Order? Watch the queen...

598 57 4
                                        

Pada akhirnya, aku duduk di antara kelompok ini...

Aku menyesal menyanggupi permintaan Evan, hanya karena aku serba bisa, akulah yang menjadi mata-mata baginya. Meskipun begitu, sulit untuk menolak jika mendapat intimidasi dari salah satu murid terkuat yang membayarku cukup banyak.

Adakah yang berpikir 'kenapa tidak dia sendiri yang melakukannya'?Akupun berpikir demikian, tapi Evan mempunyai alasan bagus untuk menghindar dari pertanyaan itu. Dia bilang tidak bisa melakukan hal 'manusiawi' seperti parkour, karena hasilnya pasti lompatan jauh penuh tenaga yang bisa mencapai sepuluh meter.

Aku memang tidak bisa parkour, yang aku bisa hanya meniru gerakan parkour dengan kemampuan peniruanku. Selama aku bersama anak-anak Läufer, kemungkinan besar aku bisa mengikuti gerakan mereka dengan cara yang sama.

Aku bisa masuk dalam lingkaran Läufer karena Evan mempunyai 'jalan pintas', salah satu kenalannya merupakan anak jalanan anggota Läufer. Dia bilang pada kenalannya jika aku adalah anak jalanan yang bisa parkour dan ingin bergabung dengan Läufer.

"Ayo kita bersenang-senang!" seorang pemuda yang berjaket kuning adalah si pemimpin Läufer, Johann. Dia beranjak diikuti yang lain, mereka semua memakai tudung jaket semenjak datang ke tempat rahasia yang berada di sudut gang Chinatown.

Aku sudah menemukan targetku sejak awal. Akkarin masuk dalam 'empat yang terbaik' bersama Johann, Durendal dan Lio. Yang kudengar, mereka adalah free-runner terbaik di antara anak-anak Läufer. Yang mungkin menjadikanku ragu adalah, bagaimana mungkin seorang gadis yang kalem dan ceroboh di sekolah menjadi anggota pelari dan pelompat yang dijuluki 'empat yang terbaik'?

Akkarin memakai jaket hitam dengan tudung, setengah wajahnya tertutupi masker yang menjadi satu dengan jaketnya. Hampir semua anggota Läufer memang menutupi wajah mereka, apalagi ketika mereka mengecat tembok di beberapa sudut kota untuk membuat graffiti.

Meski sudah tahu ini akan terjadi, tetap saja aku merasa grogi. Gerakan parkour sungguh bervariasi meski sebenarnya hanya melompat dan berlari. Selain meniru dari anak-anak lain, aku mengingat beberapa jenis lompatan yang cukup ekstrim di web video.

Saat keluar dari area Chinatown, kami berpencar menjadi beberapa grup. Tentu saja aku mengikuti Akkarin yang memimpin satu grup beranggotakan empat orang termasuk aku. Akkarin benar-benar luwes ketika mulai memanjat salah satu gedung yang masih dalam tahap konstruksi, aku berhasil mengikuti tepat di belakangnya. Aku cukup terbantu dengan kemampuanku yang sebenarnya, tapi aku tidak menampakkan kekuatanku sama sekali.

Kelompok kami membuat para pekerja gedung menjadi geger, mereka berteriak-teriak dan memaki kami. Sempat kudengar Akkarin yang berteriak, sepertinya dia menikmati hal ini.

Salah satu gerakan yang membuatku kagum adalah precision jump dengan side-flip yang Akkarin lakukan ketika melompat ke gedung sebelah dan mendarat dengan sempurna di atas dua kakinya. Aku tidak mau kalah, aku melakukan precision jump sambil melakukan vertical-rolling dua kali di udara. Tiga anggota lain melakukan precision jump biasa karena jarak antar gedung cukup jauh, mereka tidak mau mengambil resiko jatuh.

Akkarin melihatku, sepertinya dia tidak mengenalku yang saat ini memakai masker gas setengah wajah.

"Tadi itu luar biasa anak baru!" kudengar dia memujiku. Aku mengangguk, aku tidak mau bersuara atau dia akan mencurigai suaraku. "Ayo teruskan!"

Aku mengangguk sekali lagi, Akkarin tetap berada di depan. Aku mengakui ketahanan fisik anak-anak Läufer yang sangat kuat, mereka berlari menerobos area perkantoran, melompati gedung-gedung tinggi dan menghindari keamanan dengan sangat mudah. Kurasa mereka telah hafal dengan sudut-sudut kota hingga bisa seperti ini.

Setelah puas membuat banyak orang berteriak marah pada kami, perjalanan selanjutnya adalah kembali pulang ke Chinatown. Keadaan daerah Chinatown yang padat dan bangunan penuh gang adalah tempat terbaik untuk menyamarkan keberadaan kelompok ini.

Semua anggota berkumpul kembali di basecamp, bangunan bekas gudang di belakang jalanan Chinatown. Johann, Lio dan kelompok mereka menyambut kelompok kami yang datang bersamaan dengan kelompok Durendal.

Kami berkumpul, beberapa orang dari kelompok meletakkan sesuatu di kotak kayu yang berada di tengah gudang. Johann mengucapkan terima kasih pada mereka yang 'mempersembahkan sesuatu' itu. Lalu aku menyadari apa yang telah mereka perbuat.

"Mencopet ya," gumamku pada diri sendiri. Aku tak percaya ini, Läufer bukan hanya pengacau, ternyata mereka adalah kelompok pencuri yang anggotanya merupakan anak jalanan yang dilatih. Modus mereka adalah kekacauan yang mereka buat, mereka melakukan parkour, free-run dan menggambar graffiti di tempat umum dan area publik untuk menutupi kejahatan mereka.

Yang mungkin membuatku sedikit sedih adalah kenyataan tentang Akkarin. Tidak mungkin sebagai salah satu dari 'empat yang terbaik' tidak mengetahui hal ini, tentu saja dia juga menjadi dalang dari perbuatan anggota Läufer.

"Sekali lagi terima kasih untuk semua yang sudah ikut serta hari ini," Johan setengah membungkuk diikuti Durendal, Lio dan Akkarin. Anggota lain beranjak satu-persatu, mereka pergi dari basecamp.

Saat aku akan beranjak, suara Akkarin membuatku terhenti.

"Hey anak baru, kemarilah." Aku menengok, Akkarin melepaskan masker ber-resleting dan membuka tudung jaketnya. Seperti Akkarin, tiga yang lain ikut memperlihatkan wajah asli mereka. Aku yakin mereka bukan anak jalanan, sangat terlihat dari wajah mereka yang bersih.

Aku mengedikkan kepala saat Akkarin tersenyum padaku. "Ikutlah dengan kami."

Kutunjuk dadaku sendiri, aku memang tidak mau bertanya hingga bertanya dengan isyarat. Akkarin mengangguk, dia cukup pengertian dengan tidak memintaku menjawab secara lisan. Lio, cewek yang awalnya kukira cowok tiba-tiba bicara.

"Kudengar dari Dark, kau melakukan lompatan ekstrim di gedung distrik C?"

"Eh," aku keceplosan, aku tidak menyangka jika gerakan melompatku tadi diperhatikan oleh Akkarin. Dan aku punya keterkejutan kedua, yaitu tentang panggilan Lio pada Akkarin.

Pantas saja Akkarin selalu tidak nyaman jika dipanggil Dark ketika di sekolah oleh Evan. Tapi kenapa sepertinya Akkarin tidak tahu jika Evan sudah mengetahuinya menjadi anggota Läufer? Apa Akkarin tidak berpikir jika sebenarnya Evan sudah tahu? Atau... sebenarnya mereka sama-sama tahu? Ah sudahlah, itu bukan urusanku.

Tanpa ragu kulepaskan masker gas dan tudung jaketku. Kurasa tidak ada gunanya bersembunyi, meski setidaknya aku bisa berperan sebagai 'orang yang tidak mengenal Akkarin'. Seperti yang kuduga, Akkarin terkejut meski tetap berusaha tenang.

"Kau cukup pengertian," Durendal menyindirku yang baru melepas masker sekarang.

"Sudah kutebak kalau kau bukan anak jalanan. Tidak ada anak jalanan yang memiliki masker gas sepertimu," Johann menyilangkan tangan di depan dada. Sikapnya tidak mengancam, dia lebih seperti orang yang gembira karena tebakannya tepat.

"Panggil saja aku El, hehe," aku berusaha santai. Sepertinya Akkarin menangkap maksudku karena dia berlagak menyodorkan tangan untuk berkenalan.

"Kalau begitu, panggil aku Dark," tangan Akkarin yang bertautan dengan tanganku sedikit menegang, tatapannya padaku benar-benar aneh. Tatapannya seakan menunjukkan amarah dan rasa terima kasih secara bersamaan.

<a/n>

kisah pertama kisahnya Akkarin x Evan dulu yak :v
buat penggemar Gekko dan Zoey sabar dulu xD

25 10 15


TriGalzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang