Use Somebody by Kings of Leon
* * *
Anehnya, aku merasa sepi. Sementara hingar - bingar tempat ini terus saja memukuli gendang telinga, pun dengan orang - orang yang berjejal di sekitarku. Mereka berdesak - desakan, saling menjajakan, berlomba siapa bisa temani yang lain habiskan malam. Dan meskipun begitu, sejengkal pun aku tak beranjak. Gemerlap remang memantulkan kilat pada cairan pahit yang kuteguk rakus, dibumbui asap tembakau yang terhembus bebas bak angin kemarau penuh debu. Paru - paruku rasanya penuh, tapi aku tetap kosong. Tanpamu, aku bukan apa - apa. Tanpamu.
I've been roaming around, always looking down at all I see,
Painted faces fill the places I can't reach,
You know that I could use somebody...Siang malam aku mencari. Tetapi pencarianku hanyalah kelana tak berujung, bila tanpamu. Ketika warna - warni dunia menggoda dengan kemolekannya, aku berpaling. Kau, adalah satu - satunya warna yang kuinginkan tanpa bisa kuraih. Dan lagi warna - warni dunia menggodaku dengan harum wewangiannya, aku tercenung. Yang kuingat hanyalah aromamu, seraya imajiku kembali mereka warnamu. Ah, kilau sendu itu, ke mana lagi harus kucari. Sedangkan tanpamu, aku hilang arah. Karena tanpamu, tak ada yang lain untuk kutuju.
Selintas gincu merah menarik perhatianku. Mereka, bukankah dengan mereka aku bisa bersamamu? Bayangkan yang kurengkuh adalah warnamu, yang kuhirup adalah baumu? Bukankah seharusnya begitu mudah? Namun tidak, rasanya tak akan sama. Bibirnya yang tertutup gincu itu tak secerdas bibirmu yang membenci perangai bejatku. Senyumnya yang merayuku itu, bukan satu yang memaklumiku seperti milikmu. Aku tak bisa, meskipun aku mau. Dan bahkan aku tak mau, meskipun aku bisa. Karena untuk mengganti dirimu dengan mereka, mustahil. Karena Sayang, bahkan tak ada yang benar - benar seperti kamu.
Off in the night, while you live it up, I'm off to sleep
Waging wars to shape the poet and the beat,
I hope It's gonna make you notice,"Sendirian saja," centil ucapnya meresap di telingaku. "Aku temani ya, Kak?" bisiknya makin berani. Aku tersenyum tak sampai mata, menjauhkan lengannya yang menggamit lenganku. Aku tak mau parfumnya merusak wangimu. Tak mau merah mencoloknya menodai warnamu. Seketika itu aku bangkit, ikut berjejal bersama yang lain untuk keluar dari tempat kotor ini. Setengah mabuk, aku tertawa mengingat malam yang kau habiskan untuk memarahiku. Juga malam di saat kau menyelinap keluar dari pelukanku, hanya demi opera sabun yang kau candu. Kemudian aku teringat akan malam, malam, malam, malam yang lain.
I hope It's gonna make you notice,
I hope It's gonna make you notice,
Someone like me...Senyap menusukkan dingin pada pori, mengganti musik menghentak yang sedari tadi menulikan pendengaran. Jalanan ini gelap gulita, sama seperti keberadaanku tanpamu. Rasanya kosong, seperti langit malam yang muram lantaran ditinggalkan bintangnya. Aku menghela napas panjang, merentangkan lengan sambil menggerakkan jemari. Teringat akan petikan gitar yang kurangkai bersama diksi manis sebisaku, khusus untukmu. Lalu aku mencemooh malam yang sendirian berjaga, juga aku mengutuk jalan yang menggema tiap kutapaki. Kemudian aku mengingat irama itu. Dan seketika pilu mengikat kelu pada pangkal tenggerokanku. Napas tersengal seakan malfungsi, mata memanas seakan meleleh. Sayang, tidakkah lagu itu kucipta untukmu? Hanya agar kau mampu mengingatku. Hanya agar seorang aku bisa menyusup hatimu.
Dalam sesak ini, aku teringat ucapanmu tentang Tuhan. Kau selalu bilang bahwa Tuhan selalu bersamamu 'kan? Sehingga pasti benar jika sekarang kau sedang bersama Tuhan. Sayang, apa sekarang kau melihatku? Rasa ini, bahkan aku tak merasakan apapun. Lidahku pahit, napasku tercekat. Cairan - cairan setan itu sedang membakar lambungku. Apa kau melihatnya? Sayang, aku tak tahan lagi. Ketika hampa mengisi kepergianmu, jantungku mencengkeram erat pembuluh nadi. Meremasnya. Dadaku, berdetak berat, perlahan - lahan, begitu menyakitkan. Semakin lama semakin lambat, semakin menyakitkan.
Sayang, aku ingin pulang.
I'm ready now,
I'm ready now,
I'm ready now...Tuhan, bawa aku pulang. Aku tak tahan lagi. Bawa aku bertemu dengannya. Aku tak sanggup lagi. Tuhan, aku lelah mencari. Karena sejauh apa pun kulalui, sebanyak apa pun bunga yang mekar, aku tak akan pernah sanggup menggantinya dengan yang lain. Perjalanan ini hanyalah kelana kosong. Sia - sia. Karena hanya dia yang ku cari. Karena dia tak terganti. Bahwa dia yang ku ingin, dan bukan yang lain. Jadi Tuhan, aku siap kembali. Bawa aku kembali.
"Sayang, aku pulang."
* * *
END
KAMU SEDANG MEMBACA
Song Fiction : Lonely
Короткий рассказIni hanyalah nyanyian sepi mereka yang merasa kehilangan, kesakitan dan kesedihan yang teramat dalam terhadap sesuatu yang teramat berharga bagi mereka. 18 Oktober 2015 Theme: Angst