. Satu kelompok terbagi atas 2 orang saja"

"Bapak yang akan membagikan kelompoknya" ucap Pak Yogi selaku guru musik.

Pak Yogi terus membagi kelompok sampai di kelompok ke 4.

"Kelompok 5. Renzo dan Raizel"

"Kelompok 6. Vino dan Ara"

"What?! Pak saya gak mau sama Vino!" Tolak Ara.

"Gak ada tolakan"

"Ish bapak mah gitu daaaah!" Ucap Ara yang sudah memanyunkan bibir dan melipat kedua tangannya kedepan.

"Kamu kenapa sih sayang gak mau sekelompok sama aku?" Tanya Vino tiba-tiba, yang tangan kirinya dimasukkan ke saku celana abu-abunya dan tangan kanan melingkar di bahu Ara.

"Idih apaan sih! Sana sana!" Ucap Ara sambil menghindar menjauh dari Vino.

"Hey. Udah jangan berantem lagi. Mau bapak suruh kalian berdua berantem dilapangan?" Ucap Pak Yogi memisahkan Ara dan Vino.

Dan ucapan Pak Yogi-pun membuat Ara mendengus, sedangkan Aku, Renzo dan Vino hanya tertawa pelan.

"Sekarang kalian duduk dengan pasangan kelompok kalian" Lanjut Pak Ikhsan.

"Yah Zel, kita duduk jauhan" Ucap Aqilla sambil menepuk bahuku, menyadarkanku dari lamunan.

"Iya nih. Huh" ucapku.

"Aqilla awas. Gua mau duduk disini. Sono luh" usir Renzo yang ternyata sudah berdiri disampingku.

"Songong banget sih lo! Tuh! Makan tuh bangku" ucap Aqilla sambil beranjak dari tempatnya dan menghentakkan kakinya.

"Oke. Sekarang kita mulai materi gitar" ucap Pak Yogi.

~¤~¤~¤~


"Ayo zel" ucap Renzo yang sudah nangkring di motor sport berwarna hitamnya. Dan memberi isyarat dengan dagunya menyuruh Raizel untuk segera naik.

"Eh iya zo" lalu Raizel naik ke motor sportnya Renzo dengan bantuan tangannya Renzo. ((Bayangin aja deh mblo gimana HAHA)).

"Dah siap?"

"Yup. Udah"

Dan Renzo-pun langsung menge-gas motornya meninggalkan parkiran sekolahnya.

"Kita mau latihan dimana?" Tanya Raizel ketika lampu merah menyala dan motor Renzo berhenti.

"Di rumah gue aja. Nanti kita latihan di taman rumah gue" jawab Renzo dibalik sapi tangannya yang menutupi mulut dan hidungnya.

'Rumah Renzo? Loh kan gue baru kenal dia. Ntar kalo dia macem-mac-'

"Tenang aja, gue gak akan macem-macem sama lo"

'--cem.. kayanya di bisa baca pikiran gua. Wuah cenayang dong. Ih ngeri'

"Oh, iya Zo"

Tak lama kemudian lampu hijau menyala dan Renzo segera melajukan motornya dengan cepat bahkan hampir melampaui 100 km/jam.

Raizel cemas dan pusing karena otaknya sedang memproses sebuah ingatan.

"Awh" ringis Raizel sambil memegang kepalanya. Dan itu terdengar oleh Renzo.

ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang