8. Fakta baru
¤Author pov¤
"So I'm gonna love you
Like I'm gonna lose you
I'm gonna hold you
Like I'm saying goodbye wherever
we're standing
I won't take you for granted 'cause we'll never know when
When we'll run out of time so I'm gonna love you
Like I'm gonna lose you
I'm gonna love you like I'm gonna lose you"
Suara nyanyian mereka berhenti begitu juga dengan alunan petikan gitar terakhir yang dimainkan oleh Renzo.
"Wuiiih!! Akhirnya perfect!! Keren Zo!!!" Raizel bertepuk tangan sambil melompat berjingjrak-jingkrak-an.
"Iya iya keren. Tapi gausah lebay gitu ijeeeel. Hahahaha" jawab Renzo.
"Hehehe. Maaf. Abisnya gue seneng. Akhirnya berhasil juga"
"Yup. Alhamdulillah. Eh iya udah sore nih. Balik yok jel. Tapi kita sholat Ashar dulu" ajak Renzo.
"Oh iya. Udah jam setengah 5 aja. Yuk"
Kemudian mereka berdua segera merapikan barang-barangnya dan Renzo meletakkan kembali gitar di tempat semula.
Lalu mereka keluar dari studio musik Sekolah. Dan berjalan beriringan menuju Masjid Sekolah untuk melaksanakan Sholat Ashar.
Sekolah sudah sangat sepi. Hanya ada anak Futsal yang sedang latihan di lapangan.
"Jel. Ber-Jama'ah aja yuk" ajak Renzo.
"Hm. Boleh"
~¤~¤~¤~
Saat Renzo mengulurkan tangannya kepada Raizel ketika selesai Sholat Ashar.
"Eits. Maaf. Belom muhrim hahaha" ucap Raizel.
"Hehe. Eh tunggu. 'Belom muhrim'?"
"Emang iya kan-- eh maksud gue 'bukan muhrim" Raizel yang tau kearah mana maksud tujuan pertanyaan Renzo, ia langsung mengelak, membenarkan ucapannya.
"Ehem. Kirain"
"Kirain apa?"
"Ngga"
"Apa Zoooo kirain apaaa???"
"Ngga Ijel sayang"
Raizel langsung bungkam seribu bahasa ketika di panggil itu.
"Ehm, eh jel yaudah yuk kita balik. Udah sore banget nih. Mendung pula" Renzo yang menyadari perubahan raut wajah Raizel yang tadi gugup langsung mengganti topik, mengajak Raizel pulang.
Padahal jauh dilubuk hatinya ia tidak ingin pulang dan masih ingin berdua dengan Raizel. Di rumah juga gaada hal yang spesial. Paling juga Renzo hanya ngendep dikamarnya.
"Oh. Yaudah. Yuk Zo"
Mereka-pun bergegas dan segera berjalan menuju parkiran Sekolah, dimana Renzo memarkirkan Motor sportnya.
"Pegangan jel" ucap Renzo.
Raizel memegang erat pundak Renzo.
"Eh eh eh. Ko malah di pundak sih pegangannya. Disini harusnya" ucap Renzo sambil membenarkan letak pegangan tangan Raizel. Raizel diam tak berkutik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Changes
Teen FictionSeiring berjalannya waktu.. Semuanya berubah Kejadian 5 tahun lalu pun lama kelamaan diketahui olehnya Disaat ku bertemu lagi dengan mu.. kesedihan, kekecewaan, kebahagiaan, dan kegembiraan bercampur menjadi satu. Semua berubah menjadi lebih berwarn...