Penjelasan (2).

978 101 4
                                    


"Jadi... Kita balik ke Ovi dan Siti... Kenapa mereka bisa mati? Kita bercerita dulu tentang semuanya." Ucap Ariska.

Kita sama-sama mulai mendengarkan Cerita yang Ariska ucapkan.

Flashback On~

OVI~

"Gue kan cuma ngusulin Vi, bukannya kalau orang usul kita harus dengerin? Iya kan?" Tanya Ariska.

"Iya sih. Tapi usul lo nggak jelas Ka!" Ucap Ovi.

"Udah Ovi, Ariska kan cuma ngasih usulan doang. Kita harus dengerin." Hafifah merangkul pundak Ariska.

"Tau amat." Ovi meninggalkan rapat OSIS.

"Sekarang? Pergi kan? Dia orangnya ngambekan. Lo sih Ka..."

"Udahlah. Kok semuanya jadi mojokin Ariska sih? Bukan salahnya Ariska juga. Setiap orang boleh berpendapat kan? Iya kan?" Ucap Hafifah.

"Udah pada keluar aja. Besok rapat ulang."

***

Ovi mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Motornya meliuk-liuk membelah jalanan sore itu. Ia tak bisa memberhentikan kendaraannya. Remnya blong.  Dan tepat saat perempatan jalan. Truk berhasil menabraknya dengan keadaan utuh. Motornya terseret 8 meter dari titik kejadian semula. Tubuh Ovi terpental, lalu terseret setelah itu terjatuh kedalam sungai (kali). Kepalanya tertusuk bambu-bambu yang tumbuh disekitar sungai.

Keesokan harinya Kabar Berita Duka Cita terdengar disekolah. Beberapa isu penyebab kematian Ovi beragam, mulai dari bunuh diri, hingga kecelakaan tunggal.

"Berarti yang gue gunting dimotor Ovi kemarin tepat." Ucap Ariska.

____________________________________

SITI~

Saat berwudhu pada shalat Ashar, Ariska dan Siti yang paling terakhir. Sebelum wudhu, Siti bertanya pada Ariska tentang kematian Ovi.

"Ka... maaf sebelumnya."

"Iya? Kenapa Siti?"

"Kemarin, gue ngeliat lo gunting sesuatu di motornya Ovi. Hm... Lo?"

"Siti? Lo ngeliat?"

"Iya. Gue ngeliat."

Ariska terdiam.

"Gue janji nggak bakalan bilang kesiapa-siapa. Janji." Siti meyakinkan Ariska.

"Oke. Gue boleh ngga, nginep dirumah lo? Boleh nggak Sit?"

"Boleh kok. Nanti malem dateng aja."

"Oke."

***

Malam harinya. Ariska datang kerumah Siti.

"Hallo Siti!"

"Hai!"

"Ayo kekamar aja Ka." Siti menggandeng Ariska menuju kamarnya.

"Udah malem Ka. Mau tidurnya sekarang apa ntar aja?"

"Sekarang aja."

Siti dan Ariska sama-sama berjalan menuju ranjang Siti. Tangan Ariska menggengam tangan Siti.

Siti mulai memejamkan matanya.

Tangan Ariska terus memegangi tangan kiri Siti. Sementara tangan sebelah kiri Ariska memegang sebuah benda kecil. Silet.

What's A Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang