Changes ¤ 10

111 11 0
                                    

10. Mengingatnya kembali

¤Raizelpov¤

Aku bingung.

Bingung mengapa kita putus.

Padahal diantara kita belum ada yang mengucapkan kata 'putus'

Kenapa kita pisah?

Sial, aku hampir lupa. Tujuan-ku balik ke Indonesia hanya karna Bunda dan Ayah gak sanggup lagi dengan sikap-ku --selain urusan ayah dan bunda telah selesai di Inggris--.

Akibat perpisahan ku dengannya, membuat tiap malam mimpi buruk-ku datang menghampiri dan menghancurkan mimpi indah-ku.

Sering Menangis tiba-tiba.

Haha, aku baru sadar,

Aku hampir gila hanya karna dia.

'Teng teng teng tong teng'

"Oke tugas kalian yang tadi ibu kasih jadikan PR ya. Selamat istirahat. Assalamualaikum"

Gue bengong selama pelajaran Bu Nala? Gila. Untung gaada yang sadar gue bengong. Batinku.

"Waalaikumsalam" jawab kelasku serempak.

"Huh akhirnya si Ndut keluar juga" ucap Ara sambil mengelus dada-nya.

"Eh eh, tapi ya masa. Si ndut tadi lagi gegana gitu alias gelisah galau merana" ucap Aqilla memajukan badannya ke arahku dan Ara.

"Hidih bahasa lu Qill. Gellllli gua" jawab Ara.

"Eh tapi emang bener sih dia tadi tampangnya kayak orang kurang duit banyak utang hahahaha" ucap Gea yang duduk disamping Ara. Membuat mereka tertawa.

"Udah-udah. Gak baik ngomongin Guru" ucapku yang mulai tersadar dengan omongan mereka.

"Yaudah yok ke kantin" ajak Ara.

"Yok. Eh gua ikut lau pada ya" ucap Gea.

"Lah tumben. Bebeb lau mana G?"

"Ama cemewew barunya. Udah yok. Laper gua"

"Yok"

Sesampainya dikantin. Kami duduk di bangku barisan anak kelas 11.

"Zel, lo pernah pacaran gak sih?" Tanya Ara yang membuatku tersedak.

Ah dia lagi. Apa harus gue mengingat dia lagi? . Batinku.

"Uhuk uhuk" aku terbatuk mendengar pertanyaan yang dilontarkan dari Ara

"Eh Zel minum dulu nih minum" ucap Aqilla yang langsung menyodorkan air putih untuk-ku.

"Sorry Zel sorry. Gausah dijawab gapapa deh. Hehe" ucap Ara nyengir kuda.

"Gapapa Ra santai aja" ucapku, menghembuskan nafasnya pelan.

Mungkin cerita sedikit gapapa kali ya? Toh, gue udah berhasil move on dari dia. Batinku lagi.

"Gue pernah pacaran. Pas gue Sekolah di London" lanjutku.

"Oalah" ucap Ara. Tetapi tidak berniat melanjutkan topik ini. Mungkin, takut membuat kesalahan.

"Hai semua!" Ucap Neyza saat ia duduk di sampin Raizel. "ko ninggalin sih?" Lanjutnya.

"Salah sendiri jadi anak IPA. IPA 5 lagi. Mager banget gila kekelas lu" ucap Aqilla.

"Terpaksa QILLA. You know lah, emak gue gimana" jawab Neyza bete, sambil menopang dagunya dengan kedua tangannya. "Eh iya! Masa ya. Tadi. Gue liat Renzo sama temen-temennya lagi main basket. Terus tiba-tiba ada si centil ngasih minuman sama handuk kecil ke Renzo. Hidih gue geli banget. Terus Vino, Rega sama Ale juga digituin sama fans-fansnya." Cerita Neyza.

ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang