Pertanyaan kedua yang mungkin kalian tanyakan kepadaku: mengapa aku bisa menceritakan tentang kisah dari tiga gadis itu? Apa aku adalah tokoh utama yang punya banyak kebetulan hingga takdir membuat mereka dekat denganku?
Jawabannya... tidak!
Memang ada kebetulan yang membuatku hampir mengetahui semua tentang mereka, tapi aku benar-benar tidak punya hubungan langsung dengan satupun dari mereka. Kebetulan yang kumaksud adalah, aku punya pekerjaan panggilan yang membuatku harus banyak berkeliling di distrik Wardenlicht, kota psiotic-modern yang penuh penyihir dan esper.
Istilah yang kudapatkan dari pekerjaanku adalah Jack of All Trades, si segala bisa namun tidak mendalami satupun dari keahlianku. Pekerjaan yang sangat tepat dengan kemampuan peniruanku. Dari memperbaiki pipa ledeng sampai mengambil kucing peliharaan yang tidak bisa turun dari pohon.
Dan itulah 'kebetulan' yang membuatku mengetahui salah satu hal yang tidak diketahui banyak orang dari sang ratu salju, Gekko Hakai. Kenyataan yang sulit kuterima karena ternyata Gekko adalah... seorang pembunuh. Salah satu tuduhan Zoey waktu itu merupakan kenyataan!
Malam itu, aku baru pulang dari rumah seorang pelanggan yang selalu memanggilku untuk mengajar privat anaknya yang masih kelas tiga sekolah dasar. Jalanan sudah sepi meski belum begitu malam, mungkin saja karena hari ini adalah awal pekan yang sibuk bagi pekerja kantoran.
Hari ini merupakan hari yang cukup melelahkan, apalagi dewan siswa menjadikanku pembantu umum sejak aku masih menjadi siswa baru karena kemampuanku. Aku memilih beristirahat di taman kota yang terdapat beberapa pemuda-pemudi berpasangan. Aku sendiri tidak peduli dengan pandangan jones yang melekat pada seseorang yang berjalan sendiri melewati taman ini.
"Hoaaah," mulutku menguap lebar, kuregangkan badanku yang kaku. Mataku mulai pedih, mau tidak mau aku mengerjap, tapi efeknya malah membuatku semakin mengantuk.
"Huuaah!" mataku terbuka lebar, langit masih gelap tapi posisi bulan telah berubah. Kulihat jam tanganku dan reaksiku adalah. "Heeeee!"
Jam tiga kurang sedikit, aku tertidur lebih dari empat jam! Aku langsung beranjak dan mengecek seluruh tubuh dan tasku, untung saja tidak ada tangan jahil yang mencuri dompet atau handphone jadul-ku.
Aku menghela nafas lega, sudah tidak ada seorangpun yang terlihat di taman. Kelegaanku bertambah karena aku tidak harus berurusan dengan orang yang berniat buruk, jikapun harus, maka aku akan mengerahkan kemampuanku untuk kabur, aku lebih memilih melarikan diri.
Distrik Wardenlicht dikenal sebagai distrik dengan keamanan tertinggi setelah Riolet dan Andestia, meskipun begitu kejahatan tetap ada di waktu-waktu seperti saat ini. Para penjahat biasanya melakukan aksinya dengan menyasar orang-orang tanpa kemampuan. Dan sialnya, aku terlihat seperti orang tanpa kemampuan...
Aku mulai bergidik, gemerisik angin dari pepohonan menambah suasana horror. Lampu jalanan yang terlihat dari dalam taman tidak cukup terang untuk membantuku melihat sekitar. Bayangan hitam berkelebat, aku benar-benar takut sekarang. Aku sudah bersiap menggunakan kemampuan kaburku yang paling ampuh, peniruan teleportasi. Meski jarak maksimal hanya tiga puluh meter, setidaknya aku dapat bersembunyi di tempat tertentu yang aman.
Kwook! Dua gagak terbang dari balik rindangnya pohon, aku berjengit ngeri. Gagak itu bukan terbang menjauh, mereka turun dari pohon seakan menghampiri sesuatu. Bukannya sok berani, tapi aku benar-benar penasaran dengan tingkah dua gagak itu.
"Egh," kututup mulutku saat aku melihat apa yang ada di tengah jalanan tengah taman yang terbuat dari beton. Secara reflek, aku menggunakan teleportasi untuk kabur sejauh mungkin.
Apa yang kulihat memang seperti film horror, seorang gadis berbaju putih terusan yang penuh dengan noda darah baru. Hangatnya darah membuat uap mengepul dari tubuhnya, dia memegang sesuatu yang berbentuk seperti daging yang kuyakini itu adalah jantung segar. Yang lebih buruk, aku jelas mengenal siapa gadis itu!
Aku berharap dia tidak sempat melihatku. Aku memang melatih teleportasi hanya di bagian kecepatan, bukan jarak dan ketepatan, hingga bisa kabur dengan cepat jika ada keadaan seperti itu. Aku berpikir positif, Gekko memang sangat kuat dalam hal fisik dan sangat cepat, tapi dia tidak punya kemampuan supranatural yang dapat melacak atau merasakan kekuatan orang lain.
~333~
"Yo!" Zoey menyapa Gekko yang duduk diam di kursinya. Zoey mendekati Gekko lalu berbisik, bisikan yang bahkan bisa kudengar dari kursiku.
Aku berusaha tenang meski sebenarnya aku ketakutan. Semoga saja Gekko tidak bisa merasakan ketakutan seseorang. Pagi yang cerah ini tidak sebanding dengan suramnya perasaanku.
"Hn," Gekko melirik malas.
"Kau tahu, semalam ada seorang penjahat dibunuh dengan sadis! Aku yakin dia adalah anggota sindikat yang mengincarku!"
"Oh," Gekko mengangguk sekali. Aku mengingat berita yang muncul tadi pagi, kurasa berita itu yang dijadikan bahan Zoey untuk bicara dengan Gekko.
"Kudengar, mereka merupakan sindikat pencari jiwa-jiwa kotor. Masalahnya, mungkin aku juga masuk dalam daftar incaran mereka," Zoey mendesis seakan mencurigai seluruh anak kelas. Entah kenapa aku merasa ditatap oleh dua pasang mata yang paling kuhindari saat ini, yaitu dua gadis itu.
"Elakhr."
"Oaah, eh... iya ada apa?" aku terkejut hanya karena sapaan halus Akkarin yang sudah berdiri di depanku. Aku merasa bersalah, hanya karena terlalu tegang, aku tidak tahu jika Akkarin datang.
"Ma-maaf," Akkarin jadi salah tingkah, sepertinya dia jadi ragu untuk bicara denganku.
"Maafkan aku juga, aku kurang fokus tadi," kugaruk kepalaku yang tidak gatal. "Ada apa ya?"
"Ini," Akkarin memberikan selembar kertas. Kubaca bagian teratas dari kertas cetak itu, belajar kelompok?
"Ka-kau mengajakku masuk ke anggota kelompok belajarmu?"
"Iya," Akkarin mengangguk.
"Kenapa aku?"
"Karena kulihat kau bisa cepat akrab dengan orang lain, tapi sepertinya kau tidak punya teman tertentu yang selalu bersamamu. Jadi kuanggap kau yang paling cocok masuk ke kelompokku," Akkarin tersenyum, gigi taringnya yang nampak menambah manis senyum itu. Kuakui, Akkarin memang ceroboh, tapi dia bisa fokus pada sesuatu dengan sangat baik. Dan kali ini, kebetulan, fokusnya adalah mengawasi anak kelas yang paling cocok diajak bergabung dengan kelompoknya.
Tunggu... aku merasakan firasat buruk dengan deskripsi Akkarin tentang kelompoknya. Sepertinya aku benar-benar sial... kubaca draft dua anggota lain yang masuk dalam kelompok Akkarin, mereka adalah... Gekko dan Zoey.
Punggungku berdenyar nyeri seakan teraliri listrik, sepertinya dua gadis itu masih memandangku tajam. Aku melihat Akkarin, seulas senyum yang kupaksakan akhirnya bisa kutunjukkan. Aku merasa tidak bisa menolak ajakan Akkarin yang secara tidak langsung didukung oleh anggota kelompoknya. Akhirnya aku mengangguk.
"Baiklah...," aku meringis.
Oke, memang sangat-sangat penuh dengan kebetulan, tapi tunggu dulu, kisah ini masih sangat sedikit, jadi jangan kira aku akan memerankan tokoh utama yang heroic. Sekali lagi, aku hanya menceritakan kisah mereka yang penuh warna, termasuk kisah cinta mereka pada...
Ehm, besok saja akan kuceritakan, kucukupkan dulu hari ini karena aku perlu mempersiapkan mentalku menghadapi para ratu anti-mainstream.
<a/n>
anti-mainsetir!!! selanjutnya akan memunculkan chara-chara cowok dari tiga cerita asal para ratu, siapakan mereka???
jeng jeng! tunggu aja part selanjutnya xD
20 10 15
KAMU SEDANG MEMBACA
TriGalz
Ficção AdolescenteAku bukan seorang pembawa cerita yang baik, meskipun begitu, aku ingin menceritakan kisah tentang tiga gadis cantik dan... aneh? Ya, mereka bertiga adalah para ratu di sekolah kami, Wardenlicht International School, sekolah yang berisi murid-murid b...