Permainan Bodoh.

1.3K 109 8
                                    

Hafifah menyadari suatu hal. Ada yang aneh pada Ariska hari ini...

Brak! Brak! Brak! suara orang mengetuk pintu bus terdengar dengar keras dan mengagetkan. Semua anggota OSIS yang tadinya diam, mendadak menoleh ke sumber suara. Diperhatikannya pintu itu.

"Woy! Bukain pintunya kamvret!" Samar-samar terdengar suara dari luar.

"Suara siapa ya? Kok kayak kenal." Rio menimbang-nimbang. Lalu ia berjalan mendekati pintu.

Clel! Rio membuka pintu. Timbulah sosok manusia dari luar. Ditangannya menenteng dua buah tas kecil, sementara dipundaknya terpanggul sebuah tas besar ala perkemahan.

"Vhiant!" Pekik semuanya.

"Deh... pada kenapa?" Vhiant mengernyitkan alisnya.

"Lo ngapain kesini?" Fajar Rizky bertanya.

Terlihat Pandu tengah cekikikan. Tangannya menutup mulutnya, sehingga terdengar jelas bahwa ia sedang menyembunyikan tawanya.

"Katanya Pandu, pada mau kemping." Jawab Vhiant polos.

"Hahahhhhahaaa!" Tawa Pandu meledak. "Dasar bego!"

"Woy Kampret ya lo." Vhiant menghampiri cowok berkulit hitam itu-pandu-.

"Ehhhh... Canda Yan. Canda!" Pandu menaruh telapak tangannya diatas kepala, saat tas yang digenggam Vhiant menghujam kepalanya beberapa kali.

"Yah, terus gue gimana?" Vhiant memberhentikan aksinya.

"Yaudah udah terlanjur datang. Mendingan ikut aja Yan." Ucap Avisena.

"Ah! Yaudah!" Vhiant kembali kebelakang, lalu duduk disamping Rio yang masih sendiri.

Tak lama setelahnya, Pak Joel masuk.

"Mari kita berdoa demi keselamatan kita masing-masing. Berdoa dimulai." Pak Joel menundukan kepalanya. "Berdoa selesai."

"Jadinya udah bisa jalan nih pak?"

Pak Joel mengangguk. Dan dengan gerakan pelan, mobil bus ini berjalan membelah jalan yang sudah mulai ramai.

***

"HAI EVERYBODY! HELLO WORLD! I KNOW YOU MISS ME HELLO WORLD!" Aldy merentangkan tangannya kuat-kuat.

Udara puncak pada pagi itu terasa sangat sejuk. Villa untuk ditempati mereka juga lumayan besar, terdapat tiga lantai digedung itu.

"Yeay! Seru!" Ucap Hilda.

"Yeay!" Sahut Fitri.

"Yeay! Yeay!" Sahut Sitha lagi.

"Udah! Yay yey yay yey aja." Ucap Nissa.

"Ayo tuh udah pada disuruh ngumpul." Ucap Arfan.

Semuanya berjalan menuju Pak Joel. Guru yang menjabat menjadi kepala sekolah itu memberikan beberapa kunci kepada kelompok yang sudah dibagikan. Ia menyuruh semuanya untuk memasuki kamar masing-masing untuk beristirahat. Karena kegiatan hari ini begitu padat.

Saat pintu Villa terbuka, bau-bau aneh mulai terasa. Tak semua merasakan. Hanya 'orang' tertentu yang bisa merasakan.

"Bau ya." Ucap Hafifah kepada Endang.

"Enggak. Bau apaan?"

"Bau tau..."

"Enggak," Finna menambahkan.

"Udahlah... cuma perkiraan gue aja kali." Hafifah mulai mengabaikan bau bau itu.

Kamar nomor 135. Kamar kumpulan Cowok OSIS. Mereka semua meletakan tas masing-masing, beberapa dari mereka ada yang langsung merebahkan diri diatas kasur.

What's A Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang