Talking To The Moon by Bruno Mars
* * *
I know you're somewhere out there
Somewhere far away
"Hey kamu. Iya. Kamu yang ada di sana. Apa kabarmu?" ujarku seraya tersenyum lebar. Menatap pantulan diriku di cermin. Aku sungguh berantakan saat ini.
I want you back
I want you back
Rambut hitam bergelombangku berantakan. Mataku bengkak. Tatapanku kosong. Pipiku tirus. Oh tidak air mataku menetes. Aku menangis-untuk kesekian kalinya aku menangis.
My neighbours think
I'm crazy
But they don't understand
You're all I have
You're all I have
Tidak. Aku harus menghentikan air mata ini. Menangis tak akan mengubah apapun.
"Hey, kau tahu? Betapa aku merindukanmu, betapa aku merindukanmu." Aku beranjak dari kasurku. Mendekat ke arahh cermin dan menatap diriku lekat-lekat. Sekilas, seolah aku melihat bahwa sosokmu ada di sampingku. Ah, sosokmu memeluk diriku dan berkata, "Semuanya akan baik-baik saja."
At night when the starslight up my room
I sit by myself.
Aku menggeleng menghilangkan bayangan itu, dan berpaling. Berpaling dan melangkah menuju balkon apartemenku. Menatap lurus bintang-bintang yang ada di atas sana. Bintang-bintang yang begitu indah dan seolah menyapaku.
Talking to the Moon
Try to get to You
"Hey," aku menatap purnama yang bersinar indah di angkasa. "kamu gimana di sana? Kenapa sih kamu bandel banget? Kenapa kamu bandel?"
In hopes you're
On the other side
Talking to me too
"Kenapa kamu jahat? Kamu tak tahu betapa hancurnya aku di sini? Kenapa kamu pergi? Jawab aku! Kenapa kamu memilih pergi?! Jawab aku! Pengecut!" Aku menenangkan emosiku yang meluap-luap. Mengatur napasku yang tersenggal-senggal. Menahan agar air mataku tak luruh lagi.
Or Am I a fool
who sits alone
Talking to the moon?
"Kau tahu, kata mereka, aku ini sudah gila, tapi aku tak gila 'kan? Aku tidak gila 'kan? Jawab aku!!" Aku jatuh terduduk di balkon. Mataku tetap menatap Sang Purnama. Aku tak boleh menangis. Aku tak boleh menangis.
I'm feeling like
I'm famous
The talk of the town
They say
I've gone mad
Yeah
Aku memejamkan mataku. Merasakan desiran angin menyapu wajahku. Aku ingin angina ini meyampaikan kepadaku bahwa, "Aku mencintaimu."
Ah! Aku tak kuat. Air mataku kembali luruh sepenuhnya.
"Kak Rosa ...." Aku menoleh, mendapati adik laki-lakiku sedang berdiri dengan napas tersenggal-senggal. Ia mentapku. Sorot matanya menampilkan ke khawatiran yang luar biasa.
Aku tersenyum menatapnya. "Albert, apa kabar?"
Dia berlari ke arahku, dan memeluk diriku. "Kak. Kakak jangan kayak gini terus."
But they don't know
what I know
Cause when the sun goes down
someone's talking back
Yeah
They're talking back
Aku melepaskan pelukannya dan menatap iris hitam miliknya. Aku terkekeh. "Kayak gini gimana maksudmu?"
Dia menggeleng, dia menguncang tubuhku. "Kak! Sadar! Dia udah pergi! Nggak akan kembali! Jangan larut dalam duka, Kak!"
Aku terdiam. Ku tatap mata yang menyiratkan ke khawatiran itu. "Karena aku gagal mengoprasi dia, aku kehilagan dia, aku gagal, Bert, dan aku kehilangan dia," ujarku seraya melirik jas putih yang biasa aku dan Albert kenakan.
"Takdir di tangan Tuhan kak! Kita sebagai dokter cuma membantu, Kakak nggak bisa nyalahin diri kakak terus." Dia masih menatapku dengan mata yang sama.
At night when the starslight up my room
I sit by myself
Talking to the moon.
Try to get to You
Aku menggeleng. "Ini kesalahan Kakak, dan kamu jadilah dokter yang baik." Senyumanku memgembang. Aku bangkit dan mengacak rambutnya. Adik kecilku yang manis. Albert mematung. Aku menatap Purnama dan melangkah keluar pagar balkon. Senyumanku mengembang, bersamaan dengan air mata penyesalan yang menetes.
"Kenapa aku mengatakan kamu bandel, karena kamu nggak mau minum obat teratur? Padahal kalau sajja operasi itu berhasil, kamu bisa sembuh tanpa obat-obatan lagi. Ini kesalahanku 'kan?"
In hopes you're on
the other side
Talking to me too.
Aku merentangkan kedua tanganku. Merasakan desiran angin yang menyapaku, Kau tahu? Rasanya seperti melayang tinggi di udara. Albert menarik tanganku. Ia menahanku dengan mata yang berkata kakak-itu-nggak-gila-jangan-lakukan-ini.
"Maaf Albert." Aku menjatuhkan diriku ke bawah, Yah, ke bawah, dari apartemenku di lantai 9 aku menjatuhkan diriku ke bawah.
"KAK ROSA!"
Or am I a fool
who sits alone
Talking to the moon?
Ahh...Ahh...Ahh..
Hey Purnama, kau mendengarkan dan melihatku 'kan?
Sampaikan padanya, bahwa aku akan segera menemuinya di sana.
Sampaikan padanya, bahwa aku tak sanggup hidup tanpanya, sehingga aku menyusulnya.
Aku tahu dia kecewa padaku, tapi biarlah ... nanti aku yang akan menceritakan hancurnya aku.
Purnama ....
Terima kasih telah mendengarkan aku.
* * *
END
KAMU SEDANG MEMBACA
Song Fiction : Lonely
Cerita PendekIni hanyalah nyanyian sepi mereka yang merasa kehilangan, kesakitan dan kesedihan yang teramat dalam terhadap sesuatu yang teramat berharga bagi mereka. 18 Oktober 2015 Theme: Angst